INFERNIA : The Prince of Eustria

Chapter 03 - Forbidden Forest

Di hari itu, langit mendung dari pagi. Gugusan awan putih-kelabu bercampur dengan kegelapan saat sinar cahaya langit semakin meredup, dihiasi oleh gemuruh petir yang mengguncang langit, cuaca hari itu memberikan nuansa yang agak muram.

Suara siulan angin yang kencang terus berhembus dan bergema melalui daun pepohonan, cukup kuat untuk dapat menyebabkan dahan besar itu berayun. Udara pun terasa semakin dingin seiring berjalannya waktu, menandakan bahwa badai yang akan datang semakin cepat.

Seolah sedang terperangkap dalam kekacauan itu, matahari enggan untuk menampakkan dirinya. Meskipun telah berada pada puncaknya, itu masih lebih memilih untuk bersembunyi di balik selimut awan tebal.

Permukaan bumi terus dibayangi oleh tabir gelap yang menutupi langit, menyebabkan dunia secara bertahap kehilangan warnanya.

Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, awal musim panas di benua utara tahun ini, tampaknya akan menghadapi badai ketika cuaca buruk sedang melanda.

Secara keseluruhan, iklim di 'negeri utara' dapat terbilang cukup unik. Dan karena secara geografis negeri tersebut berada di sebelah utara benua, negeri itu dikenal karena memiliki siklus iklimnya yang cukup stabil, walaupun sepanjang tahun. Itu terlebih pada saat musim panas seperti sekarang ini. Periode di sepanjang musim itu biasanya akan memiliki temperatur yang hangat hampir sepanjang waktu dan hujan sangat tidak umum di musim panas. Sedangkan untuk kasus terjadinya badai seperti saat ini, itu dapat dikategorikan sebagai fenomena langka, hampir mirip dengan gerhana matahari.

Dan walaupun bencana alam seperti badai itu sangat jarang terjadi, serta mungkin saja akan dapat menyebabkan beberapa gangguan kecil ketika muncul, namun biasanya, itu tidak akan memiliki dampak besar bagi kehidupan warga. Sejak dulu diketahui bahwa bencana yang terjadi di benua utara tidak akan berlangsung lama, dan anehnya, juga jarang menjadi sangat parah. Meskipun belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya, ada beberapa legenda kecil yang beredar di masyarakat yang menyebutkan bahwa negeri utara, sejak dulu sangat disayangi oleh Dewi Langit. Itulah sebabnya mengapa tanah di negeri utara akan jarang menemui kemalangan.

Namun, walau mengesampingkan mitos atau legenda yang ada, sudah tak dapat dipungkiri lagi bahwa negeri di benua utara ini, adalah sebuah tanah yang sangat diberkati.

"Sepertinya akan ada badai ..."

Di balik jendela kuno, Marnie memandangi langit mendung di luar. Tatapan kompleks terlihat memenuhi wajahnya, nampak cukup jelas bahwa pikiran yang rumit terus membayangi dalam benaknya saat ini.

"...." Tanpa sedikit pun ingin mengalihkan arah pandangannya, dia lalu memejamkan matanya. Saat ini, gadis itu bahkan nyaris tak mampu menahan diri untuk menghela nafas berat ketika sedang berusaha untuk menekan kekhawatirannya. Suasana hati gadis cantik berambut merah itu nampaknya sama dengan cuaca hari ini. "Apakah Dewi Langit benar-benar ada?" Marnie bergumam pelan seraya membuka matanya.

Tidak. Marnie bukanlah orang yang sangat mempercayai mitos atau legenda, meskipun dia juga cukup banyak mengetahuinya dari kebiasaannya membaca banyak buku. Faktanya, Marnie merupakan tipe orang yang selalu berpikiran logis. Adalah wajar jika dia memiliki pola pikir yang lurus seperti itu, dan dia pun hanya mempercayai suatu hal berdasarkan fakta pasti yang dapat dibuktikan secara nyata. Namun, sekarang, nampaknya gadis tersebut benar-benar ingin percaya bahwa legenda itu ada. Dia sendiri bahkan tidak dapat mengetahui alasan mengapa dia berpikir seperti itu. Namun ... mungkin karena jika semua itu benar, setidaknya awan mendung yang ada di hati dan pikirannya saat ini, dapat segera berlalu dengan mudah...

Glaaaarrr...!!

Untuk sesaat, langit gelap di atas seketika menjadi terang saat seberkas cahaya menyilaukan, yang diikuti oleh raungan keras itu, turun ke bumi. Petir yang mengamuk itu seakan sedikit menjernihkan pikiran Marnie, membawanya kembali dari dalam lamunannya.