Kenalan dong, Pak!

2.8K 75 1
                                    

Suasana kelas masih ribut saat ini. Bahkan sebagian murid cewek malah asyik bersolek ria. Entah apa gerangan yang terjadi. Padahal hari ini adalah jadwalnya Pak Edo, guru kimia yang terkenal super seram itu.

"Lis, ada apaan sih? Kok anak-anak pada ribut?" tanyaku pada Lisa, teman sebangku sejak kelas XI itu.

"Lo belum tahu?" Lisa menatapku tak percaya.

"Makanya gue nanya, bangke!" jawabku sambil masih anteng bikin sketsa gambar di belakang buku tulis. Lumayanlah, daripada gak ada kerjaan. Bikin gambar untuk mengusir bosan.

"Pak Edo resign," jawab Lisa cuek. Tangannya memegang cermin kecil dan kembali menambahkan pelembab bibir.

"Oh."

"Gitu doang?"

"Ya terus gue mesti jungkir balik, gitu?"

"Secara ini tuh anugerah tahu gak sih? Bertahun-tahun kita menderita tekanan batin saat mendapat wejangan rumus yang bikin kepala pecah, eh sekarang dia go out!"

"Tapi tetep aja kan, sekolah pasti nyari gantinya. Ya kan?"

"Itu dia, Put! Ini jackpotnya yang bikin anak-anak gaduh kayak gini."

"Lho? Kok bisa?"

"Katanya, pengganti Pak Edo tuh cowok yang gantengnya auzubileh!"

"Ck, berlebihan lo!"

"Lo bakal nyesel udah bilang gitu, Put!"

"Kita lihat aja nanti! Apa gue bisa terpesona sama guru baru itu?"

"Halah, gaya lo! Lihat Si Bima aja yang ketua OSIS, lo kagum. Apalagi yang ini! Kelas kakap, men!"

"Itu kan beda, Lis! Gue kagum sama Bima, dia tuh keren banget tahu gak? Masih seumuran kita, tapi dewasa banget!"

"Selamat siang!"

Sebuah suara menginterupsi dan dalam sekejap membuat keributan ini selesai. Hening dan tak ada yang bersuara.

Pak Edo masuk dan diikuti oleh seseorang yang... wow! Sumpah! Gila! Cakep bener! Ampun, demi apa, seumur-umur baru kali ini lihat orang secakep itu!

"Selamat siang, mohon maaf sebelumnya atas keterlambatan saya. Mungkin sebagian dari kalian ada yang sudah mendengar kabar burung tentang saya."

"Gak ada, Pak. Yang ada kabar ayam aja kok," celetuk Indra, siswa dengan nominasi pria terbawel di kelas.

Pak Edo tersenyum. Memamerkan gigi emasnya di sebelah kanan. Oalah, pantesan jarang senyum, punya gigi emas toh?

"Sst, Pak Edo senyum, 'njir!" bisik Lisa menyenggol sikutku.

"Gue gak merem, bodoh!"

"Kali aja lo mohes! Kerjaan lo kan gitu?"

"Gaklah, yang di sebelahnya bikin mata gue melek."

"Hei! Lisa! Putri! Jangan bikin obrolan dalam obrolan! Kayak ikan mujair saja!"

Glek.

Kami ketahuan! Lenyap sudah senyum gigi emasnya tadi. Welcome wajah sangar mengerikan dari Pak Edo.

"Ke depan kalian berdua!"

Lisa menyenggolku berkali-kali.

"Apaan sih lo?"

"Disuruh ke depan, dodol!" Bisik Lisa.

"Tahu kok gue."

Aku berdiri, sedikit merapikan baju dan melenggang dengan percaya diri ke depan kelas. Lah, Si Lisa kok gak ngikut?

Teacher's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang