file 1 : altar : 3

17 2 0
                                    

"Tunggu sebentar. Mustahil kukerjakan sendiri."
Kwon Jiyong meninggalkan Divisi Penyelidikan Kasus Khusus Yang Belum Terpecahkan tanpa memedulikan raugan Kang Daesung yang seperti akan menangis. Meski daesung menyuarakan keluhan, bukan berarti ada kasus besar. Benda yang dipegangnya adalah dokumen pekerjaan yang tidak mendesak.

Gd naik mobil sedan putih yang terparkir di lapangan parkir dan menginjak pedal gasnya. Ketika sedang menunggu lampu merah di persimpangan, dia sambil lalu menoleh ke luar jendela.

matahari sudah terbenam di antara gedung-gedung tinggi, namun masih ada cahaya yang tersisa di langit. jejak-jejak awan berwarna keunguan. setelah dipikir lagi, dia tidak pernah pulang kanor seawal ini sejak menjadi polisi.

saat berada di tengah kesibukan, rasanya dia jadi membuat alasan untuk tidak bisa pulang ke rumah. namun,sekarang berbeda. meski hanya lebih cepat satu menit atau satu detik, dia ingin segera pulang.

aku punya tempat untuk pulang 

dia sendiri merasa kaget karena dirinya dengan jujur merasa senang menegenai hal itu.

dia melewati jalan raya di depan stasiun dan memaski jalan yang menuju universitas, berbelok ke tikungan ke dua, dan menghentikan mobil setelah melewati gerbang kuil yang ada di ujujng jala menanjak curam berjejerkan pepohonan ginko.

berbulan-bulan lalu dia mengujungi tempat ini sebagai tamu, namun sekarang tempat ini adalah rumahnya.

setelah memustuskan unuk lami, dia mencari rumah dimana mereka bertiga dapat tinggal bersama, namun tidak juga menemukannya. kemudia orang yang membantunya saat kesulitan adalah guru kun seorang biksu bernama tao.

meski sudah tua, tubuh maupun sikapnya sangat besar; orang yang mengagumkan.

setelah kun meninggal, dialah yang mengambil alih seluruh pekerjaan kuil dari upacar pemakaman hingga upacara peringatan kematian.

berkat usahanya, gd sekeluarga dapat tinggal di kuil tempat kun dulu tinggal ini meski hanya untuk sementara waktu.

karena kuil dan kediaman biksu adalah properti penganut kepercayaan, sebetulnya gd yang adalah orang luar tidak boleh tinggal disana. di situlah tao memiliki sebuah ide. dia mendesak lay untuk menjadi penerus kun supaya bisa menolong kun.

akibatnya lay tidak memperlihatkan batang hidungnya di kuil ini lebih sering daripada sebelumnya. gd merasa bersalah terhadap lay, namun berkat itu dia memperoleh tempat untuk hidup yang murah, meski hanya untuk sementara.

gd melintasi halaman tengah berbatu kerikil dan membuka pintu geser kediaman biksu.

" kau cepat sekali pulang nya." suara cl, istrinya, terdengar dari arah dapur.

sebagai ganti jawaban, gd melepas sepatu di pintu depan, melintasi ruang duduk,dan muncul di dapur.

" lami mana?" tanyanya langsung.

" dia sedang baca buku di kamar,' ucap cl sambil menggeleng tak percaya.

" begitu?'

" hei, benar tak apa-apa kau bolos kerja dan pulang lebuh awal?" tanya cl ketika gd hendak pergi ke kamar tempat lami berada.

" toh tidak ada pekerjaan yang penting."

" kau benar-benar sudah menjadi pekerja tidak berguna, ya"

" berisik. oh, ya. dua orang itu mana?"

gd mengganti topik pembicaraan.

dua orang yang dimaksud tentu saja soal lay dan mina.

" iya, ya. mereka belum datang. padahal kita takkan bisa mulai kalau belum ada kuenya."

" jangan-jangan mereka bersantai-santai karena merasa sedang kencan?"

" mungkin saja mereka tidak akan datang."

" bisa jadi."

gd mengangkat bahu dan cl pun tertawa keras.

sejak mereka tinggal bersama lami, cl jadi sering tertawa. ini hal yang bagus. gotou merasa senang bisa bercakap-cakap seperti ini. namun, tetap saja dia tidak terbiasa. malu rasanya.

gd keluar dari dapur untuk melarikan diri ketika lami baru saja memasuki ruang duduk. lami mengenakan celana overall yang dipadukan dengan kemeja berwarna merah muda sambil membawa buku setebal kamus di tangannya. Belakang rambutnya yang dipotong bob berputar seperti pegas.

"Seamaaadaang," kata lami yang mengangkat wajahnya dengan mata bulat yang berbinar-binar. Mungkin orang lain tidak akan dapat memahami kata-kata lami yang tidak dapat mendengar, namun gd dapat memahaminya dengan mudah.

"Ou. Aku pulang"
Dia mengelus kepala lami. Dalam sekejap Lagi tersenyum ceria dan melompat ke pelukannya.
Ada orang-orang yang mengorbankan segalanya dan terkadang sampai merebut nyawa orang lain demi seorang anak. Selama ini Gd tidak begitu memahami perasaan seperti itu. Namun sekarang berbeda. Rasanya dia rela kehilangan apapun demi anak ini.

ᴛʜᴇ ᴘʟᴀᴄᴇ ᴡʜᴇʀᴇ ᴛʜᴇ ꜱᴏᴜʟ ʙᴇʟᴏɴɢꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang