YiZhan.
Ok. Sekian lama Chacha gak update dan akhirnya ada juga yang nanyain. Happy saiya hahaha...//oklebay.
Tapi beneran guy's.
Rasanya seneng plus kek gimanaaa gitu kalau ada yang kangen sama karya abal-abal chacha ini.
Fix. Abaikan saja celotehan unfaedah Chacha ini.
Jangan lupa Vote nya ya.
Happy reading.
***
Xiao zhan sangat berharap apa yang ibunya itu katakan kemarin hanyalah guyonan jahil seperti biasa atau mungkin kalau bisa ia ingin menganggap kalau ia sekarang hanya sedang bermimpi. Mimpi yang sangat buruk. Jadi saat ia bangun esok hari keadaan sudah kembali normal seperti biasa dan ia bisa menjalani semua dengan normal.
Tapi apa boleh dikata.
Seingin apapun ia akan semua itu, ibunya adalah ibunya. Semua yang ia katakan adalah mutlak meski 80% dari diri ibunya itu adalah keabsudan.
Dan karena itu. Dua hari terakhir ini ia sama sekali tak berangkat bekerja seperti biasa, sama seperti yang ibunya itu katakan.
Ia menghabiskan waktu bersantai yang membosankan dirumah. Memasak, membaca buku, menonton TV , membaca buku lagi dan terus saja begitu sampai hari berganti dan sekarang jam sudah menunjuk pada angka 3 untuk kedua kalinya dihari ini dan ia sudah menghabiskan hampir semua koleksi buku miliknya dikamar.
Tapi adakah yang bertanya-tanya dimanakah ibunya itu?.
Jujur saja Xiao zhan sendiri tak tau.
Sejak pagi tadi sehabis acara sarapan bersama mereka ibunya itu sudah tampil begitu rapi dan hanya mengatakan padanya ada urusan sebentar. Ya katanya memang sebentar Tapi sampai sekarang ibunya itu tak kembali juga.
Cklek.
Ia mengalihkan pansangannya dari buku yang ia baca pada pintu kamarnya yang terbuka.
"Zhanzhan~"
Itu adalah nyonya Xiao. Ibu tercintanya yang sedari tadi ia bicarakan.
"Lihat apa yang Ma bawakan untukmu." nyonya Xiao menyodorkan paperbag yang ia bawa kepada Xiao zhan.
"Apa ini Ma?" bingung Xiao zhan.
Yang ditanya hanya mengidikan bahu "Lihat saja sendiri." balasnya.
Xiao zhan mengintip pada paperbag itu yang ternyata berisikan setelan pakaian formal juga ada kotak kecil yang entah apa.
"Ah ya. Jangan lupa kenakan itu saat makan malam dengan keluarga 'Wang' nanti malam ok..." sambungnya.
Xiao zhan ingin menyuarakan protes tapi wanita paruh baya yang berstatus ibunya itu sudah berlalu pergi begitu saja.
Menghela nafas.
Ia melempar kesal paperbag berisi pakaian itu pada sudut ranjang miliknya.
Ok Xiao zhan sayang...daripada dibuang mending kasih Chacha aja. Biarin deh pakaian laki//JeritanParaRakjel.
Menghela nafas panjang.
Xiao zhan merasa kepalanya berdenyut menyakitkan.
Ini bahkan lebih menyebalkan dari tumpukan berkas miliknya dikantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny #YiZhan
FanfictionYiZhan ff Yibo gak mau dijodoh kan tapi apakah ia tetap akan menolak saat tau yang dijodohkan dengannya adalah orang yang telah mencuri hatinya sejak sekolah menengah.