4

2.5K 84 9
                                    

Tittle : Miracle in December|3

Author: JHR

Main Cast:
-Park chanyeol
-Kang Hyemi
-Han Jieun

Other cast:
-All Member exo

Genre:
-friendship
-little sad
-Comedy(?)

PG:13

Disclime: FF ini milik author, cast hanya milik orang tua mereka masing2, dan sm ent. Cocok di konsumi semua umur.

Warning: Apabila ada kesamaan ide cerita, nama tokoh, dan kesalahan dalam penulisan EYD,serta pemilihan kata yang kurang tepat. Mohon dimaklumi. RCL please:) don't be a slient reader :(
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Happy reading, hope you like it:)
#Miracle in December#

Jieun seketika menoleh saat ada seseorang yang menepuk pundaknya dengan pelan. Senyum nya kemudian mengembang ketika melihat orang yang menepuknya itu. Ia lalu memeluk gadis itu dengan erat dan meraih tangannya, mengajak nya untuk duduk di meja yang sama. Gadis itu hanya tersenyum ceria, ia lalu memesan makanan.Mereka kemudian berbincang-bincang tentang banyak hal seperti membicarakan kehidupan gadis itu di negri paman sam,serta persahabatan mereka di masa kecil.Sesekali mereka juga tertawa jika mengingat kejadian lucu yang mereka alami bersama. Sepertinya sekarang dunia seakan menjadi milik mereka berdua, mereka sama sekali tidak memperhatikan orang yang berada disekeliling mereka atau mungkin orang yang sedang memperhatikan mereka berdua sekarang -Park Chanyeol- pria yang sedari tadi hanya diam dan memandangi kedua gadis yang sedang berada di hadapannya. Chanyeol hanya bisa berdecak sebal jika mendengar hal yang mereka bicarakan,tidakah mereka sadar jika di depan mereka ada seorang pria tampan yang sedang memperhatikan mereka berdua?Chanyeol kemudian menyilangkan tangannya di dada dan menyenderkan punggung nya di sandaran sofa yang empuk, ia masih saja diam sampai kedua gadis ini menyadari keberadaannya. Ketika kesadaran nya kembali dengan penuh, ia lantas menepuk kening nya dengan pelan karena menyadari kecerobohannya itu. Penyamaran, bagaimana ia bisa lupa?

"Astaga Park Chanyeol kau sangat ceroboh!"Teriaknya dalam hati.

#Chanyeol Pov
Aku segera memakai penyamaranku kembali ketika kesadaran ku kembali secara utuh.

"Semoga memang tak ada orang yang menyadari keberadaan ku."Ucapku dalam hati.

Aku masih terus diam,sampai salah satu dari mereka membuka mulutnya untuk mengajak ku berbicara.Aku mengaduk-ngaduk orange juice yang kupesan dengan bosan.Aku lantas meneguk orange juice tersebut dengan tergesa-gesa,merasakan kesegeran es yang mengalir di dialam tenggorokanku.Aku mengehela nafasku dengan lega setelah menghabiskan isinya.Sejujurnya ini sangat membosankan bagaimana bisa mereka tidak memperdulikan pria tampan seperti ku? Aku masih terus mengamati kedua gadis yang saat ini sedang bersenda gurau.Emh, namun pandangan ku seketika tertuju pada seseorang yang duduk di samping Jieun. Gadis yang baru saja datang dan bergabung bersama kami. Siapa gadis itu? Baru kali ini aku melihatnya,aku bisa mengeluarkan spekulasi seperti ini karena aku hampir mengenal semua teman sekolah Jieun. Tapi gadis ini? Aku tak yakin.Kutangkap inti percakapan mereka saat mereka baru saja bertemu. Jika gadis itu adalah teman masa kecil Jieun. Hmm.. Pantas saja mereka sangat akrab dan terkesan saling merindukan.Aku mengamati penampilannya,Ia memakai kaca mata hitam,topi berwarna merah, kaos berwarna putih dengan gambar menara eiffel, serta sebuah kamera yang menggantung di lehernya. Aku mengamati gadis itu dengan seksama,tunggu sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya. Tapi di mana?

"Oia Oppa, kenalkan dia temanku. Namanya Hyemi." Ujar Jieun yang akhirnya mengajak ku berbicara.

Gadis itu mengulurkan tangannya kepada ku. Sudut bibirnya yang tipis tertarik dan membentuk sebuah senyuman manis. Aku membalas senyuman gadis itu, kami saling berjabat tangan. Tangannya sangat lembut dan jemari nya yang lentik, aku rasa dia belum pernah melakukan pekerjaan rumah sebelumnya.

"Hyemi imnida." ucap nya manis.

Aku hanya mengangguk pelan. Sementara gadis yang bernama Hyemi itu menggigit bibir bawahnya. Sepertinya dia sedang menunggu ku untuk memperkenalkan diri, tapi aku sama sekali tidak melakukannya. Kami berjabat tangan cukup lama. Bola mataku masih setia mengamati gadis yang berada di depanku ini. Hati ku berkata jika aku pernah bertemu dengannya, aku juga merasa jika aku pernah menyentuh telapak tangan ini sebelumnya. Gadis itu masih tersenyum kepadaku. Senyumannya seakan mengalihkan dunia ku begitu saja, seakan hanya aku dan dia yang berada di tempat ini.Aku juga merasa jika aku pernah melihat senyuman itu sebelumnya.

"Oia oppa, dia itu teman ku dari Amerika." Ucap Jieun yang berhasil melepaskan tautan antara tanganku dengan Hyemi, aku rasa dia tidak suka dengan pemandangan barusan.

Aku sedikit berdiri dari tempat duduk ku dan mencondongkan tubuhku mendekat ke arah Jieun. Jujur, aku sangat suka menggoda Jieun. Dia selalu salah tingkah jika aku sudah menatapnya dengan cara seperti ini.

"Oh ya? Kau bilang temanmu itu seorang laki-laki eum?" Ucapku protes sambil sedikit menurunkan kacamataku agar Jieun bisa melihat tatapan ku yang mematikan.

Jieun membuang pandangannya ke arah lain, tangannya berusaha mendorong tubuhku agar menjauh dari hadapannya. Aku menuruti kemauan Jieun dan kembali ke posisi duduk ku seperti semula.

"Oppa, jangan melihatku seperti itu."Ujar Jieun, bibirnya seketika mengerucut sempurna.

"Jieun, kau meledekku hah? Apa aku ini terlihat seperti laki-laki?Aku ini perempuan tulen. Ingat itu!" Kini giliran teman Jieun yang protes.

Gadis yang bernama Hyemi itu melepas kacamata dan topinya. Dan Bingo... Aku sudah ingat siapa dia sebenarnya, gadis yang tak sengaja menabrakku di bandara waktu itu. Tapi mengapa dia tidak mengenaliku? Aish.. Chanyeol kau itu masih mengenakan penyamaranmu, protes diriku sendiri dalam hati. Aku sedikit mengacak-acak rambutku, sementara Hyemi menatapku dengan heran, mungkin sekarang yang ada di benak nya adalah aku, iya aku seorang laki-laki yang aneh.

"Kau baik-baik saja kan? Atau kau sedang sakit?" Tanya Hyemi, dia masih menatapku dengan heran.

"Ah...tentu.Aku baik-baik saja." Jawabku santai.

"Lalu kenapa penampilan mu seperti seorang teroris eoh?" Tanya Hyemi lagi. Dan tanpa aku sangka, Hyemi berdiri dari tempat duduknya. Ia melepas topi, kacamata, dan syal yang ku kenakan dengan cepat dan yang tersisa hanyalah sebuah masker yang menutupi mulutku. Aku sedikit terperanjat oleh perbuatan Hyemi yang secara tiba-tiba. Tidakah dia diajari sopan santun dan menghargai privasi orang lain oleh kedua orang tuanya?

"Ka..kau" ucap Hyemi terbata-bata ketika melihat kedua manik mataku yang menatap kearahnya.Aku segera memakai kembali perlengkapan penyamaranku agar tidak ada orang lain yang melihat selain Jieun dan Hyemi.

"Mianhae, aku sudah bersikap tidak sopan." Ucap hyemi pelan namun masih bisa didengar.

"Nde, gwenchana." Jawabku.

"Eum, kau Chanyeol kan? Orang yang tak sengaja ku tabrak saat di bandara waktu itu?" Tanya Hyemi.

"Emh iya...."Ucapku sambil tertawa kecil.

"Lalu kenapa penampilan mu seperti ini?"Tanya Hyemi lagi dengan polosnya.

"Hyemi, apa kau tidak tau? Chanyeol oppa ini seorang idol terkenal di korea, jadi dia harus melakukan penyamaran seperti ini agar sasaeng fans tidak mengetahui keberadaannya." Jelas Jieun sedikit berbisik, sementara Hyemi mendengarkannya dengan antusias.

"Woahh... Hebat ternyata kau berteman dengan seorang idol." Teriak Hyemi. Dengan cepat Jieun langsung menutup mulut Hyemi yang berbicara terlalu keras.

"Shhh...." Ucap Jieun berbisik dengan jari telunjuk yang berada diujung mulutnya berharap agar Hyemi tidak berkata apa-apa lagi. Sementara Hyemi hanya meangguk-anggukan kepalanya.

Namun apa yang dilakukan Jieun sudah terlambat, beberapa pengunjung menolehkan kepalanya ke arah meja kami akibat teriakan Hyemi yang tak bisa ia kontrol. Aku menundukan kepalaku dan menghela nafasku kasar berharap agar tidak ada fans yang menyadari keberadaanku. Bukannya aku tidak ingin bertemu dengan fans, tapi bagaimana perasaan mereka jika melihatku bersama dua orang gadis sekaligus? Dan juga isu-isu tidak jelas yang disebarkan oleh fans. Aku tidak mau membuat mereka sedih. Bagaimanapun aku juga harus menjaga perasaan mereka.

"Mianhae Chanyeol-ssi" Ujar Hyemi pelan.

"Tidak apa-apa, aku rasa fans juga tidak ada yang tau." Ucap ku santai.

"Eum..Hyemi, apa kau asli orang Korea?"Tanya ku penah saran.Aku tidak mengerti kenapa bibirku mengeluarkan pertanyaan itu begitu saja.

"Iya, dulu aku pernah tinggal di Korea.Namun, saat aku berumur 7 tahun keluarga kami pindah ke Amerika karena ada urusan bisnis."Jelas nya seraya menyuap kue tart yang ia pesan.

Akupun hanya ber "oh" ria dan mengganggukan kepala ku pelan.Tapi..tunggu apa dia baru saja mengakatakan umur 7 tahun?Aish.. Kenapa aku sangat anti dengan kata itu -umur 7 tahun-. Yah.. Kalian pasti sudah tau jika sebenarnya ingatan ku tentang gadis itu sama sekali belum terhapuskan. Aku selalu berusaha melupakan nya tapi nampaknya otak ku tidak terprogram untuk melakukan hal itu. Mungkin memang seharusnya aku membiarkan itu semua berjalan seperti air.

"Chanyeol oppa..."Ucap Jieun yang menyadarkan ku dari lamunan.

"E..eh.." Aku pun hanya terkekeh sambil mengacak-acak rambut ku gusar.

"Apa yang oppa fikirkan?"Tanya Jieun dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Buk..."
Belum aku menjawab pertanyaan Jieun, ia sudah memotong pembicaraan ku.

"Gadis kecil itu?"Tanya nya lagi yang sedikit memiringkan kepalanya ke arah ku.

"Huh..bahkan Jieun sendiri bisa tau fikiran ku."Umpat ku kesal dalam hati.

Aku menghela nafasku dengan kasar,aku lalu melihat raut wajah Hyemi yang nampak kebingungan dengan keadaan sekarang. Aku terus memperhatikan Hyemi, kenapa Hyemi seakan mengingatkan ku tentang gadis kecil itu? Aku terus memperhatikan Hyemi dan nampaknya dia juga menyadari jika aku sedang memperhatikan nya.

"Ada yang salah dari ku?"Tanya Hyemi bingung.Aku hanya menjawab pertanyaan Hyemi dengan sekali gelengan.

"Ya... Kenapa suasana nya jadi canggung seperti ini?" Ujar Jieun mencairkan suasana.

"Emh.. Bagaimana kalau kita berkeliling kota seoul saja? Lagi pula Hyemi sudah lama tidak kembali ke Korea. Aku juga dengar jika di daerah gangnam ada pameran lukisan dari pelukis terkenal di Korea. Aku yakin kalian pasti suka."Jelas Jieun yang berbicara dengan satu kali tarikan nafas.

"Jieun, apa kau tidak bernafas sama sekali ketika kau bericara?" Tanya ku sebal.

PLETAK!!

Yap, satu jitakan sukses mendarat di puncuk kepalaku. Aku pun hanya bisa meringis kesakitan dan mengusap kepala ku pelan.

"Ya.. Kenapa kau memukul kepala ku eoh?umur mu saja bahkan lebih muda dari ku!"Protes ku kepada Jieun, sedangkan dia hanya tertawa evil diatas penderitaan ku. Dasar bocah ini...!

"Bagaimana kalian setuju dengan rencana ku?"Tanya Jieun semangat.

"Boleh juga aku setuju.."Ucap Hyemi yang lalu menjilat sisa krim yang berada di sendok kue.

Setelah Hyemi menyetujui rencana Jieun, tidak ada lagi yang mengeluarkan suara, kami bertiga hanya terdiam dengan kesibukan masing-masing. Hingga sampai telfon Jieun berdering.

Kring...kring

Jieunpun segera membuka tas kecil yang ia bawa dan merogoh isi nya, untuk mencari-cari benda yang mungkin sudah mengganggu ketenangan orang lain. Setelah mendapatkan telfon nya, Jieun lalu menggeser tomboh hijau yang tertera di layar.Ia memberi isyarat kepada kami berdua jika ia harus pergi ke tempat yang lebih sepi. Aku hanya menggangguk kan kepalaku pelan, Jieun kemudian melangkahkan kaki nya meninggalkan meja ini, mungkin ia menuju toilet.Aku melihat kepergian Jieun yang semakin lama semakin menghilang dari pandangan ku.
Waktu terus berjalan tapi Jieun tak kuncung kembali ke meja ini. Aku mengetuk-ngetukan jemariku di atas meja, karena terlalu bosan. Sedangkan Hyemi hanya melihat pemandangan kota yang berada di balik kaca cafe.Ya,lebih tepatnya suasana kota yang sudah ditutupi dengan salju putih yang menghiasi.Kami bahkan tidak berbicara satu sama lain, entahlah aku merasa keberanian ku menciut begitu saja saat berada di depan gadis ini. Apa aku gugup?

"Hey..Park Chanyeol memangnya dia siapa eoh? kalian bahkan baru berkenalan."Teriak ku dalam hati.

Pandangan mataku menelusuri seisi cafe ini, cukup ramai tapi kenapa aku merasa sendirian saat berada di tempat seramai ini?Ck, bocah itu.. Apa yang ia lakukan selama itu di dalam toilet?Aku sedikit mengacak-acak rambutku. Dan bodohnya, aku tidak mengerti kenapa aku tiba-tiba memikirkan Jieun! Aku kemudian mengalihkan pandanganku ke arah Hyemi, tatapan matanya masih saja lurus memandangi keadaan di luar. Sesekali ia mengerucutkan bibirnya, atau bahkan mempoutkan bibirnya.Jujur saja ia terlihat sangat lucu di mataku.

"Oppa..mianhae sepertinya aku tidak bisa ikut karena ada urusan mendadak, nenek ku masuk rumah sakit dan sekarang aku harus pergi ke mokpo."Jelas suara itu yang ternyata adalah Jieun. Entah sejak kapan gadis itu berdiri di samping meja kami atau aku yang terlalu asik memperhatikan Hyemi ya?

"Emh.. Kalau begitu aku ikut ke mokpo saja bersama mu." Ujar Hyemi yang raut wajah nya seketika berubah menjadi panik.

"Aku setuju dengan Hyemi, hitung-hitung aku juga menjenguk nenek mu kan?"Jawab ku meyakinkan Hyemi.

"Jangan,jangan! pameran itu kan hanya digelar hari ini saja."Kata hyemi sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kau fikir jarak Seoul dan mokpo itu dekat hah? Apa Kau tidak lihat? jika diluar sana sedang turun salju.Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?"Ucap ku tak mau kalah.

"Sejak kapan kau memperhatikan ku seperti ini?lagi pula hujan nya tidak terlalu besar kok." Tanya Jieun seraya mengerucutkan bibirnya.

"Chanyeol oppa, turuti saja permintaan ku kali ini. Temani Hyemi dan jangan membantah lagi. Aku pergi dulu." Ujar Jieun melambaikan tangannya dan pergi begitu saja meninggalkan kami.

Setelah Jieun menghilang dari pandangan kami, akupun langsung bangkit dari tempat duduk ku, begitu juga dengan Hyemi.Tapi, Baru saja aku ingin melangkah pergi dari tempat ini seorang pelayan cafe menghampiri ku dan Hyemi. Akupun hanya menganggkat sebelah alis ku ketika pelayan caffe itu berdiri tepat di depan ku.

"Maaf tuan, tapi anda belum membayar pesanan anda." Jelas pelayan itu sambil melirik ke sisi kiri ku.Sedangkan aku hanya menatapnya bingung, karena aku tidak mengerti maksud dari pelayan ini. Pelayan ini masih saja memandangi sisi kiri ku, mata ku kemudian mengikuti arah pandangan nya.

Aku hanya berdecak kesal ketika mendapati arah mata pelayan wanita ini menuju kemana.Tentu saja ke meja yang baru saja kami tempati dengan kondisi meja yang penuh bekas sisa makanan.ck, padahal bocah itu bilang jika ia akan mentraktir ku di sini. Tapi nyata nya, aku juga yang membayar semuanya. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku seraya merogoh kantong belakang ku untuk mengambil dompetku dan mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Ambil saja kembalian nya."Ucap ku sambil memberikan lembaran uang yang ada di tangan ku.

Tak segera mengambil uang yang kuberikan, pelayan itu malan menatapku dengan tatapan yang menyelidik. Mungkin dia heran dengan penampilan ku yang bisa dibilang seperti "teroris".Ia lalu mengedipkan matanya ketika kesadaran nya kembali penuh. Ia lalu mengambil uang yang kuberikan dengan cepat.

"Maaf tuan,Suaramu sangat familiar di telingaku."Ucap nya sambil membereskan sisa makanan kami di meja.

"Oh ya?"Jawabku asal.

"Iya, eum... Seperti suara Chanyeol Exo. Aku sangat mengidolakan nya."Jelas pelayan ini seraya membalikan badan nya dengan nampan yang penuh sisa makanan di tangannya.

"Dia mem...Aww!"

Sebelum Hyemi melanjutkan ucapan nya, aku langsung menginjak kaki Hyemi pelan. Ia melirik ku dengan tatapan yang membunuh sementara aku segera menolehkan kepala ku tak perduli.

"Sudah banyak orang yang berbicara seperti itu.Maaf kami buru-buru." Ucapku seraya menarik tangan Hyemi pergi dari tempat ini. Pelayan wanita itu hanya tesenyum memandang kepergian kami.

