Part 1 - Flashback

568 9 1
                                    

Roxanne Sydouf Baker. adalah anak tunggal dari pasangan keluarga Baker. Anak perempuan paling beruntung dan keluarga yang sempurna, kata orang-orang. Padahal dibalik semua itu..

                                                                                ***

Sewaktu kecil, Ann di didik untuk menjadi gadis yang mandiri dan tegas. Walau dia anak perempuan, tetap saja orang tuanya (terutama Ayahnya) sangat mendidiknya agar kelak Ann bisa menjadi gadis yang diinginkan Ayahnya.

Walau Ann kecil sempat menangis dan takut akan perlakuan Ayahnya, akhirnya Ann mengalah dan mematuhi semua perintah Ayahnya. Walau kadang, ah tidak. Walau hampir setiap malam Ibunya memarahi sikap suaminya yang terlalu keras, pada akhirnya Ibunya mengalah.

Tetapi walau Ayah Ann sangat keras, terkadang Ayahnya sangat lembut padanya. Ayahnya sadar, kalau dia terlalu keras, Ann akan merasa takut dan membencinya.

Saat umur Ann lima tahun, pada sore hari, ketika Julian sedang main (atau menjaga) Ann kecil, dia menyempatkan berkeluh-kesah atas perlakuan Ayahnya. Dia sering bercerita semua masalahnya pada Julian, tetangganya. Walau usia Julian dan Ann berjarak tiga tahun, itu tak menghalangi mereka untuk berteman.

"Hufft, Jule," Ann kecil meringis. Kini, mereka sedang di halaman belakang rumah Ann. Ayah Ann menyuruh Julian untuk menemaninya sampai beliau pulang dari kantor. Ayah Ann sedang ada rapat dikantor, sedangkan Ibunya sedang keluar kota bersama Neneknya untuk berobat.

"Ya? Kenapa Ann?" tanya Julian lembut. Julian sudah menganggap Ann adiknya sendiri. Sama halnya dengan Roxanne, Roxanne sudah menganggap Julian kakaknya.

Julian adalah anak tunggal dikeluarganya. Keluarga Julian sangat berbanding terbalik dengan keluarga Roxanne. Keluarga Draxler sangat ramah kepada siapapun. Orang tua Julian selalu mengajarkan bahwa setiap manusia itu harus saling tolong menolong. Walaupun demikian, ada satu sifat yang paling dibenci Ann.

Julian kecil sudah mempunyai sifat 'overprotektif'. Menurut Ibunya, sifatnya itu keturunan Ayahnya. Dan Ann sangat sebal, kalau sifatnya overprotektif Julian kambuh.

"Ann capek Juls, Ayah kenapa sih selalu keras sama aku? Apa aku bukan anaknya ya?," tanya Ann kecil berkaca-kaca. Julian kaget. Sesegera mungkin Julian menjawabnya, "Kamu itu anak Ayahmu, Ann," Ann pun menganggukan kepalanya, "dan semua perlakuan Ayahmu itu akan terjawab kalau kamu uda besar Ann." jawab Julian lembut.

"Jadi, kalau Ann sudah besar, nanti aku bakal tau jawabannya apa? Wahh terimakasih kak Juls! Kamu memang kakak aku yang paling baiiik deh!" Kini Ann mulai ceria kembali. Dan Julian memeluk Ann erat, dan Ann pun membalasnya.

Saat malam tiba, Ayah Ann datang membawa sebuah boneka Teddy Bear berukuran sedang, berwarna coklat. Ada pita berwarna biru di lehernya. Boneka itu terlihat sangat lucu. 

"AYAHH, TERIMA KASIH!!!" Seru Ann kecil. Dia sangat senang dengan sifat Ayahnya yang penuh kejutan, "Iya sama-sama Ann, anak Ayah yang paling manis. Disimpan yah, jangan sampai hilang ataupun rusak."

"Iya Ayah, siap!" Ann kecil sedang memeluk boneka barunya tersebut. Dielusnya rambut Ann sayang, "Maafkan Ayah yang sering keras kepadamu ya Ann." kata Ayahnya jujur.

"Iya Ayah, Ann maafkan kok. Maafkan Ann juga, kalau Ann masih membuat Ayah marah," Johannes Baker, terharu oleh tutur kata anaknya itu. Johan menangis sambil memeluk Ann erat.

"Ayah? Ayah mengapa menangis?" tanya Ann bingung.

"Ayah hanya... ah sudahlah Ann. Lebih baik kamu tidur sana, sudah malam." jawab Johan lembut. Sesekali ia menghapus air matanya.

I Love My Stepbrother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang