Jessy seketika sadar kembali dari kegugupannya.
Fara secepat kilat langsung berjalan ke arah Jessy dan menarik lengan Jessy menjauh.
Sesampainya di gerbang Universitas Fara melepaskan lengan Jessy."Jes, lo gila ya?" ujar Fara kesal.
"Far, kayaknya gue masih punya kesempatan deh," ujar Jessy pelan.
"Hah? Maksud lo apa?" tanya Fara kebingungan.
"Kak Damian tadi gak jawab pernyataan cinta gue, tapi dia juga gak nolak."
"Jessy, dengan dia diam aja itu udah pertanda kalo lo ditolak mentah-mentah sama dia." Fara menjelaskan dengan geram.Jessy tersenyum dan berkata,"gak Far gue yakin gue masih punya kesempatan."
Fara hanya menggelengkan kepala pertanda putus asa.
"Yaudah terserah lo deh, tapi gue gak ikut-ikutan ya."
"Iya tapi bantuin kasih info," pinta Jessy memelas.
"Oke, yang penting gue gak menjadi bagian dari rencana gila lo." jawab Fara sekenanya.
"Makasih Far." Jessy langsung memeluk erat Fara.***
Keesokan harinya Jessy bangun pagi-pagi sekali, mandi, memakai pakaiannya dan langsung menuju dapur.
Suara pisau dan talenan yang saling bersinggungan memenuhi dapur.
Dengan telaten Jessy memotong dan memasukkan bahan bahan ke dalam wajan.
Jessy memang sejak dulu hobi memasak jadi memasak nasi goreng bukanlah perkara sulit.Mama Jessy yang mendengar suara berisik dari arah dapur menuju ke dapur untuk memastikan keadaan.
"Jes, kamu ngapain?" tanya mama Jessy.
"Jessy lagi masak nasi goreng ma," jawab Jessy seraya mengaduk nasi goreng di atas wajan."Mama tau kamu lagi masak, tumben banget." ujar mama Jessy.
"Gak papa lagi pengen aja." jawab Jessy.
"Yaudah jangan lupa diberesin ya,"
"Siap ma."
Mama Jessy pun kembali ke dalam kamar.10 menit berlalu dan Jessy pun sudah selesai memasak nasi goreng, ia memasukkan nasi goreng itu ke dalam kotak makanan.
Wajah Jessy tampak puas melihat hasil masakannya.
Jessy sudah membayangkan bahwa Damian akan senang jika ia dibawakan sarapan.Jessy mengambil hpnya untuk menghubungi Fara.
*Whatsapp*
Jessy : Far, lo dimana?
Fara : Di rumah, ngapa?
Jessy : Kalo lo udah sampe tungguin gue ya di depan gerbang.
Fara : Untuk?
Jessy : Ada deh
Fara : Ogah, gue punya firasat buruk nih
Jessy : Ayolahh, please, please....
Fara : Gak mauuu
Jessy : Gue traktir makan bakso
Fara : Oke
*end*Jessy tertawa pelan karena pertahanan Fara langsung gugur dengan semangkuk bakso.
Jessy melihat kakaknya baru keluar kamar dan menuju meja makan.
"Ayo kak kita berangkat," ujar Jessy seraya mengambil tasnya.
"Wah lo gila ya, ini baru jam 6 juga. Lagian gue mau sarapan dulu." jawab Rey sambil mengambil kursi dan duduk.
"Udah sekarang aja nanti macet lagi." Jessy mengambil selembar roti tawar, menyumpal mulut Rey dengan roti itu dan menarik Rey keluar.
Rey hanya mengikuti adiknya dengan pasrah.[Di kampus]
"Gue turun disini aja," ujar Jessy.
"Kenapa gak di dalem aja?" tanya Rey.
"Itu Fara udah nunggui di depan gerbang," jelas Jessy sambil menunjuk ke arah Fara.
"Oke," jawab Rey.
Jessy melepas helm dan menyerahkannya ke Rey.
Jessy setengah berlari menghampiri Fara."Pagi, Far," sapa Jessy.
"Tumben amat lo dateng pagi-pagi." ujar Fara.
"Gue lagi semangat aja untuk kuliah," balas Jessy.
Mereka berdua pun berjalan masuk ke kampus.
Namun di tengah perjalanan menuju ke kelas Fara tersadar bahwa ini bukan jalan ke kelas mereka."Jes, kita mau kemana?" tanya Fara bingung.
Jessy hanya diam dan menarik tangan Fara sebagai tanda untuk mengikutinya.
Setelah lumayan lama berjalan, mereka tiba di depan sebuah ruangan.
Jessy membuka pintu ruangan tersebut dan memasukinya.
Fara yang sadar bahwa itu ada kelas kakak tingkat melepas tangan Jessy dan memutuskan menunggu di luar.Semua mata tertuju ke arah Jessy, karena mereka tidak mengenal Jessy.
Jessy berjalan cepat ke tempat duduk Damian.
Damian mendongak ke arah Jessy dan hanya diam.
Jessy merogoh tasnya dan menyerahkan kotak makanan berisi nasi goreng buatannya."Ini kak, aku buatin sarapan untuk kakak." ujar Jessy dengan wajah sedikit menunduk karena malu.
"Cieeeee!!!" sorakan mahasiswa lain memenuhi seisi kelas.
Wajah Damian sedikit memerah karena malu, tapi ia berusaha menyembunyikannya.
Damian segera menarik tangan Jessy dan menyeretnya keluar kelas.
Fara yang menunggu di depan pintu terkejut karena Jessy keluar bersama Damian.Sesampainya di sebuah kelas kosong Damian melepaskan genggaman tangannya.
Tangan Jessy sedikit memerah karena genggaman Damian barusan cukup kuat.
Jessy kembali mengulurkan kotak makanannya.
Tangan Damian langsung menepis kotak makanan tersebut hingga jatuh ke lantai.
Alhasil nasi goreng buatan Jessy tumpah dan berserakan."Apa kemarin respon gue kurang jelas," ujar Damian dingin.
Tatapan mata Damian yang sedingin es membuat Jessy gugup.
"T...tapi kemarin kakak gak bilang kalo kakak gak mau," jawab Jessy gugup.
"Lo bego atau tolol sih, apa gue harus nolak lo terang-terangan baru lo ngerti," ujar Damian ketus.Jessy terkejut mendengar pernyataan Damian, jujur ia sakit hati.
Air mata Jessy sudah menggenang di pelupuk matanya.
Jessy mati-matian berusaha menahan agar air matanya tidak keluar.
"Maaf kak," ujar Jessy dengan suara parau.
"Gue gak perlu maaf lo, mulai sekarang jauhin gue, ngerti lo?"
Damian keluar dari kelas itu dan meninggalkan Jessy.Jessy langsung terduduk dan mengeluarkan air mata yang sedari tadi ditahannya.
Ia tidak menyangkan bahwa Damian akan berbicara sekasar itu.
Tapi entah mengapa ia tidak bisa membenci Damian setelah semua tindakannya barusan.
Jessy dengan cepat menghapus air matanya dan membereskan nasi goreng yang berceceran.Saat Jessy akan keluar, tiba-tiba Fara datang dan menghampiri Jessy.
"Jadi, kak Damian ngomong apa sama lo?" tanya Fara.
"Dia nolak gue," jawab Jessy sambil tersenyum.
"Lo gak sakit hati sama omongan dia?" tanya Fara memastikan.
"Sakit hati? Maksudnya?""Iya, jadi gue lupa bilang sama lo kemarin. Alasan kak Damian itu gak punya pacar karena tiap kali ada yang nembak kata-kata penolakannya itu nusuk banget." jelas Fara.
Mendengar penjelasan Fara, Jessy sadar bahwa Damian sudah sering mengatakannya ke cewek-cewek lain.
"Enggak kok, dia cuma ngomong biasa aja."
Jessy juga tidak mengerti mengapa ia menyembunyikan perbuatan Damian.
Akan tetapi ia merasa Damian tidak sejahat yang dipikirkan orang lain."Tuh kan udah gue bilang, dia itu nolak lo." gerutu Fara.
"Tapi gue suka sama dia gimana dong." jawab Jessy cemberut.
"Lo sukanya sama orang lain aja kalo gitu." jawab Fara sekenanya.
"Gak bisa dongg." ujar Jessy sewot.
"Bisaaa, ayo kita ke kelas bentar lagi mulai nih." ujar Fara.
Mereka berdua pun menuju ke kelas.*Sepulang Kuliah*
Fara dan Jessy sedang berada di kantin.
Seperti janji Jessy tadi pagi, ia mentraktir Fara bakso.
Jessy memainkan hpnya karena bosan melihat Fara makan.
Jessy menscroll instagram untuk melihat postingan temannya.
Mata Jessy tertarik dengan sebuah postingan instagram BEM Fakultasnya.Ternyata mereka sedang Open Recruitmen kepengurusan baru.
"Far, gabung BEM Fakultas yuk." ajak Jessy.
"Lo gila, disana kan ada kak Damian," jawab Fara.
"Emang kenapa kalo ada kak Damian?" tanya Jessy dengan polosnya.
"Lo bayangin, lo baru ditolak sama kak Damian terus kalo lo diterima lo pasti bakal sering ketemu dia. Apa gak canggung?" jelas Fara panjang lebar."Kalo gue sih enggak ya," jawab Jessy santai.
"Lo? Jangan-jangan ini salah satu strategi lo ya?" tanya Fara curiga.
"Iya," jawab Jessy.
Fara menghela nafas frustasi."Jes, lo gimana sih? Tadi kan kak Damian udah nolak lo." ujar Fara kesal.
"Gue cuma mau deket aja sama dia, entah kenapa gue ngerasa ada sesuatu di diri dia yang menarik bagi gue," jelas Jessy mendramatisir."Temenin gue ya masuk BEM," ujar Jessy bersemangat.
"Kalo lo emang bertekad harusnya lo mau masuk kesana tanpa gue," ujar Fara seraya memakan baksonya.
"Lo bener Far, nanti malem gue bakal kirim CV nya langsung," ujar Jessy dengan semangat 45.
Fara tidak menyangka bahwa strateginya akan berhasil.
"Untung aja gue selamet dari ide gila Jessy," ujar Fara dalam hati.Hai semuanya,
Gimana ceritanya? Apa kalian ada yang kesel juga sama Damian?
Kalo kalian penasaran terus ikutin cerita ini ya, dan jangan lupa vote dan comment.
See ya :)*Btw, yang di mulmed itu Jessy
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You
Teen FictionAndreana Jessica (18 ), seorang cewek yang baru memasuki Universitas. Pada hari pertamanya, ia memutuskan untuk menjadi pacar seorang kakak tingkat yang populer. Damian Putra (19 tahun), menduduki jabatan ketua BEM di tahun kedua perkuliahan dan pop...