Cinta dan Harapan

2 1 0
                                    

Pernikahan yang mewah berlangsung lebih cepat dari semestinya. Setelah melewati sepekan di Indonesia, aku pun membawa Nisa kembali ke Jepang. Tempat dimana selama ini aku hidup dan bekerja. Dengan bantuan relasi papa aku bisa menduduki posisi yang tinggi di salah satu perusahaan ternama di sana. Itulah mengapa papa memaksaku untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. 

“Ca, selama aku di Jepang, kamu terus menghantuiku,” sapaku memecahkan keheningan suasana pesawat. Nisa pun menyandarkan kepalanya di lengan dengan menggenggam erat jemariku. Kebahagiaan yang Nisa rasakan terpancar jelas di wajahnya. Hal itulah yang membuatnya tak mampu berkata-kata. Kukecup lembut keningnya dan membiarkan ia menikmati perjalanan menuju negeri impian.

Anganku jauh melayang. Sudah tidak sabar rasanya ingin membawanya berkeliling Jepang, mengunjungi setiap tempat dan nama yang dulu sering ia ceritakan di masa SMA. Gadis pendiam yang hobi membaca komik ini mempunyai angan-angan untuk menikmati setiap momen indah yang pernah ia baca. Menggunakan baju kimono, memandang langsung gunung Fuji dan merasakan aroma sakura yang berjatuhan di musim semi.

Membawanya menikmati kuliner sushi yang sangat ia idamkan. Menaiki kereta listrik Shinkansen yang sudah menjadi alat transportasi sehari-hariku, namun menjadi rasa penasaran yang besar baginya. Membawanya ke pusat perbelanjaan yang ada di Yokohama. Yaitu pasar yang indah dengan deretan hiasan lampu dan aneka ragam pernak pernik ala Jepang yang mungkin belum pernah ia ketahui. Membawanya ke daerah Osaka untuk menikmati pemandangan kuil Kyoto dan Nara yang menjadi salah satu situs warisan dunia. Menikmati keadaan laut melalui Osaka Aquarium seperti yang pernah ia baca dalam komik detektif cilik miliknya. Menikmati perjalanan kapal dan suasana laut menuju Nagasaki. Menyaksikan keindahan kota Kobe yang sempat dilanda bencana gempa besar Hashin-Awaji, yang turut membuatnya bersedih akan beritanya. Membawanya bermain ke Disneyland Jepang yang penuh dengan patung-patung icon kartun favoritnya.

Nisa gadis cerdas yang suka mengoleksi buku dan komik ini, memiliki banyak kelebihan. Hingga membuatnya banyak menghabiskan waktu di rumah. Tinggi angan-angannya disalurkan melalui banyak karya tulis. Ia tidak begitu terkenal, hanya menjadi inspirasi bagi banyak pembaca onlinenya. 

Keterbatasan dan tekanan hidup yang ia alami menjadi alasan awal kedekatan kami. Saling curhat melalui seutas kertas yang diselipkan melalui loker menjadi cara unik kami untuk saling berkomunikasi. Menyempatkan bertemu dikala jam istirahat menjadi momen penyemangat bagiku untuk berangkat ke sekolah. Semenjak kepergian ayah, suami baru ibu yang menjadi penentu kehidupanku. Tak mampu menolak, karena wajah ibu yang begitu memelas memintaku sebagai harapan hidupnya. Menjadi anak tunggal bagiku menjadi kekuatan untuk membangkitkan semangatku agar bisa sukses demi kebahagiaan ibu. Hingga aku harus mengorbankan cinta dan perasaan. Tapi semua itu kini menjadi lembaran cerita panjang yang berujung bahagia. Karena kini tak hanya karir hebat yang aku terima. Namun bisa hidup bersama dengan dia yang begitu aku cintai, pun turut terkabul. Kesabaran kami dalam menjaga hati membuat kami kembali dipertemukan. Besarnya harapanku dulu ingin membawanya ke Jepang kini menjadi kenyataan. Semua harapan-harapan yang sempat aku tulis dalam buku kecil pemberian Nisa kini terwujud.

Kali ini aku siap menulis harapan baru. Menghabiskan banyak momen indah bersama hingga menyiapkan list panjang akan harapan Nisa selanjutnya. Dan aku harap lanjutan impian ini akan terus bisa terwujud. Menikmati setiap hari dengan penuh bahagia dan rasa cinta. Karena cinta bukan sekedar bisa bersama. Tapi cinta butuh keyakinan dan harapan.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang