Chapter 1

100 41 86
                                    

Hari ini adalah hari senin, dimana hari yang sangat dibenci oleh semua orang tidak terkecuali para anak-anak sekolah karna pada hari ini mau tidak mau mereka menjalani rutinitas kesehariannya setelah bermanja-manja di hari minggu. Karna pada hari ini semua siswa pasti akan dituntut untuk bangun lebih awal dari biasanya jika ia tidak ingin dihukum di tengah lapangan sekolah mereka karna datang terlambat mengikuti upacara pagi, tak terkecuali dengan Alena.  Reygita Viollenna Halberret. Perempuan dengan paras cantik itu masih bergumul dengan selimut hangatnya padahal waktu sudah menunjukan 06.45
'Kringg...kringgg.... Kringgggg' bunyi alarm untuk kesekian kalinya tak mampu membangunkan gadis itu hingga alarm alami dari mamanya berbunyi sangat nyaring bahkan dapat dipastikan orang yang berada di dekatnya pasti akan tuli sesaat.

" ALENA!!!....BANGUN KAMU! MAU JADI APA KAMU HAH!! JAM SEGINI KAMU BELUM BANGUN!!? " teriakan mamanya dari lantai bawah  itu dapat dengan mudah membangunkan si empu yang dimaksud

'Huft mulai lagi,kapan si gue hidup tenang ish' ucap Alena didalam hatinya ia dengn bergegas bersiap untuk berangkat kesekolahnya, ia menyambar tas kesayangannya tak lupa dengan Handphone dan tentu saja kunci motornya

"Jam berapa ini Alena?! Kamu mau jadi apa besar nanti sekolah ga pernah bener, prestasi nurun udah kaya berandalan aja kamu ya!" omel mamanya
Tapi, Alena tak pernah mendengarkan perkataan mamanya itu ia dengan sigap keluar dari rumahnya, tentu saja ia masih bisa mendengar suara mamanya yang menyerukan namanyadengan lantang
'udah kek mak lampir tuh, ahh bangs*t gue bakal telat lagi kalau kek gini caranya' ucapnya di dalam batinnya. Ia langsung menaiki motor kesayangannya dan memacunya sekuat mungkin bagaimana bisa Ia baru berangkat ke sekolah ketika jam saja sudah hampir tepat di angka tujuh itu.
'Arghh..sial gerbang udah ditutup gue pasti bakal ketemu sama Pak Darmo disini' batin Alena yang melihat pintu gerbang SMA wellingtone sudah tertutup rapat-rapat.
Sesampainya di depan gerbang ia sudah dihadiahi dengan tatapan tajam dari guru kesiswaannya bagaimana tidak Alena bary sampai di sekolah pada pukul 07.35, belum lagi ia tidak mengenakan atribut sekolah dengan benar, baju dikeluarkan tidak menggunakan dasi dan sabuk, berkaos kaki hitam,bersepatu putih,dan ia tidak menggunakan rok SMA nya tetapi menggunakan celana panjang.
"Iya pak,  saya mengerti saya salah tapi izinkan saya masuk ya pak?" Alena memohon

"KAMU TAU INI JAM BERAPA ALENA? DAN APA INI SEPERTI ANAK TIDAK PERNAH DIATUR, CEPAT MASUK DAN BARIS DI TENGAH LAPANGAN!! " ucap Pak Darmo setelah membukakan gerbang sekolah

"T-tapi pak motor saya bagaimana? "

"Sudah itu urusan bapak! Kamu baris sanah yang benar!"
'ah sial' jawab Alena dalam hati

Dengan langkah yang berat ia menuju barisan yang terlambat. Disana seperti biasa dia nelihat teman-temannya, Vic dan Shea. Alena mensejajarkan tubuhnya dengan barisan teman temannya
"Wah bos gue telat juga ternyata" ucap Vic dengan nada mengejek

"Yee kek lu ga tau aja lena mah kapan ga telat, ya ga len? " sambung Shea

"Lo pada bisa diem ga brisik tau! Udah panas kek gini lo pada banyak bacot tau ga" ucap alena sambil mengeluarkan permen karet dan memakannya

"Parah lo len gitu aja baper tae lah" Vic mulai sewot tapi kali ini tidak ada yang menyautinya lagi karna nereka sukses mendapat pukulan buku sejarah yang amat sangat terbal yang mengalahkan pengganjal pintu gudang di ruang olahraganya dari Pak Darmo tentunya.

Upacara hari itu usai semua siswa dapat kembali ke kelas mereka masing-masing tapi tidak dengan Alena dan kawan-kawannya mereka sudah dipastikan akan nenjalani hari ini dengan berat.
"KALIAN LAGI!! ALENA, VICTORIA,SHEERNA APA KALIAN TIDAK CAPEK! IBU SAMPAI PUSING MIKIRIN KALIAN! " ucap bu Retno

"Yaa ibu ga usah mikirin kita bu, orang tua kita aja ga pernah mikirin kita bu, masa iya ibu mau mijirin kita?" ucap vic dengan santai

"Diam kamu! Sudah seperti ini masih saja mau melawan!. Kalian itu masih anak sekolah harusnya taat kepada aturan yang berlaku di sekolah ini tetapi lihat kalian penampilan seperti berandalan belum lagi nilai kalian yang benar-benar memalukan, mau jadi apa kalian hah!?" ucap bu Retni dengan nada yang tinggi

~Sky Blue~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang