2 (Rika)

43 10 4
                                    

Kelompok yang berbeda dengan Risa membuatku sedikit nyaman.

Tapi aku khawatir dia akan digarain lagi sama kakak osis yang negur kami tadi, karena tatapan dia sangat aneh menurutku.

Namun berpisah dari Risa membuatku tidak memiliki teman.

Tapi ketika aku masuk kebarisan kelompokku, aku terkejut karena yang mebinaku adalah kakak osis yang menegur kami tadi.

"Perkenalkan nama saya Agam Ferdiand, saya sebagai wakil ketua osis, dari kelas XI MIPA 1, hari ini saya yang akan memimpin kalian untuk lebih mengenal bagian-bagian dari sekolah ini dan juga kegiatan-kegiatan yang akan kalain lakukan tiap harinya di sekolah ini, mohon dijaga hati,perkataan ,serta tindakannya dalam sesi kali ini, Apa kalian semua mengerti?" pembukaan yang diucapkan oleh kak Agam yang ternyata wakil ketua osis.

Tapi jabatannya tidak akan mengubah pendapatku tentang dia.

Kami pun memulainya dengan perkenal diri. Selesai perkenalan diri kamipun mulai berkeliling.

Namun ,setiap dia menerangkan bagian-bagian dari sekolah itu banyak sekali sosok yang mungkin orang di sekitarku tidak melihatnya begitu juga dengan Risa.

Ketika di depan labor IPA , sosok yang menurutku paling menyeramkan yang ada di SMA ini membuatku terkejut.

Ketika aku fokus pada sosok-sosok yang berkeliaran dimana-mana "heyy.. kamu, dari tadi mendengarkan saya atau tidak?" tegur kak Agam pelan sambil menunjuk kearahku.

"iya maaf kak, saya akan mendengarkan penjelasan kakak,".

Jam menunjukkan pukul 11:45, tapi belum siap juga penjelasannya. Kelompok lain sudah bubar dari barisannya.

5 menit kemudian kak Agam membubarkan kami.

"ehh.. kamu tunggu dulu," kata kak Agam kepadaku, aku ingin kabur tapi tidak ada jalan.

"iya kak ada apa?, apa saya ada salah lagi?" ucapku terpaksa,

"tidak ada, kakak hanya ingin kenalan, kakak bisa tau pasti kamu punya indra keenamkan?" tebakan kak Agam yang membuatku kaget.

Aku hanya menunduk dan pergi maninggalkan kak Agam yang berusaha berkenalan denganku.

Walaupun percakapan kami sangat singkat tapi itu membuatku berubah pikiran tentang kak Agam yang malah mendekatiku.

"Rika..... where are you my twins?" teriakan itu memecahkan lamunanku.

"Ika, kamu tau nggak yang mimpin kelompok aku tadi?"kata Risa dengan semangat dan aku hanya mengelengkan kepalaku yang berarti aku tidak tau

"yang mimpin aku tadi itu ketos, ganteng banget mirip OPPA KOREA...., aku terpesona" Risa mengoceh walaupun dia tau aku tidak mendengarkannya.

Kami kembali diperintahkan untuk berbaris setelah istirahat. Kemudian para anggota osis memberikan tugas, agar masing-masing dari kami membawa coklat untuk dibawa besok.

Lalu kami pun pulang menaiki mobil yang telah menunggu kami di depan gerbang sekolah.

The Twins (Rika&Risa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang