Kancil Jahat dan Gajah Baik Hati

280 9 0
                                    

Judul : Kancil Jahat dan Gajah Baik Hati

Pada jaman dahulu kala, di sebuah hutan. Para binatang hidup bahagia dan berdampingan.

Namun pernah ada sebuah kisah, tentang kancil yang sangat tidak menyukai gajah. Menurutnya, gajah adalah binatang gendut, tidak lincah tapi makannya banyak.

"Lihat saja badannya seperti raksasa, jalannya pelan," cibir kancil.

"kancil, tidak baik menghina binatang lain!" seru ayam."Biar saja, emang kenyataannya begitu, kan?" jawab kancil.

"Cil, ingatlah setiap binatang pasti punya kekurangan dan kelebihan," kata rusa bijak.

"Iya, bisa jadi suatu saat kamu membutuhkan pertolongan gajah," lanjut monyet.

"Ah, saya yakin tidak akan pernah minta bantuan gajah. Saya 'kan gesit dan lincah, jadi tidak akan merepotkan siapapun," jawab kancil dengan sombongnya.

"Jangan begitu, kalau suatu saat kamu membutuhkan bantuannya bagaimana?" tanya landak.

"Ah, mana mungkin!" kancil mengibas-ngibaskan ekornya....

Pada suatu ketika, hutan belantara yang mereka tinggali mengalami kemarau panjang. Sungai-sungai mengering.Para binatang kehausan.

Mereka secara bergerombol mencari sungai yang ada airnya.

"Jalannya lebih cepat, jah, biar cepat sampai! Kita sudah kehausan, tauk!" bentak kelinci pada gajah.

"Iya, iya, sabar," jawab gajah."Huh, dasar tak berguna, lamban! menyusahkan saja!" teriak kelinci.Gajah hanya diam saja dihina seperti itu.
Dalam hati kancil mengumpat, karena perjalanan jadi terasa lama. Ia berfikir seandainya saja gajah tak ikut, pasti sudah sampai.

Setibainya di tepi sungai yang curam, para binatang bingung karena air sungai menyusut dalam. Mereka tak berani mengambil airnya, takut terperosok. mereka bersedih karena usaha menuju sungai sia-sia. Sang gajah kasihan melihat teman-temannya makin kehausan.

Gajah mencari ide. Ia rendahkan badannnya ke bibir sungai lalu dengan belalainya yang panjang ia gapai air di dasar sungai.

Dan, taraaa ... berhasil!Ia hirup air banyak-banyak, lalu ia beri minum semua teman-temannya sehingga bebas dari haus."Kancil sini minum," teriak monyet."Sini, cil. Kamu pasti haus," teriak tupai.

Kancil hanya diam saja duduk di bawah pohon. Dia sebenarnya haus, tapi gengsi.Lalu gajah mengambil air lagi dengan belalainya, dan menyemburkannya ke langit, sehingga air berjatuhan seperti hujan.

Para binatang kegirangan, mereka bermain hujan buatan sampai puas.

Diam-diam kancil berjalan ke tepi sungai, hendak mengambil air sendiri. Lalu ia terperosok jatuh. Dengan sigap gajah mejulurkan belalainya menarik kancil ke atas.

"Heh, ngapain sih kamu menarikku, kan aku bisa naik sendiri!" bentak kancil pada gajah.

"Maaf, aku takut kamu jatuh ke jurang." Jawab gajah....Hari sudah mulai sore, panasnya kemarau masih terasa sehingga para hewan enggan pergi dari tepi sungai itu.

Tiba-tiba ada suara aneh dari dalam hutan. Seperti petasan-petasan kecil dan bau kayu terbakar, tak lama ada asap-asap mengepul ke udara.

"Kebakaran hutan!" teriak domba.

"iya, hutannya terbakar!" pekik bunglon.

Semua binatang panik, karena artinya mereka tak dapat kembali ke habitatnya.

"Ya Tuhan, ini pasti karena panas yang begitu menyengat dan tak ada hujan." kata kelinci.

Tak butuh waktu lama api sudah membesar. Para binatang ketakutan.

"Lihat, apinya semakin mendekati kita!" teriak anjing.

"Bagaimana ini, kita bisa hangus kalau diam saja disini," babi gemetaran.

"Kita terkepung api, kita harus segera menyebrangi sungai ini kalau mau selamat!" teriak kucing."Aku takut, sungainya dalam, nanti kita tenggelam," jawab kambing.

Api mengganas, semua jenis pepohonan dilahap dengan buasnya. Beberapa binatang sudah mulai terbatuk-batuk. Keadaan sangat mencekam.

Mereka menangis."Aku akan coba bantu kalian, lekas naiklah tiga-tiga ke punggungku," teriak gajah.

Anjing, domba dan kucing segera melompat ke punggung gajah. Gajah yang memiliki tubuh tinggi besar itu masuk ke sungai dan menyebrangi sungai menyelamatkan teman-temannya.Terakhir giliran kancil.

"Ayo, naiklah. Kita sudah tak ada waktu!" teriak gajah pada kancil. Api semakin mendekati bibir sungai.

Dengan malu-malu kancil melompat ke punggung gajah."hap, selesai!" teriak gajah yang sudah sampai tepi sungai.Kancil melompat turun dari punggung gajah.

"Terima kasih, ya, gajah, kau sudah menyelamatkanku, maafkan aku salah menilaimu selama ini, ternyata aku butuh pertolonganmu juga," kata kancil tersipu.

"Ah, iya, tak apa-apa, kancil. Aku tidak pernah marah padamu." Jawab gajah sambil menepuk-nepuk punggung kancil.

"YEY! HOREEE ... HOREEEE ...." Para binatang bersorak gembira karena kancil dan gajah sudah bersahabat kembali.

Para binatang juga gembira akhirnya mereka selamat dari kepungan api yang nyaris membakar mereka.

Dalam hati kancil merasa bersalah, karena selama ini sering memaki dan meremehkan gajah. Kenyaataannya gajah justru mampu menyelamatkannya dari musibah yang mengancam nyawanya.
End

Cerpen Anak. Fabel, DllWhere stories live. Discover now