1.

23 3 4
                                    

Jangan lupa bintangnya ya kakak:)
.
.
.
*****
Pertemuan adalah awal dari perpisahan
**

Keesokkannya, Shasa masih aja kelihatan bingung dan resah karena dipikirannya hanya ada dia, Shasa terus mondar mandir di koridor Asrama.

"Ca, kamu kenapa, daritadi kakak lihat kamu mondar mandir kayak setrikaan aja. Mikirin apa sih?" Dia Andreas Yudistira Hartawan, biasa di panggil kak Andre. Dia sudah dianggap seperti kakak kandung Shasa, karena dari dulu Shasa ingin punya kakak cowok.

"Ehh, kak Andre aku kira siapa. Gak kok kak, aku gak lagi mikirin apa apa." Shasa mencoba berekspresi seperti biasa, agar kak Andre tidak curiga, kalau Shasa sedikit bermasalah.

"Oh, iya udah. Kamu tidur sana, Vena kayaknya tadi kakak lihat dia udah tidur duluan. Awas lho nanti kamu dikunci kayak waktu kemarin, hahaha"

"Ihh kakak nih, yaudah Caca tidur dulu ya kak. Selamat malam kakakku yang baik." Lalu Shasa berlari menuju ke kamarnya.

Tiba dikamarnya Shasa melihat Vena sudah tidur pulas, untung saja pintunya belum dikunci, Shasa hanya bisa mengelus dadanya. Sebelum tidur Shasa menuju toilet untuk sikat gigi, lalu Shasa tidur.

*****

Keesokan pagi di koridor sekolah

Shasa masih berharap apa yang dia lihat kemarin, hanya kebetulan. Kebetulan juga hari ini pembagian kelas.

"Semoga aja kita sekelas ya Ca, soalnya gue takut gak ada lo, tapi kok gue ngerasa kita beda kelas ya. Apalagi Lo pinter gitu." Ucap Vena sambil menopang tangannya di dagu.

"Lo kira gue mau sekelas sama Lo yang cerewet, ceroboh, terus ya lo itu dikit-dikit juga alay wkwkwk."

"Ih Lo kok gitu sih sama gue. Masih baik gue mau temenenan sama Lo." Lalu Vena berjalan meninggalkan.

"Gue bercanda Vena. Venaa!!" Lalu Shasa mengejar Vena. Tanpa disadari dibalik tembok, beberapa pasang mata melihat itu semua, dan semua sama-sama tersenyum.

Keadaan di aula sangat ramai, karena semua siswa-siswi kelas X, ingin melihat kelas yang mereka dapat. Ada yang dorong-dorongan, ada yang bilang minggir, pokoknya dempetan.

"Gue mana mau mepet-mepet kayak gitu, yang ada nanti gue pedel disana. Gue kan kecil." Ucap Vena sembarangan, lalu mengambil salah satu kursi aula.

"Emangnya Lo sekecil apa sih? Lagian Lo sih dibilang banyakin makan, nyemil aja susah gimana mau berisi. Hahahaha." Sahut Shasa.

Lalu dia merasa ada yang memperhatikannya, dia melihat sekeliling aula, tidak ada siapapun selain kelas X. Mungkin perasaannya saja.

"Woyy... Ca, Lo kenapa sih? Nyari apa cobak?" Teriak Vena disamping Shasa dan Shasa hanya menggeleng.

Shasa merasa dari kemarin, seperti ada yang mengawasinya. Tapi dia juga harus waspada. Setelah Shasa melihat bahwa siswa di depan papan pengumuman sudah muaki berkurang, dia mengajak Vena untuk melihat, kelas yang akan mereka dapatkan. Ternyata benar dugaan Vena, Mereke berbeda kelas. Shasa X MIPA 1 dan Vena X MIPA 4. Tapi Vena bisa menerima itu semua, walaupun sedikit kesal. Setelah mereka keluar dari aula, ada seseorang yang memanggil Shasa.

"Shasa!"

Lalu Shasa dan Vena menoleh ke arah belakang, ternyata itu ketos (ketua osis). Dia mulai berjalan ke arah mereka berdua.

"Kalian kan yang kemarin ngumpulin formulir di gue? Gue cuma mau ngembaliin jepit ini, mungkin ini punya salah satu dari kalian?" Lalu menyodorkan kan sebuah jepit berwarna biru muda.

"Ohh iya Ca, itu kan jepit rambut Lo, tadi pagi kan Lo bilang jepit Lo hilang." Ucap Vena.

"Iya itu punya Shasa kak. Makasih ya." Lalu Shasa mengambil jepit rambutnya

"Iya sama-sama. Owh iya gue belum kenalan sama kalian. Nama gue Vino, gue udah tau nama Lo berdua jadi gak kalian gak usah kenalan lagi." Ucap Vino Ganendra Adtmaja, dia ketua OSIS di Smansaya, baik, ganteng, termasuk Most Wanted di Smansaya.

"Salam kena juga kak. Owh iya udah kalau gitu gue sama Vena balik kak ya, mau langsung nyari kelas. Sekali Shasa terimakasih." Ucap Shasa sambil tersenyum

"Iya sama-sama Sha. Kalau gitu gue juga mau ke kelas. Bye" ucap Vino

Sepeninggalnya Vino kembali ke kelas. Shasa dan Vena mulai berjalan ke kelas, di perjalanan banyak obrolan yang dibicarakan mereka berdua, tertawa di koridor sekolah. Tanpa Vena sadari karena tertawa terlalu keras, semua orang yang ada di koridor sekolah melihatnya.
(Kalian pernah kayak gitu gak sih?😂)

"Vena ih.. jangan keras-keras cobak ketawanya. Lihat tuh semua orang ngelihatin lo, kok gue yang malu ya jalan sama Lo." Bisik Shasa, sambil memegang keningnya yang tidak nyeri sama sekali.

"Lah kok Lo sih yang malu, seharusnya gue dong, gue yang ketawa, udahlah bodo amat. Yuk jalan." Vena menarik tangannya Shasa.

Shasa dan Vena mulai meneliti, nama kelas yang agar tidak salah masuk kelas. Dan mereka sudah menemukan kelas mereka masing-masing. Shasa masuk kedalam kelasnya, disana sudah beberapa ada teman yang sekelas dengannya, Shasa menyusuri kelasnya, ternyata kelas lumayan luas dan nyaman, semoga aja temennya baik baik.

"Hai." Lalu Shasa menoleh.

"Oh, hai juga." Jawab Shasa dengan senyuman.

"Hmm, kenalin gue Sharrly Silviana. Salam kenal ya, semoga kedepannya kita menjadi teman yang lebih akrab."
Lalu Sharrly mengambil sebelah tanganku dan menggenggamnya.

"Ya Tuhan, semoga di masa SMA ku ini berjalan dengan lancar, dan mendapatkan teman yang baik."

*****

Keadaan di ruang OSIS.

"Gue yakin kalau kita udah bener milih dia." Ucap laki-laki yang beralis tebal.

"Tapi gue takut, kalau dia tau kita ngawasin dia diem kayak gini, di aula tadi aja gue hampir ketahuan." Resah gadis yang rambutnya di ikat 1.

"Gak akan, dia gak akan tau kalau kita awasi. Kalau kita gak ceroboh, kalian harus hati-hati, karena ini perintah. Ingat itu." Ucap cowok dengan wajahnya yang dingin lalu pergi meninggalkan mereka berdua, yang hanya bisa diam memikirkan keadaan sekarang.


_____
Ayo, siapa ya mereka?
Jangan lupa vote&komennya ya guys

Salam Sinkaa ❣️

Between You, Him and ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang