part 1 pukulan

58 3 2
                                    

Give me vote and coment please!

|

|
|
|
|
©

ketika kamu merasa terluka atas sikap orang lain,maka berdoalah agar kamu tidak berbuat seperti apa yang telah di lakukannya.

💙

Happy Reading 🌻

"siapa yang menyuruh mu kembali huh...bodoh!!!"


buk

buk

"PERGI KAU,MENYINGKIR DARI HADAPANKU...!!"

teriakan seorang wanita paruh baya ,bertubuh gempal di tangan kanannya memegang rotan berwarna kecoklatan,pada seorang gadis remaja yang tampak sedang berlutut di hadapannya,dia menunduk dan tampaklah bahunya bergetar,anak itu menangis tanpa suara. punggungnya terasa sangat sakit seperti remuk karena cambukan wanita di depannya itu.

"jangan harap kau bisa makan malam,jika apa yang kuharapkan tidak bisa kau bawa pulang" kata wanita itu dengan pelan namun menusuk.

bahu anak itu semakin bergetar hebat,dia tidak sanggup mengeluarkan suara,hanya isak tangis yang sangat pelan,karena jika dia menangis dengan suara yg keras maka wanita di hadapannya ini akan memukul punggungnya dua kali lipat lebih kuat dari biasanya.

"jangan hanya diam,pergi SEKARANG!!" wanita itu sangat geram pada gadis kecil di hadapannya.

"hiks...tapi ibu ini sudah sor..."

plak

hantaman keras mengenai pipi gadis kecil itu. ya,wanita tidak waras itu menghantamkan telapak tangannya yang lebar pada pipi mungil gadis tidak berdosa itu.

"lalu kenapa kalau sudah sore,kau ingin tidur santai di rumah ini.
jangan berharap banyak bodoh.
pergi sekarang dan bawa apa yg kuinginkan,jika tidak dapat jangan sok berani pulang kerumah ini"

gadis remaja bernasib malang, bernama Revata arselia itu berdiri dengan lutut yang bergetar karena menahan sakit di bagian punggungnya, melangkah pelan melewati sang ibu,masih dengan bahu yang bergetar dan terisak kecil dia berlalu menuju pintu keluar lalu menutup perlahan pintu tersebut dari luar.

"Dasar anak tidak tau diri,sudah di besarkan dari kecil tapi tidak bisa membuat senang orang tua."
telinganya masih bisa mendengar ucapan pedas ibunya sebelum benar benar menutup pintu rumah itu.

"Tuhan sungguh aku tidak sanggup...sakit...ini sungguh sakit,Tuhan tolong hiks..."
gadis remaja itu terus menggumamkan permohonan kepada Tuhan sambil memegang dadanya.

Ya! Revata arselia,gadis kecil berumur 17 tahun yang seharusnya bersama teman-temannya di sekolah, harus hidup layaknya orang dewasa. itu karena paksaan dari sang ibu yang selama ini merawatnya, disaat semua temannya yang lain sudah masuk sekolah menengah atas, revata harus rela menerima kenyataan hanya bisa merasakan nikmatnya bersekolah sampai kelas tiga SMP.
revata masih ingat jelas ucapan ibunya ketika revata menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas.

"jangan banyak mau kamu jadi anak,masih untung pernah berbaik hati menyekolahkan kamu ,jadi janga berharap lebih karena saya tidak akan mengijinkan kamu,dulu saya yang bekerja keras untuk menyekolahkan kamu,sekarang saatnya kamu yang harus membahagiakan saya,sebagai orangtua yang sudah membesarkan kamu,bukannya menyenangkan orang tua malah membuat susah,dasar tidak berguna".
ucap ibunya kala itu sambil berlalu begitu saja.

wanita yang di panggil ibu olehnya itu tidak segan-segan akan memukul punggungnya dengan rotan jika dia tidak membawa uang saat dia pulang ke rumah.

yang di harapkan oleh wanita itu dari revata hanya uang,uang dan uang,sedangkan revata hanya anak remaja, yang belum mengerti apapun dengan masalah uang dan bagaimana mendapatkannya,tapi jika dia menolak bisa di pastikan dia akan mati di tangan ibunya itu.

revata terus berjalan menyusuri jalanan kecil di desanya,dia bingung harus bagaimana sekarang,jika biasanya dia mendapatkan uang hasil bekerja di warung makan dekat pasar, maka sekarang apa yang harus dia lakukan?

jika dia pergi ke warung tempat dia bekerja,itu tidak mungkin pasti orang-orang sudah pulang dan beristirahat di rumah mereka, pasti sudah tidak akan ada lagi pelanggan yang membeli makanan, karena ini sudah sangat sore,jam segini warung itu juga pasti sudah ditutup.

karena terlalu bingung revata memutuskan untuk duduk di pinggir jalan seorang diri,dia sungguh bingung saat ini,jika dia pulang dan bilang kepada ibunya dia tidak bisa mendapatkan uang setidaknya untuk hari ini,pasti ibunya akan menghajarnya layaknya binatang lalu mengurung revata di luar sambil memaki makinya ,jika menngingat itu,revata hanya bisa menghela nafas pelan,revata sudah pernah mengalami hal itu,dan ia tidak mau mengulanginya lagi.

Revata mendongak memandang langit yang sudah mulai gelap dengan pandang sendu .

revata bergumam pelan,
"Tuhan apakah kau disana,apakah kau melihat aku?" setitik air keluar dari sudut matanya,walaupun begitu dia masih terus mendongak keatas seperti melihat sesuatu tapi tidak ada apapun.

revata terus bergumam di tengah keheningan jalanan.

"kau tau Tuhan disini sesak sungguh sakit,aku tidak tau mengapa,aku ingin mengeluarkannya tapi tidak bisa hiks.." suara gadis kecil itu terdengar bergetar tapi masih terus memandang kearah langit,berharap Tuhan menjemputnya,sehingga penderitaanya selesai,dia tidak perlu susah-susah seperti sekarang.

_______________🌺🌺🌺🌺______________

Dilain tempat di jam yang sama
seorang wanita berjalan modar mandir di depan rumahnya sambil terus menggerutu.

"kemana anak itu pergi,lama sekali dia datang,lihat saja nanti apa yg akan ku lakukan padanya jika uang yang kuminta tidak dia dapatkan"

yah,wanita itu adalah flora wanita yang selama ini menyiksa revata yang tak lain adalah ibu kandung revata
flora masih terus menggerutu sambil melihat ke arah jalanan.

flora begitu bukan karena khawatir terhadap revata, tidak jangan pernah berharap demikian! dia gelisah karena ia berharap uang yang di bawa revata, kalau terhadap anak itu jangankan khawatir matipun dia dijalanan flora tidak akan pernah peduli,tapi sebelum itu berikan dulu uang yang di dapatkannya itu pada flora.
barulah dia boleh mati itupun jika dia mau,wanita itu terkekeh karena pikirannya sendiri.

sampai hampir tengah malam flora menunggu di depan rumah tapi tidak ada petunjuk kalau revata akan segera pulang,dia sudah sangat geram terlihat dari wajahnya yang memerah,wanita ini memang sulit mengendalikan emosinya sendiri.

"kurang ajar kau reva,beraninya kau bermain main dengan ku,lihat saja ketika kau kembali kerumah ini,akan ku buat kau lebih menderita lagi,dasar anak tidak berguna".

BRAKK

wanita itu masuk kerumah dengan menghempaskan pintu sangat kuat,tidak peduli jika tetangga terganggu karena ulahnya,dia sedang dalam keadaan dilingkupi amarah sekarang.

done💙

masih kaku,mohon di maklumi pengalaman pertama.😄😄😄

mohon dukungannya ya!!

mohon dukungannya ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hanya pemanis🌺

Can ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang