Malam ini aku meringkuh, tanganku menengadah, memohon berkali-kali kepada Allah.
"Yaa muqollibal qulub, jika Allah yang menciptakan rasa ini, bolehkah hamba memohon untuk menghilangkan saja perasaan yang seharusnya tidak aku rasakan, aku takut terluka lagi, dengan anganku sendiri, yang rasanya memang tak mungkin jadi nyata, tarik saja ya Allah, taruh kembali perasaan ini dengan orang yang memang Allah takdirkan menjadi teman seumur hidupku."
Aku berdoa seperti itu setiap malam, berharap Allah tidak muak dengan doa yang itu-itu saja, membahas tentang hati sampai lupa meminta ampun atas dosa-dosa yang telah lalu.
Aku ini aneh sekali, ya masa dari dulu kalau ditanya mau nikah sama siapa, jawabnya sama bang micin, gak ada yang lain. Gebetan yang sebelumnya juga deket mundur alon alon gegara aku ceritain tentang bang micin mulu. Aku bucin banget ya kan.
Aku bahkan kenal bang micin dari pertama kali aku pacaran, dan membucin sejak itu. Si doi nanya emang bang micin siapa? Nah aku jawab tu suami masa depan, giliran ditanya udah pedekate atau belum, aku jawab santai "dia kenal aku aja nggak", hehe.
Ini keliatan bodoh banget, tapi entah kenapa aku yakinin aja kalau bumi ini punya Allah, kalau Allah mau bisa aja mengatur rencana biar aku ketemu sama dia.
Aku jadi bingung, mau ku sebenarnya apa? Bantuin aku readers...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Secret Admirer
RomanceIni cerita tentang perjalanan seorang secret admirer, seorang yang jatuh cinta dari nama, lalu jatuh cinta lagi dari cara hidupnya, lalu jatuh cinta lagi dari keunikannya, dan berkali-kali jatuh cinta karna alasan yang tak jelas, kepada orang yang s...