4. Pertemuan yang Menyadarkan

22 4 2
                                    

"Bahasa arab ialah bahasa para penghuni surga. Umar bin Khattab pernah berkata Pelajarilah bahasa arab, karena bahasa arab merupakan bagian penting dari agama kita"

Matahari mulai menampakkan senyumnya yang indah. Udara pagi yang segar telah berkeliaran untuk menyentuh setiap insan. Waktu pagi adalah waktu yang baik untuk menghirup udara segar dikarenakan udara belum tercampur dengan partikulat yang lainnya. Banyak manusia yang memanfaatkan waktu pagi untuk berolahraga ringan, namun tidak dengan Kayla.

Di dalam kamar masih terlihat Kayla yang sedang pulas dengan tidurnya. Ya, begitulah sosok gadis itu, Kayla tidak akan bangun jika tidak dibangunkan oleh temannya, siapa lagi kalau bukan Meddya. Kayla dan Meddya tinggal satu atap. Semenjak Kayla ditinggalkan oleh keluarganya hanya Meddya lah menjadi satu-satunya teman di dalam hidup Kayla. Meddya asisten pribadi Kayla sekaligus teman hidup Kayla saat ini. Kayla tidak tahu apa yang terjadi di dalam hidupnya jika saat itu Meddya tidak datang di dalam hidupnya.

Di dapur terlihat Meddya sedang menyiapkan sarapan pagi. Ketika Meddya melirik jam dinding, Meddya langsung berlari ke kamar Kayla membuka pintu kamar yang tidak terkunci dan membuka jendela kamar Kayla. Sontak Kayla menarik selimutnya lebih tinggi dari semula hingga menutupi semua tubuhnya.

"Kaylaaa..... ayo bangun. Ini udah jam 8 pagi. Kamu gak ke sanggar?"

Meddya menarik selimut yang menutupi tubuh Kayla, namun Kayla tidak bangun juga. Hanya ada cara terakhir membangunkan Kayla. Meddya naik ke atas kasur dan melompat-lompat di kasur Kayla.

"Kayla... ayo bangun. Kayla bangun. Kayla bangun" dengan nada tinggi dan cepat Meddya mengatakannya.
Akhirnya Kayla bangun dan berdiri tepat dihadapan Meddya. Kayla memegang tangan Meddya untuk memberhentikan tingkah konyol temannya itu.

"Aku udah bangun Meddya" ucap Kayla dengan teriak kepada Meddya sambil melingkarkan tangannya di pinggang Meddya. Seketika itu Meddya langsung menutupi hidungnya dengan tangannya

"Bau tau... iiuuuhhhh. Awas." Ucap Meddya kepada Kayla dan mendorong Kayla hingga jatuh ke kasur.

Meddya beranjak dari kasur Kayla dan keluar meninggalkan kamar Kayla dengan kesal. Namun Kayla tertawa terbahak-bahak merasa puas karena temannya dapat menghirup udara segar dari mulutnya. Beberapa detik setelah itu Kayla bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk melakukan rencananya hari ini. Ya Kayla akan mencari tahu siapa lelaki yang ditemuinya kemarin di depan lift. Setelah selesai Kayla bergegas ke ruang makan. Di sana sedang duduk Meddya yang menyantap lahap roti yang dia buat. Kayla Menghampiri Meddya. Namun Meddya dengan sigap langsung menutupi mulut Kayla dengan tangannya.

"kamu udah gosok gigikan?" tanya Meddya dengan menyipitkan matanya kepada Kayla

Kayla melepaskan tangan Meddya dari mulutnya. Kayla mengambil roti yang tersusun rapi di atas meja dan duduk di samping Meddya sambil berkata "ya udah lah, emang nya aku terlihat seperti gadis yang jorok apa? Lagian kamu sih setiap hari bangunin aku kek gitu gak bosan apa nyium udara segar dari mulutku setiap pagi?"

"sebenarnya bosan. Tapi kalau gak begitu kamu mau bangun?" tanya Meddya kepada Kayla dengan mengangkat kedua alis matanya. Namun Kayla hanya melirik ke arah Meddya dan menarik bibirnya ke atas dengan mata terpejam.

"hmmmm. Tumben kamu pakai pakaian seperti ini. Mau kemana? Biasanya ke sanggar gak begini kali pakaiannya" tanya Meddya

Kayla mengangkat telunjuk tangannya dan mendekat kepada Meddya. "aku mau ketemu Ana" jawab Kayla dengan senyuman yang sumringah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAHTERA Ke-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang