02

21 2 0
                                    

Setelah cukup lama jalan menuju rumah sakit, akhirnya Ranum berhasil membawa Gita ke salah satu rumah sakit terdekat.

Gita langsung di tangani oleh tim medis di sana.

Ranum menunggu di luar ruang IGD berharap anak yang ia bawa baik2 saja.

Tak berselang lama keluar lah dokter yang sudah merawat Gita.

Ranum menghampiri dokter tersebut dan bertanya.

"Bagaimana keadaannya dokter??" Ucap Ranum.

"Ah dia baik2 saja, dia hanya demam dan satu yang harus saya beritahu pita suara anak itu mengalami trauma sehingga bisa dikatakan untuk sementara waktu dia tidak bisa berbicara terdapat luka pada pita suara nya, dan dia juga mengalami trauma ringan, apakah anda keluarganya???" Tanya sang dokter.

Ranum terdiam sejenak, dia menatap Gita dari kaca luar ruangan IGD itu.

"Iya saya keluarganya" ucap Ranum.

"Baik kalau begitu saya akan memberi Anada resep dan bisa anda tebus di apotik rumah sakit di sebelah sana." ucap sang dokter.

"Terimakasih dokter" ucap Ranum.

Dokter itupun hanya mengangguk dan berlalu pergi.

Ranum memasuki ruangan IGD itu, dia menatap wajah Gita yang sedang tertidur.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu nak??" Tanya Ranum lirih.

Skip...

Setelah mengurus segala administrasi Gita pun di pindahkan ke ruang rawat anak.

Gita sudah sadar saat ini tapi dia masih takut saat melihat Ranum.

"Hai namamu siapa namamu nak??" Tanya Ranum.

Gita pun menggambil kertas di samping meja ranjangnya dan menulis namanya.

"Ah namamu Gita ya" ucap Ranum.

Gita hanya mengangguk dia tidak mencantumkan nama keluarga nya hanya mencantumkan nama depannya saja.

Ranum pun tersenyum dan mulai mengobrol dengan Gita walupun hanya terkadang di balas dengan anggukan kepala.

Setelah sembuh Ranum pun  membawa Gita ke rumahnya dan mengangkat Gita sebagai anak nya.

Di ulang tahun Gita yang ke 8 tahun ranum memberikan hadiah buku note kecil agar Gita mudah berkomunikasi dengan orang lain.

"Ini hadiah dari ibu kamu suka gak??" Tanya Ranum.

Gita pun tersenyum senang dan mengngangguk cepat.

'terimalasih ibu' ucap Gita menggunakan bahasa isyarat.

Gita pun bersiap untuk berangkat sekolah, sesampainya di sekolah dia di sambut dengan ucapan tidak mengenakan di telinganya.

"Eh liat deh dia kan gak bisa ngomong tau apasih namanya bisu bener kan" ucap salah seorang anak.

"Tau kenapa orang bisu itu malah sekolah di sini bukan di sekolah SLB aja " ucap Siswi lain.

Gita yang mendengar hanya terdiam dan terus berjalan seraya memasangkan headset ke kedua telinga nya dan melanjutkan berjalan ke arah kelas nya.

Setelah sampai di tempat duduknya seperti apa biasa seperti sebelum2 nya mejanya penuh dengan coretan.

Anak bisu pergi sana
Udah tau bisu tapi masih sekolah di sini
Udah bisu tapi sombong

Dan masih banyak perkataan yang tidak mengenakan lainnya, Gita hanya menatap tulisan itu datar dan menghapus nya dengan tisu basah yang ia bawa, ia bawa tisu basah karena tau itu akan terjadi.

Setelah selesai membersihkan mejanya Gita duduk dengan tenang seraya menatap ke luar jendela.

Sedangkan di rumah Ranum sedang berbicara kepada dokter mengenai keadaan Gita.

"Bagaimana dok,,,, apa dia baik baik saja, apakah dia bisa berbicara kembali??" Tanya Ranum.

Dokter itupun menghela nafas.

"Sebenarnya Gita harusnya sudah bisa berbicara karena pita suara nya sudah sembuh tapi ada trauma yang membuat dia kesulitan mengeluarkan suara nya dan dia menyerah akan traumanya itu" ucap sang dokter

"Lalu apa yang harus aku lakukan??" Tanya Ranum lirih.

Bersambung.....................

Assalamualaikum para pembaca semua maaf baru bisa saya up ceritanya sekarang karena sesuai kata saya kalau yang membaca karya adik saya lebih dari 10 orang baru saya post tapi saya gak akan egois saya akan up cerita ini teratur setiap hari Senin dan untuk cerita cinta dalam dia masih dalam tahap proses karna saya sedang sibuk jadi waktu untuk menulis pun berkurang, jadi harap maklum adanya.

Sekian ocehan saya waalaikumsalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memetik BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang