Satu Kelompok

14 0 0
                                    

Suara alunan lagu klasik berputar diruang makan pagi itu. Dan kemudian terdengar suara langkah kaki seorang anak yang sedang terburu-buru berlari menuruni tangga dan langsung menuju ke arah meja makan dan langsung meminum susu yang masih panas.

"Wle! Aduhduh panasss, mamaaaa panaaasssss huaaaa," ucap Keyla setelah meneguk susu panas itu.

Seorang anak laki-laki berbadan tegap yang sedang memakan sarapannya dengan tenang pun langsung menengok ke arah Keyla, "makanya kalo dibangun shalat subuh tuh bangun. Jangan shalat jam setengah 6 pagi terus, kesiangan kan lo." ucap Raga, kakak Keyla.

Mama mereka yang sedang sibuk didapur mendengar ocehan kaka beradik sepagi itu pun hanya menggelengkan kepalanya seraya berjalan menghampiri mereka.

"Makanya kamu kalo dibangun tuh bangun dong Key. Masa udah SMA kelas 2 masih dibangunin juga. Jadi keburu-buru kan tuh sarapannya," ucap mama.

"Hehehe, semalem gabisa tidur ma. Makanya kesiangan,"

"Halah alesan aja lo. Tiap hari juga susah kali dibanguninnya," ucap Raga.

"Gausah ikut campur deh lo, wleee!"

"Udah udah. Buruan abisin sarapannya Keyla, kamu udah ditungguin tuh sama Angga," ucap mama.

Keyla melongokkan kepalanya kearah luar dan melihat Angga sudah duduk diatas motornya dengan gaya yang sok cool, "sejak kapan dia disitu ma?," tanya Keyla.

"Hhhmmm kayaknya pas kamu lagi ngoceh sama abang kamu deh. Udah buruan berangkat sana."

Sambil mengunyah sisa makanan yang ada dimulutnya Keyla berkata, "yaudah Kewla bewrangkat dwulu ya mwa," ucapnya kumur-kumur.

Mama dan Raga pun hanya bisa menggelengkan kepala mereka karena melihat sikap Keyla. Memang hanya anak itu saja yang keras kepala dirumah selain mereka berdua. Papa Keyla? Sudah meninggal sejak ia kelas 4 SD. Sedangkan Angga? Tetangga sekaligus sahabat Keyla sejak mereka masih kecil. Rumah Angga yang bersebelahan dengan Keyla yang membuat mereka berdua menjadi sahabat.

---

Suara deru motor terdengar nyaring di parkiran sekolah. Dua orang remaja yang diatas motor tersebut memasuki parkiran dengan terburu-buru.

Setelah motor terparkir dengan benar, Keyla langsung membuka helmnya dan memberikannya pada Angga, "Duh! Mampus PR sejarah masih ada yang belom gue isi. Ngga, ini ya helm nya. Nanti lo basket dulu kan? Jemputgue ditempat biasa aja ya, Ngga!" ucap Keyla.

Sebelum Keyla keburu hilang dari pandangannya, dengan sigap ia langsung mencekal pergelangan Keyla, "Heh! Enak banget lo ya main kabur aja. Tungguin kek, bareng gitu ke kelasnya. Berasa supir lo banget gue. Dan satu lagi. Hari ini latihan basket bagi anak kelas 10, anak baru. Gue males ngajar. Jadi kita nanti langsung pulang dan lo gausah nongkrong sendirian di cafe favorit lo itu."

"Duh!  Iyaiya!  Dah gue duluan ya! Lo masih lama kan? Jaket lo aja nelom dilepas. Byeee!" ucap Keyla langsung lari menuju kelasnya.

Angga yang melihat tingkah laku Keyla pun hanya menghela napas. Walaupun tingkah Keyla yang selalu seperti itu terhadapnya, entah mengapa ia tidak bisa jauh dari Keyla. Tidak, untuk saat ini. Karena dia harus menyatakan perasaannya sebelum melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

---

"Faraahhh! Please gue mau liat PR Sejarah punya lo ya! Ada beberapa nomor lagi yang belom gue isi. Please please please," pinta Keyla pada Farah dengan memasang puppy eyes andalannya.

Farah yang sedang asik main cacing pun membalas dengan cuek, "Tuh ambil ditas gue. Jangan berantakkan ngambilnya ya! Awas lo."

Keyla yang mendengar izin dari sang pemilik buku dengan cepat mengambil buku Farah dan menyalinnya.

Bodo amat deh tulisan gue yang ini kek ceker ayam. Yang penting selesai ni tugas guru killer! Batin Keyla.

Pas saat Keyla menyelesaikan jawaban terakhirnya, bel masuk berbunyi. Keyla pun menghela napas, karena keunggulan kecepatan menulisnya dia dapat menyelesaikannya tepat waktu.

"Selamat Pagi anak-anak. Hari ini kita akan membahas sejarah Jepang menjajah Indonesia. Sebelum dimulai pelajaran, silahkan kumpulkan tugas pekan lalu." Ucap Bu Laras selaku guru Sejarah Peminatan di kelas IPA.

Bagas selaku ketua kelas mengumpulkan buku anak-anak dan kemudian menaruhnya diatas meja guru.

"Oke. Kita mulai pembelajaran hari ini. Sebelumnya ibu mau tanya, berapa lama Nippon menjajah Indonesia?"

Hening. Jelas. Mereka semua ambis hanya di mata pelajaran eksak saja. Untuk pelajaran Sejarah ini? Tentu mereka tidak bersemangat untuk menjawab. Namun, ada satu orang siswa yang mengangkat tangannya dan menjawab.

"Tiga setengah tahun, bu." 

Gue yang sangat jarang mendengar siswa IPA menjawab Sejarah pun langsung menengok ke sumber suara tersebut berasal. Jleb. Ternyata Galen. Sepertinya dia tidak ambis seperti siswa di kelas ini ya. Dia masih memperhatikan Bu Laras. Batin Keyla.

"Betul. Jepang telah menjajah Indonesia selama tiga setengah tahun. Jepang membutuhkan waktu 3 bulan untuk menduduki wilayah Indonesia, terhitung dari Januari-Maret tahun 1942. Tujuan Jepang menjajah Indonesia yaitu untuk menguasai sumber daya alam yang ada di Indonesia." penjelasan Bu Laras.

"Nah, untuk materi ini, Ibu mau anak-anak membuat kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa. Setiap kelompoknya akan Ibu berikan materi yang berbeda namun bersangkutan dengan sejarahnya Jepang menjajah Indonesia." 

Setelah Ibu Laras memberi penjelasan singkat itu, semua siswa sibuk mencari kelompok yang menurut mereka bisa mereka andalkan. Gue, yang masih malu untuk join dengan mereka, hanya bisa mengamati sekitar hingga seseorang menepuk pundak gue,

"Hhhmm, eh, lo, udah dapet kelompok?" 

Gue yang merasa ditepuk pun menoleh dan sedikit terkejut karena yang manggil gue ternyata Galen! Dengan kikuk gue menjawab, "Eh, hhmm belom sih. Temen sebangku gue udah ngilang entah kemana tanpa ngajak gue buat cari kelompok. Jadi gue belom nemu kelompok."

"Mau gabung kelompok gue?" tawar Galen.

Anjrit! Kesempatan ini sih. "Hm, boleh deh," angguk Keyla.

"Oke. Pulang sekolah ini kita langsung kerjain ya. Nanti gue kabarin lagi bakal kerja kelompok dimana."

Gue pun hanya mengangguk sambil berteriak dalam hati. Mimpi apaan gue semalem yaampun! Dewi fortuna lagi berpihak sama gue fix inimah! 

"Oke. Jika kalian sudah mendapatkan kelompok, Ibu akan membagi tugas sesuai urutan kelompok kalian." 

Bu Laras pun mulai memberitahukan tugas masing-masing perkelompok dan menyudahi pelajaran Sejarah hari ini.

Saat Keyla sedang membereskan buku, tiba-tiba ia ditepuk kembali untuk kedua kalinya.

"Sorry, nama lo siapa ya? Gue lupa hehehe," tanya seseorang.

Gue pun menoleh, "eh? oh. Gue Keyla. Lo, Galen kan?"

Galen pun mengangguk, "Iya. Gue boleh minta nomor Whatsapp lo? Buat gue invite ke grup kelompok." minta Galen.

Sambil mengetikkan nomor Whatsapp di handphone Galen, Keyla bertanya, "nanti jadi kerja kelompok dimana, btw?"

"Hm, keknya di rumah gue ajadeh. Nanti lo lo pada bisa ikutin gue dari belakang aja."

"Nih udah. Oh, okedeh."

Galen menerima handphone nya dan langsung pergi meninggalkan Keyla dan bergabung dengan teman cowoknya.

Keyla yang hanya bisa menatap punggung Galen pun hanya tersenyum lemas. Dia bahagia. Mungkin, untuk saat ini. Karena dia satu langkah didepan, bisa dekat dengan Galen. Semoga gue ga salah pilih untuk saat ini. Pikir Keyla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R A G U ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang