Pembuka

23 2 0
                                    

Hari ini sangat melelahkan. Belajar dengan lima bahkan enam mata pelajaran dalam sehari, juga ekstrakulikuler yang menyenangkan tapi tetap membuat fisik kelelahan.

Perkenalkan namaku Sadira. Orang-orang biasanya menyebutku dengan panggilan Dira.

Aku seorang siswi Sekolah Menengah Atas, tahun ajaran pertama. Jadi aku baru membuka lembar cerita hidup dimasa remajaku, dan siap menjelajah dunia yang sebenarnya.

Hari ini hari selasa, memang hari yang sangat menyebalkan. Dari pertama masuk tahun ajaran pertama,hari ini adalah hari yang berat. Mata pelajaran yang banyak ditambah jadwalku untuk latihan.

"Dira! latihan ya hari ini."

Aku yang sedang menunduk sambil minum sekotak minuman teh mendongak.

"Ah! iya kak pasti latihan, di takre kan?" [takre/:taman kreatif]

"Iya, jam tiga kita tunggu ya! semangat!"

Hanya kuanggukan kepala sambil tersenyum, lalu melanjutkan langkahku untuk menuju kantin.

Yang tadi itu kakak kelasku. Dia pemimpin Ekskul kami.

"Halo guys!"

Aku mendekati teman-temanku.

"Eh, Dira! sini, mau makan apa?"

Yang tadi bertanya namanya Dhini.

"Engga makan kayanya, Din."

"Eh? kenapa gak makan, Dir?"

Yang tadi bertanya dengan cepat itu Afilia, biasa kusebut Dea. Nama lengkapnya Alifia Nadea.

"Hari ini latihan, euy."

"Edan ya, ai anak dance mah menjaga pola makan pisan, haha."

Nah, yang agak kasar ini namanya Nekadisa, asli turunan batak jadi maklum kalo omongannya sedikit nusuk.

"Eh bukan gitu, kalau latihan perut keisi mah, utah atuh euy."

"Dir, bukan masalah itu, tapi disini kita khawatir, soalnya tadi istirahat kesatu sama kedua kamu cuma minum teh doang."

Yang terakhir paling cerewet ini namanya Keysha. Anak kesehatan paling cerewet kalau masalah kesehatan orang sekitarnya.

"Enggak apa-apa, sekarang cuma latihan koreo, bukan tes kok."

Terdengar hela nafas dari ke-empat temanku tadi. Aku memang keras kepala dan aku sangat menyadarinya. Bahkan dari ke-empat temanku, aku yang paling bebal.

"Ya udah, aku duluan ya. Kalian kalau mau pulang duluan aja, aku bisa sendiri."

Sembari berbicara, aku melangkah menuju toilet. Ganti baju dengan kaos dan celana training akan lebih leluasa dan mudah untuk bergerak nanti.

Aku mengikuti club dance. Belum lama ini sebenarnya, hanya ingin mencoba. Aku lumayan lihai dengan urusan menggerakan badan, maka dari itu aku ingin mencoba. Tidak ada salahnya kan mencoba untuk mendapat pengalaman?

Setelah selesai, segera aku menuju tempat berlangsungnya latihan. Sudah banyak teman-temanku disana, termasuk pelatihnya.

Jujur, pelatih club-ku ini sangat-sangat tidak manusiawi bila sudah berhubungan dengan koreografi. Jika tidak cepat mengerti atau ada yang melakukan kesalahan saat bergerak, bisa-bisa akan terjadi hujan sepatu dadakan. Ya kami semua dilempari sepatu.

"Oke semua, daddy disini buat satu koreo baru, persiapan kalian untuk DBL nanti, selebihnya kalau udah dikasih, latihan masing-masing juga timnya."

Kami menyebut pelatihnya dengan sebutan daddy.

"Ayay daddy!"

Kami mengucapkannya serentak. Untungnya latihan sekarang tidak ada satupun dari kita yang sedang lemot. Akhirnya hujan sepatu pun tidak terjadi.

Pukul lima lewat lima belas menit aku mengakhiri latihan hari ini. Sekolahku cukup dekat, hanya butuh waktu lima sampai sepuluh menit untuk sampai dengan berjalan kaki.

Sore itu aku pulang dengan lelah menyerang tubuhku, untungnya satu nama didalam notifikasi ponselku mampu membuat tubuh yang lelah serasa menemui obatnya.

Aku punya kekasih, sama seperti remaja lainnya. Kekasihku ini sedang berada di kota yang jauh denganku.

Malang, dia melanjutkan studinya disalah satu universitas di Kota tersebut.

Aku sendiri berada di Bandung. Dan ya mau tidak mau kita menjalani LDR beda kota.

Anes 😤
Dira, udah pulang? hari ini latihan kan?

Dira.

Iya latihan
Udah pulang kok, anes masih kelas?

Anes😤
Engga anes udah beres kelas lagi nongkrong
Tapi anes jadi inget dira :(

Dira.
Loh? kenapa inget dira?😂

Anes😤
Diraaaa
Anes rinduuuu tau!
Anes pengen ketemu dira :)

Dira.
Nanti kan ada libur semesteran
Anes bisa pulang ke sini, sabar dulu ya

Anes😤
Pokoknya kalo anes di Bandung
Dira seharian milik anes gak boleh dipinjem orang titik

Dira.
Iya nanti dira punya anes seharieun lah pokoknya

Sepertinya bertukar pesan dengan kekasih memang membuat siapa saja lupa dunia ya. Tidak sadar dari tadi aku bermain ponsel sambil berjalan. Kini sudah sampai di depan pintu rumah.

Dira.
Anes bentar ya, dira baru sampe rumah
Mau ganti baju dulu

Anes😤
Iya silahkan nona manis
Anes juga mau pulang dulu ya mau nugas
Mungkin nanti malem gak bisa temenin dira

Dira.
Gak papa dira juga ada tugas sok we anes juga nugas

Anes😤
Oke putrinya anes selamat nugas 😆

Pesan terakhirnya hanya kubaca, terlampau bingung harus membalas apa. Sebagai wanita sangat gengsi untuk membalas pesan yang nantinya hanya berujung dibaca saja.

Memang aneh wanita itu. Makannya untuk kalian para lelaki, wanita itu memang aneh, bukan tepatnya sangat spesial, pahami saja, lalu nantinya mereka akan memahamimu juga dengan sendirinya.

Sepertinya tubuhku perlu istirahat. Aku juga punya beberapa tugas untuk dikerjakan, jadi sepertinya aku harus mengistirahatkan tubuhku sebelum mulai mengerjakan tugas.

Aduh, ngomong-ngomong aku juga rindu Anes. Pasti sekarang dia sedang motor-motoran dengan temannya sembari kembali kerumah.

Aku sangat-sangat menunggu waktu libur itu tiba. Semoga dan semoga tersemogakan kami bisa bertemu.

Lalu hari itu kututup dengan senyuman tulus, berkat Anes rasa lelahku sedikit terangkat. Dan siapkan diri untuk menghajar tugas!












Laut dan GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang