PART 1

76 7 0
                                    

Kota Perancis, 23 Maret XXXX

Pagi nan indah dengan matahari yang tersenyum bahagia ditemani Kicauan burung yang saling menyapa, begitu pula suara keramaian orang orang yang saling tegur sapa dan suara kesibukan tengah kota hingga pinggiran kota romantis itu. kota romantis atau biasa disebut kota Perancis seperti banyak orang orang luar benua menyebutnya, kota yang bagaikan kota impian sejuta pasangan. 

Kota yang terkenal dengan keramahan orangnya dan keindahan setiap sudutnya, dan kemoderan kota itu. Namun dibalik keindahan dan kebahagiaan pasti terdapat kegelapan yang tak semua orang ketahui yang menyisakan kesedihan dan misteri didalamnya.

"nona, bisakah nona berjalan berlahan-lahan saja?" ucap laki laki berpakaian seragam ksatria berwarna coklat yang berusaha untuk berjalan sejajar dengan gadis berambut panjang itu. "apa ada tempat yang ingin nona kunjungi hingga membuat nona tergesa-gesa seperti ini?" lanjutnya. Namun gadis itu masih terdiam dan tetap berjalan cepat melewati kerumunan orang-orang. Hingga sampai mereka memasuki taman tengah kota dan erhenti didepan air mancur taman tengah kota itu.

"Raf" ucap gadis yang berambut panjang itu tanpa berpaling ke laki laki yang tengah kebingungan. "iya,nona?" jawabnya.

"bisakah kamu pergi ke toko itu dan memesankan ku kue keringnya?" perintah gadis itu sambil menunjuk toko kue yang sangat ramai diujung jalan itu. raf nama laki-laki ksatria itu hanya terdiam dengan ucapan nonanya yang ada didepannya dengan ekspresi kebingungan.

"kue?" Tanya aria.

"iya"

Hembusan lega keluar dari mulut raf seakan-akan jawaban yang dia tunggu-tunggu sejak tadi akhirnya terungkap. "saya mengira nona tergesa-gesa karena ingin ke tempat yang ingin nona kunjungi. Ternyata hanya lah kue yang ada ditoko terkenal itu" jawabnya dengan senyuman kecil di bibirnya.

"tapi nona apa baik baik saja jika nona berada di tempat ramai seperti itu?" Tanya aria lagi yang masih berdiri disebelah gadis itu.

"kamu tidak perlu mengkhawatirkan ku, karena aku akan tunggu disini jika terjadi apa apa aku juga bisa mengunakan ini" menunjukkan pisau yang disembunyikan gadis itu di kantung gaunnya.

"sepertinya nona clarissa benar benar tidak bercanda saat membawa itu" balas raf yang tertawa melihat perilaku nonanya yang tak dapat dimengerti setiap saat. "baiklah, nona. Tapi nona jangan pergi kemanapun tetaplah disini nona" pinta raf dengan nada memohon.

Bagaimana raf tidak memohon nona muda nya, karena clarissa sangat pintar melarikan diri dari pengawasan para pengawal bahkan ayah clarissa, duke kifton de chronicle geleng-geleng melihat putrinya walaupun begitu saclarissa de chronicle merupakan gadis yang ceria dan ramah kepada semua orang hingga warga desa diwilayah duke mengenal baik gadis muda itu .

"raf! buruan pergi sebelum kehabisan kuenya!" rewel clarissa.

Raf langsung mengangguk dan pamit pergi sebentar kepada clarissa, beberapa menit setelah raf pergi meninggalkan clarissa sendirian di tengah taman kota itu, tiba tiba gadis berambut panjang itu tak sengaja melihat seorang laki laki berpakaian bak bangsawan berjalan dikeramaian yang mencuri pandangannya. Laki laki rambut bersurai putih dengan ikat an kecil dibelakangnya ditambah dengan mata yang berwarna biru bersih seperti langit pagi. Namun anehnya dia membawa sebuah kamera lengkap dengan tongkatnya dengan tergesa-gesa seakan-akan ada hal yang harus dia temui saat itu. karena jiwa penasaran clarissa yang sangat tinggi, gadis itu memilih mengikutinya.

"hm, gak apa apakan kalau aku berjalan-jalan disekitar sini. Toh..." ucapnya sambil melirik arah toko kue ujung jalan itu."antri toko kuenya juga sangat ramai.." lanjutnya sambil senyum pergi meninggalkan tempat ia menunggu tadi. Ia berjalan ujung keujung taman hingga ia sampai di depan toko tua yang menurutnya kuno untuk masa nya saat ini.

"apa mereka menjual barang antik disini atau barang yang langka untuk didapatkan?mungkin ini kesempatan ku jika disni ada barang yang cukup menarik untuk hadiah kakak" pikirnya.

Bunyi bel pintu depan terbunyi, suasana sepi nan sunyi yang berbeda dengan suasana dibalik pintu itu. barang barang antik yang terpajang diruangan toko, dinding yang dipenuhi foto yang aneh dan seakan-akan memiliki makna dan bersuara.

"permisi.."

"apa tidak ada orang disini?" pikir clarissa yang tengah melihat lihat barang-barang kuno.

Brak!!

Suara barang terjatuh diujung ruangan membuat clarissa sontak terkejut saat itu. dengan rasa takut dan penasaran, clarissa berjalan berlahan lahan kearah suara itu berasal.

"ah!"

Clarissa terkejut melihat laki laki yang dia lihat satu jam yang lalu di taman tengah kota tadi. Laki laki itu menatap kembali kearah clarissa dengan ekspresi tak ingin diganggu.

"maaf, toko sedang tutup" singkat laki laki itu.

"tapi.."

"tolong pergi, nona muda. Saya sedang tidak membuka toko untuk hari ini" usirnya tanpa melihat wajah clarissa yang masih terdiam dibelakangnya. Ia merapikan barang barang yang ia jatuhkan di rak rak dan pergi meninggalkan gadis itu.

"tuan, boleh kah saya berkeliling sebentar? Saya ingin mencari hadiah untuk kakak saya." Ucap clarissa kepada laki laki yang berjalan menjauhinya, namun tiba-tiba laki-laki itu terhenti dari kejauhan.

"terserah nona, tapi sebaiknya nona segera pergi karena saya tidak lagi ..."

"buka" pangkas clarissa dengan nada senang karena pemilik memperbolehkannya berkeliling sebentar. Laki laki itu hanya terdiam saja saat clarissa menunjukkan wajah senang nya. Dan akhirnya memilih pergi menjauhinya.

.

.

Sekian lama berkeliling ditoko itu, clarissa terdiam didepan kamera dengan penyanggahnya terpajang ditempat yang tak terlihat olehnya sejak tadi. Berlahan-lahan ia ingin mengapainya namun laki laki bersurai putih itu sudah dibelakangnya. Clarissa terkejut. Ia tak menyadari hawa keberadaan laki-laki itu yang sekarang berada tepat didepannya dan saling bertatapan. Ia sungguh mengakui bahwa laki laki ini sangat tampan dan tak seperti orang orang lainnya, seperti dia adalah bangsawan yang memiliki toko ditengah kota. Clarissa tersipu malu, bagaimana tidak mereka sangat berdekatan tapi akhirnya keheningan itu terpecahkan oleh laki-laki itu.

"apakah nona sudah selesai berkelilingnya?" Tanya laki laki itu.

"belum selesai tapi saya akan kembali besok untuk meneruskan berkelilingnya, sebelumnya bolehkah saya bertanya pada tuan ? apakah kamera itu dijual?" tunjuk nya kea rah kamera yang berdiri disebelah nya.

"tidak, itu tidak dijual karena itu milik pribadi"

"dan apa tuan orang inggris juga sepertiku? Karena tuan memiliki aksen yang mirip dengan ku"

"nona, sekarang sudah pukul 4 lewat 10 menit bukankah nona seorang bangswan harus pergi sebelum orang yang bersama nona kehilangan kepalanya" jawab laki laki itu dengan niat seakan-akan makna dari kalimatnya mengatakan bahwa seseorang yang mencurigakan bersama seorang bangsawan akan kehilangan nyawanya.

"bagaimana tuan tahu aku seorang bangsaw—"

"silakan pergi."

Laki laki itu pergi begitu saja tanpa mengucapkan permintaan maaf atau apapun itu tapi hanyalah acuh tak acuh kepada pelanggannya.

"saya akan kembali lagii" ucap clarissa sebelum menutup pintu toko.

Laki laki itu hanya terdiam dibalik pintu ruangan lainnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Disisilain tempat, raf membelikan 2 dus kue kering pesanan clarissa.

"semoga ini cukup untuk no—"

"nona!" teriak raf

.

Clarissa yang berlari menuju taman dengan wajah penuh penasaran kepada laki-laki itu. siapa dia dan mengapa dia tahu bahwa ia seorang bangsawan? Tanpa memikirkan bagaimana wajah pengawalnya yang kehilangan nonanya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memories with you  || Joseph DesaulniersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang