SATU

4 0 0
                                    

" Claraaa...sumpah aku kangen bangeeet. Gimana liburan kamu? seru banget pasti yaa. Sampe jarang banget bisa angkat telfon dari aku" Dara menghampiri sahabatnya yang sepertinya sudah lebih dulu sampai di kelas. Ini adalah hari pertama sekolah setelah libur panjang kenaikan
kelas.

"Kamu sih..aku kan udah ajak kamu ikut juga, kamunya yang ga mau. Ya udah,tapi tenang aja. Aku udah bawa kok oleh-olehnya. Nanti deh aku anter ke rumah.” Jawab Clara dengan satu tangannya merangkul Dara.

“Oleh-oleh apaan? Aku gak mau ya kalo kaya yang tahun lalu.” Dara mendelik saat mengucapkan itu. Sedangkan Clara hanya bisa tertawa mengingat ulah jahilnya tahun lalu.

Yap.
Seperti lburan – liburan sebelumnya, memang sudah merupakan kewajiban bagi Clara untuk selalu mengunjungi kakek dan neneknya di kampung. Berbeda dengan Dara yang sangat jarang menghabiskan liburan di luar kota. Biasanya Dara bersama mamanya hanya akan pergi ke mall , taman atau tempat rekreasi lainnya
yang masih terjangkau dari kotanya tanpa harus menginap.

Clara masih sangat ingat oleh – oleh apa yang Dara maksud di tahun lalu. Karna sangat bingung harus memberikan Dara apa, biasanya
Clara membawakan makanan khas untuk Dara sebagai oleh – olehnya. Namun liburan tahun lalu bertepatan dengan pernikahan sepupunya membuat Clara lupa dengan oleh – oleh untuk sahabatnya itu. Karna Clara sangat yakin Dara akan mengamuk tanpa peduli penjelasan Clara, jadi Clara memutuskan memberikan kebaya bekas neneknya untuk Dara.

”apaan nih?” dahi Dara menampakkan segaris kerutan saat merobek kertas
kado bermotif eiffel dari Clara.

“ Kebaya bekas nenek” jawab Clara cuek. Dia memang sudah menyiapkan jawaban jitu jika Clara sampai
marah.

“ Terus maksud kamu, ini oleh – oleh buat aku gitu??” mata Dara masih tidak bisa lepas dari kebaya berwarna pink pucat di tangannya. “ kok baunya kaya gini sih? Maksudnya apaan sih Cla?” lanjut Dara saat iseng entah dengan maksud apa mencium kebaya itu.

“Ya itu belum sempet di cuci,Ra. Itu kan oleh – oleh dari rumah nenekku, jadi harus khas gitu. Ya itu , khas
bau nenek ku.” Clara menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari tugas biologi yang ia salin dari punya Dara.

“ Tapi kan..”

“ Kenapa? Kamu gak suka,Ra? Gak menghargai banget. Aku kan niatnya kasih yang unik gitu buat kamu. Ya udah sini, ga usah di terima deh.” Clara akhirnya mengalihkan pandangannya dari tugasnya dan
merebut kebaya yang ada di tangan Dara. Namun Dara
semakin memeluk kebaya itu.

“ Bukan gitu, Cla. Iihh sensi banget. Aku cuma bingung aja kalii Cla, abis aneh banget. Eh unik deh..bukan aneh.” Hibur Dara.

“ Serius mau nih? Kalo gak suka ga masalah kok. Dibalikin aja.” Clara menatap Dara meminta kepastian dengan wajahnya yang masih 'dibuat' cemberut.

“ Seriuslah. Aku suka banget malah. Jadi berasa ada di desa kamu.” Dara memeluk kebaya itu semakin erat
sambil menyunggingkan senyum termanisnya untuk meyakinkan Clara. Meski sebenarnya Clara tau ada
semburat kekecewaan yang ditutupi Dara.

“Ya udah. Makasihnya mana?” tuntut Clara.

“Makasi yaa Clara sayaaang” Dara memeluk sahabatnya itu. Dan Dara sama sekali tidak tahu kalau dibalik punggungnya Clara sedang cekikikan
karna rencananya sudah berhasil.
Flashback off

“ Kenapa senyum-senyum sendiri gitu? Jatuh cinta ya?” ujar Dara.

“ Gak lah. Cuma inget wajah kamu waktu terima oleh – oleh tahun lalu doank.” Kini senyuman Clara berubah menjadi tawa ringan khas Clara. Sedangkan Dara hanya mengibas rambutnya cuek seraya mengeluarkan novel dari dalam
tasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE, MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang