(Halo sodara-sodara. Kuperingatkan sekali lagi. Ff ini fantasy, nggak nyata. Ff ini sudah ku tag sebagai mature content, jadi tolong, kalau nggak nyaman plis stop membaca. Kalau nggak berkenan dengan hati stop disini. Keluar dari ff ini. Peringatanku jelas banget. Aku sudah berhati2 banget sampai kasih warning + membatasi pembaca).
WARNING : SEMI FULL SMUT
.
.-Nosung-
.
.
.... Jisung mengangguk.
Nah.
Jeno tersenyum, ia kecup pipi mochi kekasihnya dan tanpa henti terus melancarkan serangannya pada tubuh si manis.
Jisung mengerang, badannya terasa panas, tak pernah ia merasakan geleyar perasaan terangsang seperti ini, Jisung tak pernah menyentuh tubuhnya sendiri dalam artian yang seksi, jadi ia tak tahu harus bereaksi seperti apa.
Saat tangan kanan kekasihnya mulai turun untuk mengusap perut langsingnya, tubuhnya melengkung keatas, tanpa sadar mencari sentuhan dari lelakinya. Jeno melepas tangan kirinya yang sedari tadi mencekal kedua tangan si kurus, langsung saja kedua tangan Jisung memegangi tangan kanan Jeno yang meluncur makin turun mendekati batas karet celana satinnya, ia takut.
"Tenang Jisungku, aku tak akan menyakitimu, tenang," Jeno menciumi kepala Jisung penuh kasih, tangan kirinya menarik karet celana satin Jisung perlahan kebawah, si pemilik masih grogi dan takut, Jisung menahannya dengan kedua tangannya, mendongak keatas untuk menarik perhatian kekasihnya.
"Aku takut..." Lirihnya, Jeno memberi ciuman pada ujung hidung Jisung.
"Cukup nikmati saja, apakah kau percaya padaku?" Jeno menenangkan, kalem, ia berusaha menarik Jisung dengan perhatiannya supaya fokus hanya padanya.
Jisung terlena, ia percaya pada kekasihnya. jisung mengangguk perlahan.
Kemudian melepas kedua tangannya dari tangan kiri Jeno yang mulai saja menarik celana satin Jisung perlahan kebawah, tangan kanan si tampan memberi sinyal pada Jisung untuk mengangkat pantatnya agak tinggi, tangan kirinya cekatan untuk terus melucuti celana panjang tipis milik Jisung.
Hingga akhirnya, celana satin itu terlepas. Jeno dapat melihat dengan jelas milik Jisung mengacung agak tegang dibalik boxer abu-abu si cantik. Paha putihnya mulus tak bercacat. Karena malu, Jisung menutupi miliknya yang masih terbungkus dengan menangkup kedua lututnya, ia sembunyikan wajah merah tomatnya pada lengan kekasihnya.
Napas Jeno mulai tak beraturan.
'Sial tubuhku jadi panas sekali.' batin Jeno. Ia lempar celana itu ke bawah ranjang, kemudian Jeno melepas kaos yang dipakainya dan nasib pakaian itu sama seperti celana satin Jisung.
Jisung tak berani menatap kekasihnya, ia malu sekali karena terlihat tak senonoh seperti ini. Tapi tubuhnya terasa sangat sensitif saat ini, ia merasa sangat terangsang sampai-sampai deru napas Jeno-sannya pada leher jenjangnya membuat Jisung mengerang.
Belum sepenuhnya siap, tubuh Jisung sudah ditarik mendekat, punggungnya kembali menempel pada dada bidang Jeno. Tangan kiri Jeno menyusup ke bawah paha kiri Jisung, kemudian menaikkannya ke atas kaki kirinya yang menekuk, membuat tubuh bagian bawah Jisung terekspos lebar-lebar walaupun masih berbalut celana dalamnya.
"Ahh-- jangan-- terlalunghh--" Jisung mendesah saat tangan kanan Jeno mengusap kejantanan Jisung yang sudah kaku, padahal masih terbungkus celana dalamnya, tapi kedua kakinya bergetar hebat karena saking sensitif tubuhnya.
Tak menduga sama sekali Jisung saat tangan kanannya ditarik Jeno untuk menyentuh milik Jisung dari luar, si tampan membimbing si cantik untuk mengusap miliknya sendiri dengan lembut. Jisung mendesah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Thousand Paper Cranes - [Nosung]
Fanfiction"Aku berharap Jeno-san dan Jisung hidup bahagia sampai kakek nenek bersama anak-anak yang kami sayangi. Aishiteru, Jeno-san." - Tsuruoka Jisung, 22 tahun. . "Aku berharap untuk kebahagiaan abadi Jeno-san dan istri terkasih." - Tsuruoka Jisung, 23...