Mola

5 1 0
                                    

Nama panggilan : Mola

Ciri fisik                : Serupa Monita Dala. Yang jadi pembeda adalah rambut panjang sepinggang, halus dan sedikit bergelombang.

Karakter : Kalem, penyayang, ramah.

Bahasa    : Kebanyakan memakai bahasa jawa halus.

Rutinitas : Bekerja di pusat kesehatan, membantu dalam sumbangan bencana dan mengajar anak-anak secara sukarela.

Tempat tinggal : Satu lokasi dengan target pertama.

Kronologi pengenalan kasus :

Bapak Beni dan ibu Sharma merasakan anaknya berbeda.

Bersedia melakukan semua pemeriksaan kesehatan dan mental namun hasilnya normal.

Orang tua Mola bersahabat karib dengan ayah dan bunda. Memang ada sesuatu yang menarik selain rupa. Tidak bisa dijelaskan tapi nyata adanya.

Tehnik penyelidikan :

Wawancara dengan tetangga dan orang terdekat.

Tidak begitu aktif dalam kegiatan satu kosan akibat pekerjaan yang padat.

Menurut kadiv ruang perawatan "Mola sangat berdedikasi."

Menurut koordinator relawan
"Mola itu mengasihi."

Menurut anak panti
"Kak Mola sangat cantik dan baik hati."

Menurut aku pribadi "Mola memancarkan energi, Optimisme tinggi."

Proses penelitian :
Mendekati sasaran melalui bantuan di rumah sakit, bakti sosial dan kegiatan di panti.

Respon target :
Sangat hangat, menawarkan persahabatan dan menjawab pertanyaan tanpa keberatan.

Kesulitan di lapangan :
Mola terlalu baik. Naluri curiga sempat berjaya namun hanya sedikit penemuan fakta.

Pendalaman bukti dan keterangan :

Gadis bermata indah dan berkulit bagai pualam itu sering berkaca-kaca lalu meneteskan air mata bahkan ketika kami tertawa bahagia.

Dia tidak ingin bersandar. Hanya ingin aku berbagi beban. Menurutnya penegak keadilan sangat membahayakan. Bertugas mulia dan mengesampingkan keselamatan. Bila ada kesempatan Mola ingin meringankan.

Beberapa hari terakhir mengirim banyak buah dan masakan. Ia khawatir sahabatnya lupa makan. Tidak selalu bertemu pandang tapi pesan perhatian tak luput ditinggalkan. "Selamat makan, Jagoan. Pahlawan juga perlu sumber tenaga. Jangan lupa di makan ya!"

Aku menjemputnya saat pulang bertugas. Dekat dalam waktu singkat. Dia malu kala diajak berdansa. Berhadapan dengan orang tua dan kakak ku seperti sudah mengenal sejak dulu. Hubungan kami memperoleh restu.

Suatu malam aku melihat dia berdoa di tempat ibadah. Kami percaya tuhan menggariskan yang terindah. Tersebut satu nama dalam hembusan "Maafkan aku, Surya!"

Pengujian data

Objectivitas teruji. Perasaan tak sama lagi. Aku tak bisa menghindar lagi. Mola jadi pemilik hati.

Kami berdua pergi ke pantai mumpung cuaca cerah. Mengait kelingking lalu berjanji saling menemani. Tak akan ku biarkan dia lara sendiri.

Mola menyanggupi. Kami akan hidup bahagia nanti. Hanya saja dia ingin menemui, akan dikabari nanti. Yang jelas itu bukan orang tua, teman atau Boss. Bagiku Mola itu segalanya. Mungkin prematur menyebut setia namun begitu yang kurasa.

Jer Lax bisa teruskan kasusnya. Semoga kamu juga berfikiran sama dan mendoakan kami berdua bahagia





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy Birthday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang