18

904 69 9
                                    

Kini chika datang bersama vito yang mengikutinya dari belakang. langkah kaki chika sangat cepat ia menyusuri tiap koridor rumah sakit sampai akhirnya ia berhenti di depan salah satu ruang rawat di rumah sakit itu. terlihat shamy baru saja keluar.

"ko shamy christy gimana? tanya chika cemas.

"dia udah mendingan kok chik panasnya juga udah turun, itu baru aja dikasih obat kok" ujar shamy sebenarnya dia sedikit kaget melihat adanya vito disana.

Chika segera masuk ke ruang rawat christy begutupun vito.

"christy sayang" chika langsung memeluk christy ketika melihat gadis kecilnya itu kini berbaring dengan selang infuse.

"aunty, aunty kok nangis? tanya christy yang menyadari air mata chika yang mengalir.

"badan kamu masih panas? chika memeriksa kening christy.

"enggak kok aunty tadi kiti udah minum obat juga kok"

"syukurlah aunty tadi panik banget tau, takut kamu kenapa napa" ujar chika

"christy" panggil vito yang sedari tadi hanya  diam melihat chika dan christy.

"om vito" christy langsung melepas pelukan chika bahkan kini christy langsung terbangun dan hendak memeluk vito.

"om vito kok baru keliatan lagi?

"maaf ya christy om vito sibuk kerja jadi gak sempet ketemu sama christy belakangan ini"

"kiti pikir om vito udah lupa sama kiti"

"enggak mungkin dong om vito lupa sama christy. om vito sayang banget sama christy" vito memeluk christy penuh sayang
tidak bisa dipungkiri air matanya mengalir ketika memeluk tubuh anaknya.

Vito tidak menyangka christy ternyata anaknya bersama chika. darah dagingnya yang tidak ia pertanggung jawabkan. pantas saja ia begitu menyayangi gadis kecil ini hatinya sangat damai jika bersama christy. Perasaan bersalah kini meyelimuti hatinya, gadis kecilnya yang tidak bersalah harus  dibenci oleh orang tuanya sendiri. dibenci dengan kakek dan neneknya. andai waktu bisa diulang kembali ia akan tetap berada di indonesia sehingga ia bisa mempertanggung jawabkan apa yang seharusnya ia pertanggung jawabkan.

kini mata vito teralih pada chika wanita itu terus memperhatikannya dan christy sedari tadi. mata indah yang dimiliki chika itu yang sangat vito rindukan. ia tidak tau bagaimana perasaan chika selama ini, hamil diusianya yang masih sangat muda dan tanpa dirinya disisi chika. ia merasa dirinya terlalu berengsek karena ia tidak bisa mempertanggung jawabkan atas anaknya dan merasa bodoh karena tidak tau apa apa selama ini yang terjadi pada chika.

vito sangat malu, sangat maluu karena sudah meninggalkan chika yang tengah mengandung buah cintanya. sungguh ia laki laki berengsek yang lari begitu saja.

"oh iya om, kiti masih nyimpen loh kalung yang om vito kasih buat kiti, makasih ya om" christy menunjukkan kalung yang ia selalu pakai.

"oh ya, christy suka gak?

"suka, sukaaaa banget he...he"

"christy mau gak janji sama om? janji christy mau terus pakai kalung itu. christy mau?

"iya om kiti janji gak bakal lepas kalung ini supaya om vito selalu ada di hati kiti" ujarnya.

"makasih ya sayang" vito lalu memeluk christy erat.

Chika yang melihat vito begitu menyayangi christy begitupun sebaliknya, ia tersenyum  ada perasaan yang menganganjal di hatinya ia merasa bersalah karena sudah membohongi christy termasuk membohongi siapa vito yang sebenarnya.
mungkin christy sudah mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang lengkap dari kakaknya tapi tetap saja christy merasa nyaman jika berada di dekat dirinya dan juga vito.

Aku Bukan Untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang