Bel istirahat telah berbunyi seluruh warga sekolah khususnya siswa dan siswi telah berhamburan keluar kelas untuk sekadar mengobrol atau pergi kekantin.
Aku bergegas menuju kantin bersama Lia karna memang aku hanya baru dekat dengannya. Jika kalian bertanya bagaimana Amir dan Dovi mereka juga kekantin berdua hanya tidak bareng dengan kami, Walaupun kami dekat tapi untuk kekantin bersama sepertinya tidak mungkin.
"Li jangan cepet - cepet dong, nanti jatoh. Kan kita pake rok" ucapku sambil setengah berlari mengejar lia
"Kalau engga cepet - cepet nanti baksonya rame duluan git, buruan" jawab lia yang sudah berhenti menungguku.
Setelah sampai kantin ternyata benar kantin sudah penuh dengan lautan manusia sampai - sampai para peradangnya tidak kelihatan.
"Tuhkan git. Sudah penuh. Kamu mau bakso ikan jugakan?" Tanya lia tetapi matanya masih tertuju pada gerobak bakso ikan yang akan kita beli.
"Iya tapi nanti kita makan dikelaskan li?" Ucapku
"Iya kita makan dikelas, aku saja yang beli yah nanti kalau aku manggil kamu baru mendekat" jawab lia
Dengan gesit dan suara yang keras lia berteriak agar bakso kami cepat dilayani, sedangkan aku menunggunya dibelakang.
"Ta kamu beli bakso juga?" ucap amir dari arah belakang
Aku menengok kearah suara tersebut dan berkata "Oh iya mir, itu lia yang beli" saat jemariku ingin menunjuk lia, ternyata bukan lia yang kutunjuk melainkan fauzan. Dan fauzan juga melihatku menunjuk dirinya, dia hanya tersenyum dan tak lama Arif pun menyapa fauzan. "Mana lia ta itu si fauzan" ucap amir
"Oh iya ku salah tunjuk tadi lia masih disitu,oh itu tuh didekat mamang baksonya" jawabku sambil menunjuk lia yang sudah berdiri disamping tukang bakso itu.
"Kamu jangan heran git, si lia emang kalau masalah mesen memesan ahlinya, HAHAHA" ucap dovi sambil tertawa keras lalu berkata lagi "mir saya satu yah" teriak dovi saat amir pergi menuju ke penjual es dan dia juga menghampiri arif dan fauzan.
"Iya dia cepet banget ya" ucapku menimpali.
"Dari SD begitu git" jawab dovi
Dovi dan Lia memang 1 SD dan dikelas ku pun teman satu SD lia sangat banyak, kalau aku hanya sendiri.Tak berapa lama lia sudah berdiri disampingku.
"ini git bakso kamu" ucap lia sambil mengulurkan baksoku
"Makasih li, kamu cepet banget belinya" jawabku
'Kan sudah ku bilang git' bisik dovi kepadaku
Dan aku hanya terkikik saat dovi membisikan itu.
Lalu lia berkata "kalau ada orang lain selain kalian berdua engga boleh bisik-bisik" sambil mencubit lengan dovi
"Kebiasaan banget si mainnya nyubit" ucap dovi seraya memegang bekas cubitan lia
"Rasain suru siapa bisik-bisik, uweee" ucap lia sambil menjulurkan lidahnya dan pergi agak menjauh.
"Nyebelin banget si jadi cewek" ucap dovi dan ingin mengejar lia tapi ditahan fauzan
"Vi ini es dari si amir, tadi dia mau ada perlu sama arif" ucap fauzan dan melirik kearahku
"Makasih zan" jawab dovi
"Bareng yah vi kekelasnya" ucap fauzan kembali
"Iyalah. Masa saya sendirian kekelas. Kamu engga mau beli apapa lagikan?" Jawab dovi
"Iya udah kok. Yuk" ajak fauzan
"Git hayu bareng. Tuh. Si lia nunggu disana dari pada kamu sendirian nyamperin lia. Biar sekalian saya mau nyubit balik" dovi berkata padaku.
"Hehehe... boleh yuk vi" jawabku.
Lalu aku berjalan disamping dovi lalu fauzan.Entah kenapa saat dovi berbicara, fauzan bukan melihat kearah dovi melainkan melirik kearahku.
Saat sudah dekat dengan lia, dovi lari mengejar lia yang sudah berteriak-teriak. Aku dan fauzan tertawa hanya karna kelakuan mereka.
Saat dovi dan lia sudah jauh hanya tersisa aku dan fauzan. Kami sama - sama diam saat berjalan bersama, lalu dia tiba-tiba berkata "Ta pulang sekolah sama arif lagi?"
"Aku engga tau sih." Jawabku
"Tadi arif bilang mau bareng kamu juga pulang sekolahnya" ucapnya.
"Maksudnya?" Tanyaku
"Iya tadi aku ajak arif buat bareng sama aku naik sepeda tapi dia bilang mau bareng kamu. Jadi nanti kita pulang bertiga" jawab fauzan
"Oh. Kalau arif bareng sama kamu naik sepeda aku jalan sendiri juga engga apapa kok" jawabku
"Bukan gitu kalau aku bareng kalian engga apapakan?" Tanya fauzan
"Engga apapa kok" jawabku.
Dan akhirnya kita sampai dikelas. Aku sudah duduk dibangku ku dan fauzan mengobrol dengan teman-temannya.
Gita jawab engga apapa tapi pake kok. Engga ikhlas atau gimana deh, Wkwkwk...
JANGAN LUPA KRITIK BUAT CERITA INI.
Thank's
YOU ARE READING
Cinta Datang Terlambat
Teen FictionAku tak mengira akan mengenal dia sedalam itu dan berakhir saat pendidikanku berakhir pula. Mungkin saat itu aku dan dia tak bisa menyampaikan isi hati kami masing - masing. Mungkin bukan dia yang terlambat menyadari tapi aku pun sangat terlambat me...