==¦Satu¦==

13K 946 108
                                    

Hari sudah memasuki waktu siang, bahkan waktu istirahat makan siang sudah terlewat tiga puluh menit yang lalu. Namun pria dewasa yang diketahui sebagai penerus tunggal e'L Company itu masih disibukkan dengan bermacam-macam dokumen yang ada di atas meja kerjanya. Lee Jeno, kita bisa menyebutnya seperti itu.

/tok tok tok/

"Permisi tu--"

Pelaku pengetukan pintu yang mana adalah salah satu karyawan Jeno, segera menghentikan ucapannya setelah mendapat isyarat sebuah perintah yang Jeno berikan. Ia mengerti dan menghampiri Jeno dalam diam. Tanpa bicara ia langsung menyerahkan map berisi dokumen kepada Jeno dengan sopan. Jeno mengerti dan langsung melakukan apa yang biasa tiap hari ia lakukan.

Selesai, ia menyerahkan kembali dokumen yang sudah ia tanda tangani ke karyawannya itu. Karyawannya menunduk tanda terimakasih. Setelahnya ia kembali membawa dokumennya pergi dari ruangan Jeno tanpa menimbulkan suara berisik, tidak ingin menganggu waktu tidur seseorang.

Jeno menghentikan pekerjaannya sebentar.  Ia melihat jam di arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Telat makan siang lagi, batinnya tanpa raut kecewa ataupun sedih yang tergambar pada wajahnya. Terhitung sudah lima bulan lamanya ia seperti ini, sejak kepergian mendiang istri yang sangat ia sayangi.

Lee Xiyeon,

Setiap hari Xiyeon, istri Jeno selalu mengunjunginya pada waktu makan siang. Membawa bekal makanan kesukaan Jeno, sesekali wanaita cantik itu harus menyuapinya karena ia yang terlalu sibuk untuk meluangkan waktu makan siangnya. Tapi sayang, itu semua hanya kenangan, kenangan yang hanya bisa Jeno ingat dikala rindu melanda hatinya.

Salah satu tangan besarnya, Jeno gunakan untuk mengusap lembut surai hitam seseorang yang tertidur pulas di pangkuannya. Seorang anak perempuan berumur empat tahun, satu-satunya harta paling berharga yang pernah Xiyeon berikan untuknya. Namanya Jaella, wajahnya mirip dengan mendiang istrinya, cantik.

Jaella selalu ikut dengan ayahnya sejak lima bulan terakhir ini. Jika ibunya masih ada, ia akan di rumah bersama ibunya dan siangnya ia akan pergi bersama ibunya untuk mengunjungi papanya. Situasi sudah berbeda sekarang, ia harus ikut papanya. Karena ia akan sendirian jika berada di rumah, tidak ada maid atau siapapun.

Jeno memang kaya, tapi ia tidak mempekerjakan maid untuk mengurus apartemen mewahnya karena Xiyeon lah yang melarangnya. Xiyeon yang mengerjakan semuanya, Jeno sudah melarang untuk itu, takut istrinya kelelahan tapi Xiyeon tetap menolak,"Inilah tugas seorang istri Jeno, aku tidak mau hanya duduk malas-malasan seperti istri seorang bos."  kata Xiyeon waktu itu, tapi fakta mengatakan ia adalah istri seorang bos. Jeno hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan Xiyeon.

Tuan dan nyonya Lee sebenarnya sudah menawarkan diri untuk mengurus Jaella, saat Jeno bekerja dan bisa mengambilnya saat Jeno selesai bekerja. Tapi Jeno menolak, takut jika Jaella nantinya lebih dekat dengan kakek dan neneknya dibanding ayahnya sendiri. Membawa Jaella ke kantor juga tidak menganggu pekerjaannya, yah walau kadang Jaella sangat menganggu.

Jeno mengenhentikan usapannya, dikala ia merasakan sebuah pergerakan kecil. Taklama, mata yang menyembunyikan manik coklat itu terbuka secara perlahan. Tangan kecil Jaella, Jaella gunakan untuk mengucek kedua matanya. Sangat lucu, Jeno bahkan tidak bisa menolak kelucuan makhluk yang ada di pangkuannya. Sebuah senyum yang menampilkan bulan sabit pun hadir dimatanya.

"Nyenyak tidurnya baby?" ucap Jeno lembut dengan senyum yang masih ada. Jaella mengangguk pelan kesadarannya belum kembali sempurna. Suara serak bangun tidur khas anak kecil pun terdengar, "Pahh...  Ella haus, mau susu."

**pahhh . . . **

Pemuda bersurai perak yang sudah sedikit memudar itu melangkahkan cepat kedua kakinya disaat gedoran pintu disertai teriakan memanggil namanya kian terdengar di indera pendengarannya.

p a h h h . . .   [[NOREN]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang