Gedung sekolah barunya itu terlihat seperti castil-castil di film anak yang sudah sepuluh tahun tak pernah ia tonton lagi, bangunan luas berarsitektur Romawi kuno. Deretan bata-bata berwarna putih kusam mendominasi bangunan yang sebentar lagi akan menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu.Sekolah baru lebih tepatnya. Tiga tahun berada di Moscow mau tidak mau membuatnya sulit beradaptasi begitu sampai Korea. Untung saja orangtuanya sudah memilihkan sekolah terbaik di Negara tersebut.
SIHS: Seoul Internasional High School
Ada tiga syarat utama, agar bisa menjadi siswa disekolah terbaik itu.
Pertama, Kau harus berasal dari keluarga yang sangat kaya. Karena biaya bersekolah di SHIS akan menghabiskan Milyaran Won.
Kedua, Kau harus Pintar. Rata-rata siswa SHIS memiliki IQ di atas 135, dengan kemampuan berbahasa asing lebih dari tiga bahasa. Kurikulum yang mereka miliki juga berbeda dari sekolah lainnya.
Ketiga, Kau harus memiliki bakat. Jika kau tidak kaya, tidak juga pintar. Sebaiknya kau memiliki minimal satu bakat unggul yang membuatmu istimewa dibandingkan siswa lainnya di SHIS.
Jika kau tidak memenuhi minimal satu syarat di sana, bermimpi lah bisa menjadi siswa disekolah tersebut.
Park Jihoon tidak perlu khawatir karena ia memiliki tiga syarat utama itu.
Keluarganya sangat kaya.
IQ-nya sendiri berada diskor 165, mengalahkan Einstein dan Stephen Hawking.
Bicara tentang bakat, Jihoon sudah bisa memainkan tiga alat musik secara klasik sejak usianya menginjak lima tahun.
Park Jihoon bisa menjangkau semua kata minimal yang ada di sekolah tersebut. Jadi tidak heran, ia dengan mudahnya bisa menjadi siswa baru disekolah elit yang terkenal sangat sulit untuk ditembus oleh anak-anak seumurannya.
"Kau terlihat bangga?" Lee Daehwi menyentakan Jihoon yang sedang memegang form siswa baru miliknya.
"Tentu saja" Sebuah senyuman bangga terukir diwajahnya cantik milik keturunan Park itu.
Keduanya adalah teman baik awalnya dikarena hubungan bisnis keluarga mereka, Jihoon cukup tahu diri untuk memposisikan agar bisa tetap berteman baik dengan Lee Daehwi tanpa membawa-bawa urusan keluarga mereka. Syukurlah. Daehwi pun bersikap sama terhadapnya. Mereka berdua adalah Omega; Gender yang berada di strata terendah sosial manusia.
Di dunia ini ada tiga jenis Gender, yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing untuk keberlangsungan umat manusia; Alpha, Beta, dan Omega.
Park Jihoon adalah seorang Omega, untung saja keluarnya cukup kaya untuk membuatnya tetap bisa bersekolah, hidup yang lebih dari kata layak, dan terlindungi. Park Jihoon pernah mendengar betapa menyedihkan kehidupan omega-omega dari kelas menengah bawah. Mereka hanya akan dijadikan objek seksual, pabrik bayi, atau bahkan harus menjual tubuhnya untuk sekedar hidup.
Selain Alpha-Alpha gentleman seperti para Hyungnya. Jihoon juga tahu ada banyak Alpha diluar sana yang berkeliaran seperti serigala buas.
Meskipun bertahun-tahun berada disekolah khusus, Jihoon tahu begitu ia membuka tembok tinggi tebal didepannya, begitu ia membuka matanya lebih lebar. Atau, begitu ia melanggar satu aturan baku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethe[Real] | OngWink Omegaverse
FanfictionPark Jihoon sudah tahu itu sejak hari pertama menginjakkan kakinya disekolah barunya. Tiga aturan yang sudah menjadi tradisi disekolah itu sejak setahun kebelakang. 1. Jangan pernah menatap Ong Seongwu. 2. Jangan pernah berani mengajak bicara Ong...