Sejak dari taman tadi,air segera pulang ke rumah di karenakan waktu kian sore,memng air ada taman hampir seharian penuh mumpung libur pikirnya. Setelah pulang ia segera mandi tubuhnya terasa amat lengat kerana kringat.Di sinilah air sekarang,di balkon kamarnya sambil menatap cahaya bulan,walaupun langit agak mendung karna tak ada bintang tapi tak apa. Itu lebih dari cukup untuk air, yang terpenting ia bisa menatap terangnya cahaya bulan malam ini.
Dengan ditemani buku berukuran kecil berwarna biru langit,berisi semua cerita hidupnya. Ia mulai menorahkan tinta di atas buku diarynya. Saksi bisu tentang penderitaan Qiana Zaika Air.
Dear bulan..
Lo tau gak sih,hari ini itu hari dari sekian banyak nya pembuat luka buat hati gue....
Gue gk tau apa senaif itukah gue sampe-sampe keluarga gue sebenci itu ama gue
Kalupun gue boleh pilih,lebih baik gue gak pernah lahir di dunia ini.Buat apa lahir bila pada akhirnya, hanya penderitaan,penderitaan,penderitaan yang gue rasain.
Apa gk ada harapan buat gue bisa merasakan apa itu kebahagiaan hah....
Miris......
Cuman itu yang cocok buat kehidupan gue...dan buat kakek,kakek kapan pulang kek .......air kangen,air kangen perhatian kakek,air kangen kecupan sebelum tidur dari kakek ,air kangen kakek . Cuman kakek orang yang sayang dan peduli sama air kek,air kangen......
Tertanda dariku
Air:)Sudah selesai mengutarakan perasaanya,ia beranjak masuk kedalam kamar,merebahkan tubuhnya yang terasa remuk itu dan terlelap ke alam mimpi.
.............
Di lain tempat langit,laki-laki itu terus saja mengumpat pada dirinya sendiri di balkon kamarnya. Entah apa yang merasuki pikiranya yang terus saja terisi oleh wajah gadis semalam. Gadis yang menangis tersedu2 di taman seorang diri. Wajah oval, bibir mungil tapi ranum ,bola mata coklat yang meneduhkan,rambut sebahu dan kulit putih bersihnya. Cantik hanya kata itu yang memenuhi otaknya"Ihh gue kenapa sih!ahhh!"erangan langit seraya mengacak rambutnya frustasi
"Kenapa gue kepikiran tuh cwek mulu sih!?tau ah mending gue tidur aja"langit pun beranjak ke ranjang nya merebahkan badan nya walaupaun wajah gadis itu masih merajai pikiranya.
"Gue bisa gila klo kek gini terus"lama berpikir ia pun mulai terlelap ke alam mimpinya.
.............
Kriiiiing......
Bunyi alarm dia tas nakas milik gadis manis, ia mengerjapkan matanya beberapa kali di liriknya jam itu menunjuk pukul 04.23. Ia segera berdiri pergi kekamar mandi untuk mengambil air wudhu menunaikan ibadah salat subuh. 10 menit sudah ia menyelesaikan kewajibanya. Air,gadis itu tak pernah lupa dengan kewajibanya sebagai seorang muslimin.Walaupun keluarganya tak pernah sekalipun ia lihat menunaikan ibadah tapi ia tak menghiraukanya. Toh dosa atau pahala itu urusan masing-masing. Air bergegas ke dapur untuk membuat kan sarapan seperti biasanya.setelah selesai ia kembali ke kamarnya bersiap-siap pergi ke sekolah. tanpa sarapan sekalipun karna kedua ortunya tak pernah mengijinkan air untuk sarapan di rumahnya. Sekedar menytuh makanan saja tak di perbolehkan
Bagi air hal itu sudah biasa ia sudah tak peduli dengan hal itu toh dia punya uang sendiri dan bisa makan di kantin nanti di sekolah. Air gadis tangguh itu tak pernah mendapatkan uang sepeserpun dari kedua orang tuanya bahkan untuk membiayai sekolahnya yang justru di ambil alih oleh kakek nya yang ada di jerman. Maka dari itu mulai dari sekolah menengah pertama Air mulai bekerja paruh waktu tanpa sepengetahuan keluarnganya tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR
Teen FictionAir menurut ku indah tp kalah dengan halnya langit walaupun mustahil untukku jangkau. Itulah kau seperti langit sama indahnya tapi sulit digapai hingga ku harus berpikir mungkin mengharapkanmu hanyalah hayalan berujung kekecewaan Selamat membaca N...