Sejak saat itu,kami mulai berkomunikasi melalui WhatsApp.
Bukan pembahasan yang berat yang membutuhkan aku untuk berpikir keras untuk menjawab, hanya obrolan receh yang entah kenapa membuat kinerja jantungku bertambah.Dia mengajakku untuk bertemu keesokan harinya , si aku yang biasanya selalu takut ini , langsung saja mengiyakan ajakan itu.
Ah tapi sayang, aku tidak mendapatkan izin untuk pergi terlalu jauh.Akhirnya kami bertemu di depan rumah tetangga kami,
Haha jika diingat ,pertemuan itu canggung,percakapan hanya seputar kegiatan kami di sekolah masing masing,
Tapi apa kalian tau , pertemuan pertama di saat kita remaja itu meninggalkan kesan yang amat mendalam bagiku, iya bagiku , karna aku tidak tau apakah pertemuan itu memiliki kesan baginya.Jika kalian tanya bagaimana dia sampai aku begitu menyukainya , dia tinggi bahkan sampai aku harus "ndongak", hidungnya mancung, ah aku gak tau apalagi yang membuat dia memiliki poin plus plus di mataku.