Ep 1 | Pertemuan

15 2 2
                                    

Kicauan burung dipagi hari seolah menjadi lantunan indah yg diiringin oleh tetesan embun dedaunan. Cuaca dingin selepas hujan membuat enggan bakit dari kasur. Itulah yang dirasakan Erfa yang masih tertidur pulas di selimuti dengan selimut hello kitty nya.

Terdengar ketukan pintu yang mencoba membangunkan tidur Erva. "Erva bangun sayang, sudah pagi. Bergegas mandi dan turun sarapan segera, atau kamu akan terlambat", ujar bunda Mira, ibunda kesayangan Erva. "Ya ampun, lupa.. hari ini pertama masuk sekolah" ujar Erva. Ia bergegas turun dari kasur dan mengambil handuk untuk bergegas mandi. Lantunan musik kpop pun terdengar dari dalam toilet Erva.

"Kak cepet dong, emang kakak aja yang mau mandi? Aku juga mau mandi ni" ujar Ririn, adik Erva. Ririn adalah adik satu-satunya yang dimiliki Erva. Pelajar kelas 1 SMP yang kerap menguji darah tinggi Erva.

"Apa sih, ini kan toilet kamar kakak. Kenapa kamu mau mandi disini sih" ujar Erva. "Toilet di dapur ada bunda, dan di kamar ayah dan bunda ada ayah", ujar Ririn. Erva membuka pintu dan hanya mengeluarkan kepalanya, "yauda mandi aja pake selang kebun😝", ujar Erva sambil mengejek adiknya tersebut. Ririn yang merasa kesal pun pergi dengan wajah cemberut.

Selesai mandi, Erva pun memakai setumpuk skincare, dan menyisir rambutnya. Erva yang memiliki sifat imut, nan lembut, sangat menyukai model rambut kucir satu. Selepas iya menyisir, ia bergegas turun untuk sarapan. Ia duduk disebelah Ririn yang tengah asik melahap roti selai coklat kesukaannya.

"Gimana Va, udah siap masuk sekolah baru?", Tanya ayah Erva. Sambil melahap roti, Erva mengangguk menjawab pertanyaan ayahnya tersebut. "Nanti kamu pulang ayah jemput atau pulang sendiri?" Tanya ayah lagi. "Erva pulang sendiri aja deh yah, sekalian biar tau jalan juga" ujar Erva. Erva yang menjawab santai berusaha untuk menyembunyikan rasa gugup yang ia rasakan. Banyak kegelisahan yang datang dalam hatinya. Ia memikirkan, apakah ia bisa mendapat teman dengan mudah atau justru tidak ada yang mau berteman dengannya.

Selesai sarapan, ayah, Erva, Ririn, bergegas untuk berangkat. Sudah menjadi rutinitas Erva dan Ririn, mereka bercanda walau terburu-buru pergi ke sekolah. Erva melempar kaos kaki milik Ririn. "Bun, liat ni kakak", ujar Ririn. Ia bergegas mengambil kaos kakinya dan kembali memakainya. "Yey aku menang. Yang kalah tutup pintu ya" ujar Erva dan bergegas lari ke dalam mobil.

Sepanjang jalan, Erva tak hentinya memikirkan berapa teman yang akan ia miliki. Ia sangat takut untuk menyapa seseorang lebih dulu. Ia juga akan merasa canggung ketika ada seseorang yang menyapa dan berbicara dengannya. "Ya ampun, gimana ni", ujarnya dalam hati.

Lama ia memikirkan kegelisahannya, sehingga ia tidak sadar bahwa mobil sudah berada tepat di depan pintu gerbang sekolah. "Va, udah sampai ni", ujar ayah. Erva kemudian menyalami ayahnya dan bergegas turun. Ia menghela nafas dengan panjang. Betapa gugupnya ia saat itu.

Ia berjalan masuk ke dalam gerbang seraya mengepalkan kedua tangannya. Sekolah itu sangat dipenuhi banyak siswa baru. Ia melihat ke arah sisi kiri, ada kursi kosong disana. Ia berjalan ke arah kursi tersebut sambil mengeluarkan topi sekolahnya. Saat ia sudah berjarak 1 meter, kursi tersebut di duduki oleh seorang pria. Melihat kursi tersebut telah di duduki, ia hanya berdiri di zebra cros. Ia melihat sekeliling lapangan bola tersebut yang dipenuhi segerombolan siswa dan siswi. Dari arah belakang, seseorang menepuk pundak Erva. "Mau duduk?", Ujar pria yang menduduki kursi tadi. "Oh, enggak kok. Lebih enak berdiri" ujar Erva. Mendengar ucapan Erva, pria tersebut pun berdiri di samping kanan Erva. "Nama lo siapa?" Tanya pria tersebut. "Oh, nama gue Erva. Nama lo siapa?" Tanya Erva kembali. "Nama gue farris. Salam kenal ya. Dan semoga kita sekelas" ujar Farris.

Erva sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan mendapatkan first friend seorang pria. Pria manis yang mempunyai ciri khas saat berdiri dan berjalan. Pria yang menjadi orang pertama yang ia temui di sekolah barunya...

Love Or FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang