Author pov
Flashback!!!
Plaak
Satu tamparan mengenai wajah Anggun,wajahnya yang anggun seperti namanya itu kini terlihat sembab, air matanya terus mengalir lantaran sang ayah murka.
"apa yang sudah kamu lakukan ini Anggun? Kamu tahu, perbuatnmu ini sangatlah memalukan. Apa kamu tidak memikirkan nama baik kami sebagai orang tua? Ayah tidak pernah mendidikmu menjadi anak murahan" Teriak Anderson didepan wajah Anggun yang berurai air mata. Kata-kata Anderson sungguh menyakiti hati Anggun. Anggun bukan wanita murahan, ia hanya mabuk lalu tidak tahu apa-apa. Saat dirinya sadar ia sudah berada dalam keadaan telanjang bulat di kamar hotel.
"Bunda tidak menyangka kamu akan melakukan ini di saat kami mulai menjadi orang terpandang di negara ini". Bukan itu yang ingin anggun dengar dari bundanya, ia ingin mendengar bundanya membelanya didepan ayahnya.
"Gugurkan kandungan itu Anggun jika kamu masih ingin berada di rumah ini!!!". Anggun tersentak dengan perintah bundanya, ia tidak menyangka jika bundanya akan memerintah hal yang menurut agama tidak diperbolehkan, padahal bundanya sudah lebih mengerti dan lebih tahu bagaimana menjadi seorang ibu.
Anggun yang sedari tadi sedang duduk seketika langsung berdiri lalu menggeleng "Tidak...! Sampai kapanpum Anggun tidak mau menggugurkan kandungan ini. Seharusnya bunda lebih mengerti tentang keadaan Anggun yang sedang hamil bukan menyuruh hal keji itu"
"itu jika kamu hamil tepat waktunya, bukan saat ini" jawab bundanya sambil melirik malas.
"Anggun, jika kamu terus mempertahankan kandungan itu reputasi kami akan hancur" ucap Ayahnya.
"Kenapa kalian hanya memikirkan reputasi kalian? Kenapa kalian tidak pernah memikirkan perasaan Anggun yang ingin diperhatikan? Jika sudah seperti ini kalian menyalahkan Anggun karena akan membuat kalian malu, lalu kemana kalian di saat Anggun butuh kalian?" tanya Anggun santai. Air matanya tak menetes lagi namun matanya memerah akibat menahan kekesalannya kepada mereka. Anggun masih menghormati mereka sebagai orang tua jadi dia tidak akan bertindak lebih.
Anderson mulai geram"kami bekerja hanya untuk kamu, tapi apa yang kamu lakukan ini telah membuat kami malu"
"Anggun tidak butuh semua itu Ayah. Anggun hanya butuh kalian,Luangkan sedikit waktu kalian untuk Anggun, apa tidak bisa... sesibuk apa sih yah? Atau mungkin aku bukan anak Ayah sama Bunda?"
"'Jaga ucapan kamu anggun!" ucap bundanya cepat
"jawab Anggun bunda, jika Anggun benar anak bunda apa bunda tahu apa makanan kesukaan Anggun? apa warna kesukaan Anggun dan berapa ukuran sepatu Anggun"
Mendengar pertanyaan itu bunda Dyan diam tak berkutik, pasalnya ia memang tidak tahu apa-apa tentang Anggun.Mendapati kebisuan bundanya, Anggun tersenyum miris dan kembali bertanya, "jika aku bukan anak ayah sama bunda lalu siapa orang tuaku?"
Anderson yang sedari tadi murka kini semakin murka mendengar pertanyaan anggun namun ia kembali menetralkan mimik wajahnya "kamu anak ayah sama bunda" ucapnya sesantai mungkin padahal jauh didalam lubuk hatinya terasa sakit
"dari tadi kamu menentang perintah kami, kami masih orang tuamu harusnya kamu mematuhi kami" lanjutnya lagi mengalihkan pembicaraan"aku akan menuruti kalian jika seandainya berada diposisi yang benar" ujarnya cepat.
"kami berada diposisi yang benar" sahut bundanya singkat cepat dan padat.
"lebih baik Anggun pergi dari rumah ini daripada Anggun harus menggugurkan kandungan ini. Anggun memang tidak tahu siapa ayahnya, tapi Anggun tidak sebodoh itu untuk menghilangkan nyawanya yang bahkan saat ini aku belum tahu persis bagaimana rupanya, sebab Aku tahu dia ada karena dia ingin di hadirkan bukan ditiadakan" Ucapnya mantap lalu berbalik pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conscience
RomanceLelah menjalani hidup bukan berarti dapat mengakhiri hidup.. semua tindakan mematikan itu bukanlah cara yang paling benar untuk menyelesaikan masalah.. Begitulah yang dirasakan anggun saat ini. Serasa ingin mati namun ada nyawa lain dalam dirinya d...