Kana menyentuh pundak Zenitsu yang bergetar. Mengabaikan sentuhan perempuan di sebelahnya, Zenitsu melarikan pandangannya pada lalu lintas kota yang ramai. Keduanya tengah berada di sebuah lokasi kejadian perkara pembunuhan yang tak jauh dari pos polisi di mana Zenitsu ditempatkan.
"Aku benci pembunuhan. Seperti tidak ada hal lain untuk dijadikan jalan keluar sebuah masalah. Bunuh dan puas. Pola pikir yang mengerikan." Ujar Zenitsu yang masih enggan menatap Kana.
Kana menghela napas pelan. Tugasnya dimulai nanti setelah mayat ditaruh di ruangan khusus di kantor kepolisian pusat. Ia datang kesana murni hanya tak ingin terjadinya kerusakan pada barang bukti, yakni kondisi mayat itu sendiri yang mulai membusuk akibat ditemukan beberapa hari setelah terjadinya pembunuhan yang masih belum diketahui pelakunya. Dan ia tak menyangka, Zenitsu akan seterpuruk itu.
"Dunia itu kejam. Kita menjadi pahlawan kebenaran pun tidak bisa membasmi seluruh kejahatan yang ada." Sahut Kana sekenanya.
"Aku tahu. Tanganku cuma dua. Kakiku juga. Ugh, abaikan racauanku. Aku hanya sedang kesal." Ujar Zenitsu yang akhirnya menatap Kana.
"Kau itu memang cerewet, Agatsuma. Melebihiku yang sejatinya perempuan."
"Berisik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu Book!
General FictionHalu yang tak pasti terealisasikan dalam bentuk fan fiksi.