==¦Lima¦==

8.6K 927 350
                                    

"Apa gua keterlaluan? Nggak, dia yang keterlaluan."
.
.
.
.
.

Ini yang Renjun takutkan, sejak ia mendapat kartu alamat dengan nama Lee Jeno tertera di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini yang Renjun takutkan, sejak ia mendapat kartu alamat dengan nama Lee Jeno tertera di dalamnya.

Tak keberatan sebenarnya jika ia harus bekerja lagi dengan orang yang sama ada di masalalunya, mungkin rejeki Renjun memang ada di Jeno. Tapi yang menjadi berat adalah jika Jeno kembali mengungkit masa lalunya. Itu, padahal ia sudah berakting menjadi orang yang baru di depan Jeno. Tanpa adanya angin ataupun hujan tiba-tiba Jeno malah mengungkit salah satu masalalu yang sudah ia buang jauh-jauh yang mana otaknya kembali lagi memutar kejadian itu.

Kejadian yang sangat hina kan ... Ia diludahi, sekali dalam seumur hidupnya. Apa jika ia jujur lagi sekarang ia akan diludahi lagi? Menjadi dua kali dalam seumur hidup nya ... tidak sepertinya lebih karena ia baru dua hari bekerja dengan Jeno
.
.
.
.
.
"Walaupun orientasi seksual saya masih sama, saya tidak akan mengulang kejadian itu dua kali Jeno ssi jadi anda tidak perlu merasa takut" jujur seperti ini lebih baik bukan? Dari pada ia berkata tidak dan kembali terbebani oleh pikiran-pikiran aneh lain.

"Tak masalah, lagian sekarang jaman sudah banyak berubah, banyak juga yang sepertimu. Semoga kau bisa dapat laki-laki baik di luar sana."

Benar, jujur itu lebih baik. Renjun bahkan tak menyagka jika Jeno malah mendoakannya. "Terimakasih Jeno ssi" ucap Renjun tulus.

"Selesai!"

Renjun menatap Ella yang sudah menyelesaikan susunan leggo nya. Ella membangun sebuah gedung yang tingginya mencapai dadi Ella jika Ella duduk disamping susunan leggo itu.

"Wah tingginya ...."

"Ini gedung kantol papah, papahhh lihatlah." Jeno melihat hasil karya anaknya dengan berkata, "Anak pintar" setelah itu Ella tepuk tangan untuk mengapresiasi hasil karyanya sendiri.

"Lenjun ... Ella mau ayam yang Lenjun buat kemalin sole ...."

"Iya nanti ya, menunggu Jeno ssi selesai bekerja dulu."

"Kita bisa pulang lebih awal sekarang, tidak ada yang bisa kukerjakan lagi disini."Mendengar itu, Ella bersorak gembira.

**pahhh . . . **

Entah setan apa yang merasuki Ella karena anak itu baru mau memejamkan matanya pada pukul 22.30

Anak itu terus saja meminta Renjun untuk membacakan sebuah dongeng. Sampai-sampai Renjun sudah menghabiskan tiga judul dongeng, hampir empat malah, karena Ella sudah tertidur pada saat Renjun membacakan bagian 'para kurcaci membawa snow white ke gubuk mereka.'

"Kau selalu pulang jam segini ya?" suara itu berasal dari seorang berhoodie hitam yang tengah berjongkok di depan pintu apartemen Renjun. Dari jarak lima meter ia berdiri Renjun sudah bisa menebak jika orang itu adalah Jaemin, salah satu teman kerjanya dulu di sebuah kafe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

p a h h h . . .   [[NOREN]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang