Hina

25 4 0
                                    

"Woyyyy,ngelamun mulu lu. Udah kayak Alien nihh sekarang mah ya,"teriak Aldiyan. Sontak membuat Adira kaget,pasal nya dia sedang berfikir mengapa tuhan mengambil nenek nya secepat ini.

Aldiyan menjulurkan kaki nya,dan duduk disebalah bangku Adira. Stelah itu,Aldo dan Dimas yang ada dibelakang nya menyodorkan tangan mereka kepda Aldiyan untuk tos.

"ADIRA APRILIA?,"kesal Aldiyan karena dihiraukan.

"Apaaa fakboy?."jawab Adira dengan nada rendah dan tak lupa dengan senyuman yang merekah.

"Kenapa sih lo,gue yang kena omel malah lo yang gelisah nya. Udah gak usah gituu,gue sekarang ada disamping lo,"ujar Aldiyan dengan nada sombong nya,mengalihkan pandangan dan arah tubuh nya ke samping Adira. Sehingga mereka berhadapan.


"Widihhh..geer banget lo ya jdi jantan. Gue lagi keinget nenek gue ajaa,gak nyangka,"jawab Adira sembari menundukkan kepala.

"Emang nya nenek lo kenapa?di marahin lagi ya lo sama dia?,"tanya Aldiyan kebingungan. Sebab,dia sedang liburan disaat nenek Adira meninggal.

"Nenek gue udah ninggalin gue untuk selama-lamanya,"jwab Adira ketus.

"Udah jangan dipikirin terus,jangan ketus juga lo ya setan!,"canda Aldiyan yang tak lucu sama sekali.


Kringg....Kringgg.....

Bel pelajaran pertama dimulai. Adira tampak masih kebingungan entah dimana ia seharusnya duduk. Sebab,bangku semua nya sudah terisi. Yang tersisa hanya bangku yang sedang Adira duduki,dan itu pun bersebelahan dengan Aldiyan.

"Udah di sini aja Dir,gak papa ko.Ayo nak sama papa aja,duduk lagi"lagak Aldiyan menirukan logat seorang ayah,seolah-olah kini dia menyuruh anak nya berhenti bermain dan mulai untuk beristirahat.

Tak ada pilihan lain,dan tak ada jalan keluar. Adira putuskan untuk duduk sebangku dengan Aldiyan saja,dari pada dia harus sendirian. Dan ini sangat terpaksa sekali.

Pasal nya selama Adira sekolah,dia tidak pernah sebangku dengan laki-laki. Apalagi ini laki-laki yang tak di sukai Adira sama sekali.

Guru mata pelajaran pertama,akhirnya datang. Dan memulai pelajaran di hari yang baru,kelas baru.

               ***

"Mau bareng gakk?"ucap Aldiyan yang sudah berdiri di hadapan Adira

"Kemana?"jawab Adira,sambil membereskan buku. Karena pembelajaran sudah selesai dan juga sudah datang jam nya istirahat.

"Wc!"

"Kalo gue si ogahh bangett"

"Siapa juga yang mau di anter berak sama cewe tepos kaya lo"

"TERSERAH LU,DAH".

Kali ini,Aldiyan sprti biasa nya dia selalu saja menghina fisik Adira. Yang katanya sih gak ada apa-apa nya. Yang ada tulang belulang doang,gak asik.

"Ke kantin adek maniss!"ajak Aldiyan

"Kalo gue yaang bayarin sih,gue ogah banget dah"ucap Adira yang tengah menatap tajam ke arah Aldiyan

"Emang banyak lama lu mah"
Tak diduga tangan Adira sudah ada digenggaman Aldiyan,dan menyeretnya menuju kantin.

"Woyyy para bujangga Indonesia,yang hobi nya liatin Janda"Teriak Aldiyan kepda Aldo dan Dimas tentu nya,dengan masih menggenggam tangan Adira.

Dan segera mungkin Aldiyan duduk,dihadapan Dimas dan Aldo serta Adira disebelah nya.

"Apa gess"jawab Dimas yang lugot ngomong nyaa ke cwe.

"Lahh,lu ngapain yan bawa pensil"pekik aldo yang semakin membuat Adira geram.

"Ehh lu jangan salah do,dia tuh berarti banget buat gue. Tanpa dia gue gak bisa lakuin aktivitas gue"jawab Aldiyan yang membuat geram Adira berubah mnjdi merah dipipi.

Adira tak tau apa yang harus dia katakan,yang jelas Adira tersentuh hati nya oleh kata-kata Aldiyan tadi. Sebab,baru kali ini Aldiyan membela Adira.

"Bener nih?"ucap Aldo disertai senyuman tipis

"Iyaa lah bnerr,orang dia tiang listrik di rumah guee"jawab Aldiyan.

Tak di duga Aldiyan ternyata sama saja dngan mereka,malah lebih parah.

"Kalo lo mau ngebuat gue jadi bahan bully,lo gak usah ajak-ajak gue lagi. Ini tu gak lucu",gertak Adira yang merasa dirinya hanya sebatas bahan bullyan.

Adira pun sesegera mungkin meninggalkan ketiga cowo yang gak tau etika itu.

#Don't forget untuk Comvot nyaaa readers
Arahan nya juga yaa
^Maakasihh^

Langkah LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang