da noches

112 22 1
                                    

"Jangan ikut campur urusanku!"

"Baik! Aku pergi dari sini! Urus gugatan perceraian besok!"

Pintu tertutup dengan kencang.

Mama dan Papaku pasti mengira aku telah tertidur. Padahal aku mendengarkan apa yang mereka ributkan dari awal.

Kedua orang tuaku tak pernah akur sejak aku lahir. Mereka selalu bertengkar meski masalahnya sepele. Kadangkala, mereka tak segan-segan bertengkar di hadapanku.

Aku tak pernah menceritakan permasalahanku ke siapapun. Aku hanya memendamnya sendirian.

Kurasa hari ini hari yang sial untukku. Tak hanya orang tua yang akan bercerai, aku juga telah diputuskan oleh pacarku hari ini.

Tunggu dulu.

Kenapa aku tak mencoba membuka jendela yang berada di atasku ini?

Baiklah.

Aku mengambil kursi belajarku, meletakkannya di atas kasur, kemudian membuka jendela langit kamarku.

Anginnya kencang sekali.

Tapi bikin tenang.

Butuh lebih banyak angin malam dan ketenangan, aku memutuskan untuk keluar dari jendela dan duduk di atap kamarku.

Aku mendongak ke atas. Perpaduan bulan dan bintang malam ini sangat indah. Bulan purnama nampak sangat bulat dan terang.

Pandanganku menangkap seorang laki-laki yang sedang melakukan hal yang sama denganku. Duduk di atap rumah, menikmati angin, dan menatap ke langit malam.

Rumahnya berada di seberang rumahku. Tak salah jika pandanganku teralihkan padanya.

Lelaki tersebut melambaikan tangannya ke arahku. Setelah melirik ke kanan kiri atas bawah timur barat utara selatan, aku membalas lambaian tangannya.

Aku kembali menatap langit. Ia melambaikan tangannya kembali. Aku bisa melihatnya dari ekor mataku. Aku memiringkan kepalaku dan menghadap ke arahnya.

Ia menunjuk-nunjuk jendela kamarnya.

Apa dia ingin kembali ke kamar ... nya?

Mungkin saja.

Aku mengangguk-anggukan kepalaku dan mengacungkan ibu jariku.

Dan benar saja, ia membuka jendela kamarnya dan masuk ke kamarnya.

Hatiku sudah cukup tenang, anginnya juga sudah membuatku ngantuk.

Tanpa pikir panjang, aku memutuskan untuk kembali ke kamarku.

Berharap semuanya akan kembali normal esok hari, aku langsung terlelap pada detik berikutnya.

Kuharap nasib sial tak menghampiriku besok.

2020 ©️ jaloux

𝐬𝐞𝐥𝐞𝐧𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 • 𝙘𝙢𝙗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang