HALOOOOO.... PARA BUCINKUH
AKU HADIR LAGI DENGAN EPISODE TERBARU DARI STORY AUTHOR.
JANGAN TANYA AKU, KARENA MEMANG MALES DITANYA.
OKEH SEKIAN.
SELAMAT MEMBACA.
**
Katanya cinta terpendam, tapi aku sendiri pun tak tahu. Atau mungkin aku yang tidak terlalu peka dengan keadaan sekitar sehingga orang yang diam-diam memperhatikan saja aku tak tahu. Sekedar sapa pun tak pernah kecuali hanya saling tahu. Bertukar nomer juga awalnya entah bagaimana. Yang kutahu saat ini dia ada besamaku. Mendengar setiap keluh kesahku. Menemaniku saat kedua mata tak bisa terpejam.
Kita munngkin jarang ketemu. Hanya saling sapa melalui via telepon. Kalau kangen beralih vid call-an. Namun, jika ditanya sayangkah? aku menyayangimu. Rasa sayang yang awalnya aku tak mempercayai ada untukmu. Perlahan hadir dengan sendirinya. Kesal saat kamu tak memberi kabar. Itulah aku, dengan egoku. Karena perlu kamu tahu, semakin kamu mengabaikan maka aku semakin jauh.
**
Kita tak pernah tahu rencana Tuhan buat kita berdua. Apakah Tuhan menyatukan atau justru memisahkan. Kita hanyalah dua insan yang mengikuti alur. Kamu ... adalah laki-laki yang cukup bertanggung jawab, mempunyai iman yang kuat dan kamu punya pinsip. Dari semua ceritamu aku tahu kamu orang baik. Aku tahu kamu orang yang setia. Dan yang paling penting aku tahu kamu sangat menyayangi kedua orang tuamu.
"Aku memilihmu bukan karena rupa melainkan karena apa yang kamu miliki saat ini. Bahwa semua yang ada didirimu, aku menyukainya."
Aku bukanlah gadis yang cantik seperti kebanyakan perempuan yang pernah singgah dihatimu. Aku juga bukanlah perempuan yang berhati malaikat yang tidak mungkin menyakitimu suatu hari nanti. Dan aku sadar, aku tak bisa mengikatmu. Aku takut. Sesuatu yang kupertahankan akan pergi karena keegoisan.
Aku pernah gagal, kamu pun pernah gagal. Mungkin kamu tidak setuju dengan keputusan yang kubuat. "Menjalin hubungan tanpa adanya ikatan." Aku hanya berpikir jika saja kita mempunyai ikatan apakah sanggup aku mempertahankannya. Kamu mungkin iya dengan segala rasa yang kamu punya, tapi aku justru tidak. Aku terlalu sering mengecewakan orang lain dan lagi-lagi karena keegoisan. Itulah kenapa aku pun memilih jalan yang lain untuk bersamamu. Jika suatu hari Tuhan memberikan kebahagiaan itu untukku dan bersamamu aku bersyukur setidaknya aku tak lagi mengecewakan seseorang.
Kalaupun suatu hari dimana Tuhan mengirimkanmu sosok yang lain dari diriku, aku pun tak mengapa. Aku akan tersenyum. Setidaknya Tuhan lebih tahu yang terbaik untukmu.
Trima kasih sudah hadir. Terimakasih selalu ada. Aku tidak ingin berpikir ke masa itu. Aku hanya ingin yang terjadi saat ini. Aku ingin bermanja denganmu. Menjadi orang yang kamu cari bukan hanya saat bahagiamu tapi juga saat sedihmu. Jarak kita mungkin jauh, sangat jauh. Untuk sekedar bertemu pun rasanya sulit. Kita pun mempunyai kesibukan yang yang cukup menyita waktu. Untuk saling menyapa saja butuh waktu yang lumayan lama.
"Sudah lama rasanya tidak komunikasi, apa kabar?"
"Jangan lupa makan."
"Jangan lupa sholat."
Kamu tahu? Ada perasaan bersalah yang kurasakan. Seolah-olah aku benalumu. Padahal aku bukan siapa-siapa. Aku bukan orang yang pandai mengikat. Bahkan aku tidak sebaik yang kamu pikirkan. Kamu mungkin terlalu sering melupakan kesalahan-kesalahan kecil yang tanpa sengaja kubuat dan itu mengecewakanmu. Kamu acuh tak acuh tapi aku selalu memikirkannya.
"Kenapa?"
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja."
"I love you."
Kalimat yang seperti mantra itu selalu kau sebut diakhir percakapan. Aku tahu kamu lelah. Aku tahu kamu jenuh. Tapi kamu selalu berusaha ada untukku. Tersenyum dengan beban yang kamu pikul di punggungmu. Lantas aku semakin bersalah. Kenapa Tuhan tidak menghadirkan rasa yang lebih besar dariku untukmu. Apakah Tuhan takut kita saling menyakiti. Ataukah Tuhan sedang menyiapkan sesuatu untuk kita berdua? Entahlah.
Aku tahu ada keraguan dalam dirimu. Tapi aku bahagia, setidaknya egomu tidak setinggi egoku. Kau berikan yang terbaik untukku dan aku berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Tuhan pun tahu bagaimana alur kita nanti. Bagimana ending dari apa yang kutulis ini. Apakah tentangmu ataukah tentangku?
*D-N*
(END)
SAMPAI BERTEMU DI KISAH BERIKUTNYA.
JAGA KESEHATAN DAN JANGAN LUPA MAKAN.