1

16 2 0
                                    

"Oke. Selesai" Rachel tersenyum sumringah kala selesai menalikan sepatu converse kesayangannya. Tepat setelah itu, suara klakson berbunyi. Tanpa perlu dilihat siapa pemiliknya, Rachel berdiri. Mengunci pintu rumah, lalu berjalan menuju orang tersebut.

"Tumben udah rapi" Kafa memerhatikan Rachel heran. Tak biasanya anak ini bergerak cepat. Biasanya kalau ia sampai, Rachel masih bersiap diri. Entah itu membereskan jadwal, mematut diri di cermin (walaupun tak lama seperti wanita kebanyakan), atau kadang baru memakai seragam.

"Lo tuh aneh banget tau ga? Gua lama protes. Gua cepet protes. Dasar netizen" Rachel segera naik keatas vespa Kafa sambil memakai helm yang tadi diberikan Kafa

"Eh iya yaa..  abis, ini tuh langka lagi hel. Kesambet apaan lo?"

"Jin tomang! Udah ah gc. Gua blom sarapan"

Tanpa berbicara lagi, Kafa segera menjalankan motornya menuju sekolah mereka.

———————

"Kaf, kantin dulu yuk"

"Yuk"

Kantin masih sepi. Hanya beberapa anak yang terlihat. Biasanya karena tak sempat sarapan dirumah, sama seperti dirinya. Tapi, di pojok sana, siswa lain bergerombol. Tak tertangkap mata karena letaknya tersembunyi. Biasanya dijadikan tempat untuk bolos. Mereka teman Rachel. Satu tongkrongan ibaratnya. Ada cowok ada cewek juga.

"Woy bro! Mau sarapan?" Sapa Arka. Teman sekelasnya

"Yoi. Lu ngapain?" Kafa bertanya

"Biasa" Balasnya seraya menunjukkan sabatang rokok diantara jari telunjuk dan tengahnya.

"Gila lo! Pagi-pagi udah nyebat aja" Rachel berseru

"Ga tahan gua. Lagi ada masalah ni"

"Tumbenan lu ga cerita" Ujar Kafa

"Pulang sekolah ae gua cerita nya. Di warung biasa ye"

"Siap" Kafa memeragakan sikap hormat. "Lo ikut ga hel?"

"Pasti doong" Rachel berujar. "Eh, lo ga pada sarapan? " Rachel bertanya pada yang lain. Beberapa temannya yang duduk di sekitar Arka

"Udah duluan tadi gue" Kayla

"Udah sarapan gua dirumah. Cuma yaa emang lagi mau kesini aja. Sekalian nemenin ni anak nyebat" Dafa

"Ooh gitu. Yang lain? " Rachel kali bertanya

"Hmm... Uang gua sekarat hel. Bokap belum ngirimin lagi" Radit. Wajar, dia anak rantauan, sama seperti dirinya.

"Yaelah. Kek ama siapa aja. Udah sini gabung . Kebetulan, gua kemaren baru dapet kiriman"

Sedetik setelah Rachel berkata, tak hanya Radit, namun teman teman yang lain juga ikut menyerbu. Memesan makanan sambil berteriak bahwa Rachel yang bayar. Rachel hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan mereka. Pagi itu, kantin menjadi bising.

—————-—





See you :)



FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang