Sicheng

353 31 21
                                    

.
.
.
.
sicheng terbangun karena sakit kepala hebat hingga dia menolak untuk bahkan membuka matanya. dia bisa merasakan cahaya menyilaukan dan seluruh tubuhnya rasanya lemas.

akhirnya setelah apa yang terasa seperti 10 menit, dia perlahan membuka matanya dan mengerjap. sicheng memaksa tubuhnya untuk bangun dan melihat sekeliling. ini bukan kamarnya. dia langsung mengerang dan jatuh kembali ke tempat tidur. sepertinya dia baru  melakukan one night stand.

"hei," sebuah suara terdengar dari ambang pintu. dia menoleh dan melihat jaehyun berdiri di sana, terlihat sempurna karena dia tidak mengenakan setelan jas nya seperti biasa tetapi masih pakaian bisnis kasual dan rambutnya terlihat segar mungkin karena masih pagi. sebuah pemandangan yang sangat memanjakan mata.

namun sedetik kemudian ia tersadar dan mulai panik mengapa jaehyun ada di sini. apa yang telah terjadi. apa yang sudah mereka lakukan. sepertinya ekspresi wajahnya memancarkan apa yang ia pikirkan sehingga jaehyun cepat-cepat mengangkat tangan membela diri. "kita tidak melakukan apa pun sumpah. aku tidak akan melakukan apapun apalagi jika kau semabuk itu.”

"seburuk apa aku," sicheng bertanya sambil mengerang, mengangkat jari-jarinya ke atas kepalanya.

"well, kau menggangguku, lalu membuat pengakuan padaku, lalu muntah padaku, jadi kau bisa menyimpulkan sendiri."

"jangan tersenyum." jawabnya ketika dia melihat senyum muncul di bibir pangeran. ia melemparkan salah satu bantal yang jaehyun hindari dengan mudah, "itu ide anda, seharusnya anda yang seperti itu."

“well, aku tidak mudah mabuk.”

“yeah yeah terserahlah. lagi pula jam berapa ini?”

"10 pagi.”

"10 pagi?!?" sicheng dengan segera melompat keluar dari tempat tidur, "aku sangat terlambat kali ini.”

"tidak apa-apa aku sudah mengurusnya." pangeran berkata sambil memperbaiki beberapa pakaian yang ada di lemari.

"mengurusnya?”

"aku menelpon bosmu. dia memberimu hari libur.”

hari libur? sicheng tidak benar-benar tahu bagaimana harus bereaksi terhadap itu. rasanya aneh saat ada orang yang peduli padanya saat ia bangun dipagi hari setelah semalam mabuk. ada orang yang mengurusnya. ia merasa dipedulikan, didahulukan.

jadi dia berbalik ketempat tidur untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya. dia bisa mendengar jaehyun tertawa lalu berjalan keluar kamar. sicheng menghela nafas ke bantal dan perlahan mulai menutup matanya lagi.
.
.
.
.

sekarang setelah merasa lebih baik, sicheng duduk di tempat tidur sambil meregangkan lengan dan bangkit. dia sekarang memperhatikan baik-baik ruangan itu, bagaimana semuanya diatur dengan rapi, terlalu rapi. dia melanjutkan, berjalan keluar ruangan dan menangkap siluet jaehyun, pangeran tampan itu sedang berada di sebuah meja meninjau beberapa catatan.

"hei," jaehyun menyapa, menatapnya melalui celah beberapa kertas yang tengah ia baca. dia memberi isyarat sicheng untuk mendekat. sicheng menurut dan duduk di seberangnya. ia menarik beberapa kertas ke arahnya.

"hanya meninjau beberapa catatan dari kasus ini," dia membenarkan kerah kemejanya. si pengacara berdeham.

"baik. mari kita kerjakan itu sekarang karena aku punya waktu luang.” jaehyun mengangguk dan tersenyum. dia memindahkan laptopnya ke arah sicheng sehingga sicheng bisa mengambil dokumen miliknya. "Jadi," katanya sebelum jaehyun memotongnya.

"aku suka saat kau melakukan itu."

"melakukan apa?"

"menggunakan suara seriusmu."

Trial by Fire [jaewin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang