Prolouge - INFERNIA

163 19 22
                                    

Ada sebuah kisah yang sangat tua, yang bahkan telah hampir pudar dari ingatan semua orang, serta tertimbun oleh jarak waktu dan debu sejarah.

Kisah ini hanya dikenang dalam wujud sebuah cerita dongeng, diceritakan oleh orang-orang dari generasi ke generasi.

Itu adalah sebuah tragedi dari perang abadi dan era kekacauan...

Kisah tentang 300 abad yang lalu.

Mungkin, tak ada lagi yang dapat mengingat tentang hal ini. Namun, peristiwa itu benar-benar terjadi di masa lampau, pada era kuno ketika seluruh ras yang hidup di dunia masih bersatu ... bernaung di bawah satu nama bendera, yang kemudian dikenal sebagai 'Versailless'.

Itu terjadi pada waktu yang sangat lama-jauh sebelum saat ini. Itu adalah waktu di saat para kaum raksasa masih memijakkan kaki mereka pada pegunungan luas di dataran tandus benua selatan, di saat para suku laut masih mendiami lautan Samudra Okeanós yang gelap dan dalam, di saat langit masih dikuasai oleh para ras-ras bersayap yang terbang dengan agung.

Pada zaman itu adalah era-era keemasan bagi seluruh dunia. Meskipun terdapat berbagai ras yang berbeda, namun, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka bawa ataupun miliki, tapi semuanya memilih untuk bersatu, mengesampingkan perbedaan-perbedaan dan keegoisan mereka, membentuk sebuah dunia yang damai bagaikan utopia.

Namun, semua itu telah berubah sejak mereka memutuskan untuk mengangkat senjata, berperang melawan satu ancaman terbesar mereka - Bangsa Endth, yang telah membawa dunia pada sebuah kekacauan besar.

Munculnya entitas yang dapat 'memakan' seluruh bentuk dari kedengkian yang ada di bumi, dan mengubahnya menjadi kekuatan energi kehancuran yang nyaris tak terbatas tersebut telah menjadi ancaman terbesar bagi Versailless. Mereka adalah wujud dari eksistensi kegelapan yang asal-usulnya bahkan tidak dapat diketahui, namun, tujuan mereka hanya ada satu ... yaitu untuk menghancurkan dunia.

Versailless pun tidak bisa tinggal diam untuk terus membiarkan Bangsa Endth berbuat apa yang mereka mau. Mereka lalu memutuskan untuk mengambil tindakan tegas, sebuah langkah besar yang akan mengubah nasib dunia sepenuhnya.

Kemudian, peperangan antara Versailless dan Bangsa Endth sudah tak dapat dihindari lagi. Perang pertama pecah di bagian selatan benua terbesar - Peagluni, lalu terus menyebar, hingga ke seluruh benua yang lainnya.

Jutaan nyawa melayang dalam pertempuran besar tersebut, dan tanpa mereka sadari...

Perang itu telah menjadi peristiwa pertumpahan darah terbesar sepanjang sejarah.

Saat itu api perang besar telah hampir benar-benar merenggut segalanya; membakar keindahan alam hingga menjadi neraka, mengubah tawa bahagia menjadi tangisan putus asa.

Tak ada lagi pemandangan indah, tak ada lagi langit biru yang menghiasi hari.

Itu adalah saat ketika langit merah sedang menangis, terus menurunkan abu dari korban perang yang bagaikan tanpa akhir. Seperti kepingan salju, terus menumpuk, dan menjadi tanda dari awal kehancuran yang semakin nyata.

Pedang beradu pedang, nyawa dibalas nyawa. Jerit keputusasaan telah menguras darah, sementara suara dentingan logam senjata yang beradu dan menebas musuh telah menjadi nada dari orkestra peperangan yang paling indah.

Entah berapa lama pertumpahan darah itu berlangsung, dan entah berapa pula nyawa yang telah hilang. Hari-hari yang bagaikan neraka itu terus berlanjut, dan masih terus menimbulkan lebih banyak korban.

INFERNIA : The Prince of EustriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang