.
.
.
.Sore ini, hujan datang begitu cepat dan deras. Bersama angin dan petir tentunya. Suara desiran air yang mengenai segala benda pun terdengar ramai gemercik dan kasar. Sesekali disisipi petir atau kilatan cahaya yang bisa membuat siapa saja menjauhkan cellphone yang di pegangnya ataupun dengan cepat mencari perlindungan. Suara menggelegar pun tak kalah saing, seperti mencari perhatian semua orang.
Angin berhembus dengan begitu kencang, dengan dingin menerpa kulit sawo matang milik seorang gadis imut di teras rumahnya. Nampaknya ia selalu menunggu kehadiran hujan. Seolah bercerita dalam diam. Menghirup angin yang berhembus tepat ke muka nya sampai sesekali memejamkan matanya.
Pohon hijau yang berada di depan rumahnya menjadi objek penglihatan keduanya selain air hujan yang dengan mudah jatuh dari atap rumahnya. Pohon mangga yang belum begitu besar dengan daun yang rindang sesekali teroyak kasar oleh angin dan tertunduk lesu atas air yang turun menghujaminya. Pikir gadis itu yang terekspresikan jika ia sedang memikirkan betapa kuatnya pohon nya itu.
Kilatan kilatan bersama cahaya yang datang tak membuat gadis itu beranjak dari tempatnya walau ketakutan terlihat jelas dimukanya. Sesekali memainkan kakinya, atau mencari tempat ternyaman dengan bersender di sofa empuk berwarna coklat milik keluarganya. Dan bisa di tebak gadis tersebut mehempaskan tubuhnya, membiarkan punggungnya meluruh dengan nyaman nya sofa itu. Menengadahkan kepalanya yang sesekali memejamkan matanya ataupun membuang nafas dengan kasar seraya tersenyum.
Gadis itu bernama Dwi. Dia seorang siswi sekolah menengah atas. Dia menyukai hujan, senja dan dingin. Terlihat ia yang begitu menikmati angin dingin di teras rumahnya. Sesekali ia membuat sedikit coretan kata yang dapat ia rangkai menjadi cerpen, puisi, ataupun hanya curhatan hati semata.
Ternyata hujan membawa energi positif dan menjadi inspirasinya. Kata demi kata terangkai hingga menjadi kalimat, kadang berpikir merileks kan dirinya kembali.
Keluh kesah, beban pikiran dan yang selalu mengganjal hatinya. Ia luapkan semuanya melalui tulisan namun ternyata tidak semuanya yang dapat ia tumpahkan dengan tulisan karena ternyata ia hanya bisa berekspresi sampai air matanya turun, seolah hujan mendukungnya.
Tarikan nafas dan hembusan yang gusar seakan menandakan banyak yang ia pikirkan dan semua yang telah ia jalani dengan tidak selalu sempurna. Dalam hatinya ia mengadu pada Sang Pengirim Hujan, betapa lelahnya ia melewati berbagai macam masalah di hidupnya. Tentng masalah hati; Ada rasa yang tak terbalaskan. Pikiran akan masa depan, persahabatan bahkan sampai ke muasabah diri nya sendiri.
Riuh hujan tak membuat ia terganggu, bahkan ia semakin menyelami pikiran bebasnya akan kehidupannya. Hingga hanya mampu berucap Istigfar. Melihat betapa banyak dosa yang telah ia perbuat selama ini. Melihat hujan yang begitu deras dan dengan formasi yang lengkap. Selalu mengingatkan ia bahwa ternyata Sang Pemberi Hujan, Maha Besar Maha Segalanya.
Degup jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya hanya ia sendiri yang merasakan di tengah riuhnya suara hujan. Merasakan akan besarnya nikmat yang telah ia rasakan dan dapatkan. Berterimakasih pada Pemilik Semesta, ia masih di perbolehkan menapak tanahnya dan berpetualang di alamnya.
Banyak sekali yang ia rasakan di saat hujan datang, mulai dari menyambutnya dengan doa dan menemani setiap air yang jatuh ke tanah tanpa bosan melihatnya. Hingga kilatan kecil nan bercahaya menyadarkan lamunannya. Melihat sekitar dan langit yang nampak lebih gelap dari sebelumnya. Membuat Dwi mengakhiri pertemuannya dengan hujan dan memilih masuk, karena ternyata magrib akan tiba.
Ia bersyukur masih bisa mersakan kebesaran Sang Pencipta. Menguatkan tekadnya dalam berjuang untuk kehidupan yang lebih baik sesuai apa yang di Ridhoi Tuhannya.
Alhamdulillah, Terimakasih Allah. Dwi yakin akan menjadi pribadi lebih baik lagi sesuai aturanMu dan dengan JalanMu. Tulisnya di kertas yang tertinggal di atas meja hitam dekat dengan sofa coklat itu..
.
.
07 April 2020
@putridfach
.
.
Maaf yaa kalo cerpennya absurd. aku lagi iseng aja ini mah..
.
Semoga wabah cepat hilang, dan kita selalu di beri kekuatan dalam menjalani harihari kedepannya.
Tetep #dirumahaja yaa sehabat🤗Terimakasih kpd yg sudah baca, kritik dan saran yang membangun boleh bangett.. 💞