#Miracle in December#
Butiran salju sudah tak nampak turun menghujani kota ini,lapisan salju yang sedikit meninggi dan udara yang bisa dibilang cukup dingin,tak menghilangkan senyum cerah di bibir tipis milik gadis dengan penampilan nya yang cenderung tomboy, ya siapa lagi kalau bukan Hyemi. Saat ini gadis itu sedang asik memotret setiap lukisan yang terpampang indah dengan tata letak lukisan yang pas ia lalu tersenyum ketika melihat hasil jepretan nya yang sangat memuaskan. Tak sampai disitu, gadis itu juga mengamati beberapa lukisan yang menurutnya menarik sesekali ia juga bertanya kepada salah seorang penjaga stand di sana. Sementara itu, pria yang berpenampilan serba tertutup hanya mengelilingi ruangan pameran ini.Sejujur nya ia tak terlalu tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan lukisan. Menurutnya semua lukisan hanya terkesan indah jika dipandang saat pertama kali setelah itu? Semuanya hanya terlihat biasa saja. Sesekali pria itu mengamati orang-orang yang berada di ruangan ini dengan tatapan meraka yang memandangnya aneh.Langkah kaki pria itu seketika terhenti ketika melihat sosok yang ia kenal sekaligus yang ia cari sedari tadi sedang asik bertanya-tanya kepada salah seorang petugas di sini. Sepertinya ia juga sedang mencari orang yang baru saja bersama nya. Pria itu lantas melangkahkan kan kaki nya ketempat gadis itu berdiri. Ia lalu menepuk gadis itu yang tak lain adalah Hyemi.

"Mencari ku?" Tanya ku kepadanya seraya memasukan tangan ku ke dalam kantong celana.

"Yak...park chan-"Teriak Hyemi dengan nyaring, pria itu lalu refleks menggerakan tangan nya untuk membungkam mulut gadis ini agar ia tidak melanjutkan ucapan nya lagi.

"Aigoo,ternyata penampilan orang yang kau cari itu eum seperti..."Ujar petugas itu yang lantas menerka-nerka sebutan apa yang pantas diberikan kepada pria yang berpakaian serba tertutup ini.

"Iya, dia itu memang seperti teroris."Jelas Hyemi sambil melipat tangan nya di dada. Hyemi lantas menatap pria itu dengan ekspresi wajah yang meledek.

Sementara pria yang berada di sampingnya hanya mengacak-acak rambutnya seperti orang bodoh. Sebenarnya pria itu cukup was-was jikalau si gadis yang berada di sampingnya ini membongkar semuanya. Ya, bisa dipastikan akan ada kehebohan di ruangan pameran ini karena keberadaan nya. Atau ini hanya sebatas dugaan nya saja ya?Petugas itu hanya menatap kedua muda-mudi ini dengan heran.

"Sodara ku memang alergi dengan udara dingin. Jadi maaf jika penampilan nya menggangu pemandangan mata kalian."Ucap Hyemi seraya sedikit membungkukan badan nya.

Pria yang berpakaian serba tertutup itu hanya menatap apa yang Hyemi lakukan. Ia bahkan tidak membungkukan badan nya sebagai tanda permintaan maaf, melihat hal ini Hyemi langsung menepuk punggung Pria itu dengan kencang,pria itu seketika mengelus punggung nya pelan dengan satu tangan nya dan segera ikut membungkukan punggung nya.

"Yaya tidak apa-apa.kalian tidak perlu melakukan hal itu. Lagi pula menurut saya semua orang memiliki style nya sendiri. Kalau begitu saya pergi dulu.Annyeong."Ucap petugas itu sambil tersenyum dan berlalu pergi.

Setelah petugas itu pergi, pria yang memang sedang melakukan penyamaran nya itu melepas kaca mata hitam nya. Ia lantas menatap gadis yang berada di sampingnya dengan tatapan membunuh dan melipat tangan nya di dada, lalu menatap gadis ini dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Wae?"Tanya gadis itu ketus.

PLETAK!

Satu jitakan pelan sukses menghampiri puncuk kepala gadis itu.

"Aishh.. Kenapa kau menjitak ku?"Ujar gadis itu sebal.

"Kenapa kau memukul punggung ku?" Tanya pria itu yang tak lain adalah Chanyeol.

"Bodoh, kau itu idol di sini. Apa kau tidak diajari sopan santun di agensi mu eoh?Bukan hanya di agensi mu tetapi juga oleh orang tuamu.Tidakah kau diajari hal itu?" Ujar Hyemi dengan intonasi nya yang tinggi.

Atmosfer di ruangan ini seketika menjadi sunyi setelah Hyemi mengeluarkan pernyataan yang menarik perhatian banyak orang.

"Ck.."Pria yang bernama Park Chanyeol itu dengan segera memakai kacamata nya. Ia hanya bisa berdecak kesal setelah melihat seluruh pandangan pengunjung pameran yang saat ini sedang menatap kearah nya dan Hyemi. Ada yang menghentikan aktifitas nya, menatap mereka berdua dengan penuh tanda tanya, berbisik satu sama lain dan bahkan ada beberapa gadis remaja yang sudah siap dengan camera DSLR mereka.

"Awas kau Hyemi."Umpat Chanyeol dalam hati.

Ia mulai geram dengan gadis berpenampilan tomboy yang baru saja dikenal nya. Saat ini pertanyaan yang ada di benak nya adalah "kenapa gadis ini sangat menyebalkan dan merepotkan hidup nya." Agh... Chanyeol mengacak-acak rambutnya frustasi.

#Chanyeol Pov
Dengan sigap aku menarik tangan Hyemi dan menuntunnya pergi meninggalkan tempat ini.Tak perduli jika orang lain berbicara apa terhadap ku. Yang jelas aku tidak ingin situasi ini menjadi lebih rumit lagi.

Sampai di tempat parkir, aku lantas membuka pintu mobil ku dengan terburu-buru sedangkan Hyemi masih setia berdiri di luar sana. Aku bisa melihat dia dari dalam moil, tatapan matanya yang tajam menyorot ke arah ku.Ia berkacak pinggang sambil menggerutu tak jelas,sepertinya ia sedang menghujaniku dengan ribuan cibiran. Melihat ekspresinya yang menjengkelkan, aku hanya memutar bola mataku malas seraya mengklakson mobil berulang kali supaya Hyemi segera masuk ke dalam mobil ku.

#Author Pov
Klakson mobil berbunyi dengan nyaring, hyemi hanya bisa menutup telinganya untuk menghindari bunyi yang memekan telinga itu. Ia menghentakan kaki nya dengan kesal, sungguh saat ini ia ingin menelan seorang Park Chanyeol bulat-bulat. Hyemi kemudian bergegas masuk kedalam mobil Chanyeol dan menutup pintu mobil itu dengan kasar.

"Jika terjadi sesuatu pada mobilku,maka kau harus bertanggung jawab noona."Jelas Chanyeol dingin.

Hyemi tak menggubris perkataan Chanyeol, ia hanya diam dan menatap keadaan di luar kaca mobil.Melihat reaksi yang diberikan, Chanyeol lantas berdecak kesal. Ia lalu menjalankan mobilnya membelah jalanan kota. Disepanjang perjalanan,Hyemi dan Chanyeol saling terdiam. Tak ada yang mau membuka percakapan,mereka seperti mempertahankan ego nya masing-masing. Tanpa Hyemi sadari, sesekali Chanyeol mencuri pandang ke arahnya. Melihat ekspresi Hyemi yang nampak kecewa dan marah membuat Chanyeol merasa bersalah.

"Kau ingin kemana?"Tanya Chanyeol ragu. Entahlah, sepertinya hanya kata itu yang sekarang bisa diucapkan oleh mulutnya. Berbicara,dan menatap gadis ini saja membuat hati Chanyeol bergetar hebat dan nyalinya turun sangat drastis. Apa lagi meminta maaf? Sungguh lidah Chanyeol sangat kelu..

"Terserah." Jawa Hyemi ketus.

Ia masih belum mau memalingkan pandangannya dari pemandangan jalanan yang hanya menojolkan tumpukan salju. Mendengar jawaban dari Hyemi, membuat Chanyeol sedikit tersentak.Pasalnya Ia tak menyangka jika gadis ini semarah itu kepadanya.
Chanyeol menghirup oksigen yang berada di sekitar nya sebanyak-sebanyaknya dan membuangnya setenang mungkin. Iapun kembali mengumpulkan keberanian nya untuk mencairkan seorang gadis es yang berada di samping kemudi mobilnya. Sambil menatap ke depan jalan, Chanyeol pun lantas menoleh ke arah Hyemi.

"Eum..Kau ingin pergi ke istana Changdeok?" Tanya Chanyeol lagi.

"Entahlah."

"Aku seperti berbicara dengan tembok saja."Ujar Chanyeol yang mulai geram dengan Hyemi.

"Untuk apa kau menanyakan hal itu kepadaku? Jika pada akhirnya kau menghancurkan semuanya. Kau egois Park Chanyeol!"

Seketika Chanyeol membulatkan matanya sempurna. Hatinya seakan ditusuk oleh ribuan jarum yang kemudian menancap sangat dalam di sana. Mungkinkah Chanyeol seegois itu? Entahlah kenapa juga ia harus memikirkan perkataan gadis yang baru saja di kenal nya hari ini? Padahal ia sendiri, sudah sering dihujati oleh ribuan cibiran yang diberikan hatersnya. Chanyeol merasa perkataan gadis ini sangat berbeda dari yang dikataan oleh para hatersnya. Rasanya begitu menusuk ke dalam.

"BERHENTI SEKARANG!" Teriak Hyemi nyaring.

Seolah tak mendengar perkataan Hyemi, Chanyeol malah terus menggas mobil nya dan mengendarai mobil itu di atas kecepatan rata-rata. Tak perduli apapun yang berada di depan nya. Chanyeol hanya ingin melampiaskan amarahnya, ia sungguh tidak terima dengan perkataan Hyemi.

"YAA...KAU INGIN MEMBUNUHKU EOH?" Teriak Hyemi lagi.

Terpancar dengan jelas jika Hyemi mulai ketakutan sekarang, tangan nya dengan refleks menggenggam seat belt yang ia kenakan dengan erat. Chanyeol yang melihat ekspresi panik dari seorang Hyemi membuatnya sedikit menyeringai. Namun dengan cepat ia kembali merubah ekspresinya menjadi tenang seperti tadi. Jujur, saat ini di dalam hati Chanyeol ia sedang tertawa penuh kemenangan.

"PARK CHANYEOL!" Hyemi kembali berteriak dengan suaranya yang memekakan telinga.

Tak tahan dengan pekikan Hyemi,Chanyeol akhirnya menghentikan mobilnya dengan cepat.

Cittt....

Suara rem mendadak dari mobil Chanyeol terdengar begitu nyaring di telinga.

Tanpa basa-basi lagi, Hyemi segera turun dari mobil Chanyeol. Ia lantas menutup pintu mobil Chanyeol dengan kasar sama seperti yang ia lakukan sebelumnya. Hyemi pun berlari meninggalkan mobil Chanyeol.Dan dengan bodohnya, Chanyeol hanya tercengang dengan sikap yang Hyemi tunjukan.

"Aish... Apa yang aku lakukan?" Ucap Chanyeol yang mulai gusar. Ia lantas mengacak-acak rambutnya frustasi dan memukul stir mobil dengan pelan.

Tanpa berfikir panjang, Chanyeol segera membuka pintu mobilnya dan mengejar Hyemi ke arah tempat Hyemi berlari.Namun sayangnya, Hyemi telah menghilang di telan kerumuman banyak orang. Chanyeol lalu mengedarkan seluruh pandangan nya ke seluruh tempat dimana ia berdiri. Ia memeriksa sudut demi sudut tempat ini, tapi orang yang ia cari tak kunjung menampakan batang hidung nya.

"Bagaimana jika ia tersesat?Atau mungkin jatuh sakit?"Tanya Chanyeol pada dirinya sendiri yang mulai khawatir.

"Jieun pasti kecewa dengan ku." Ujar nya lagi sambil menghela nafasnya dengan kasar.

Ia lalu memegang tengkuk nya, otaknya seketika berputar begitu cepat,dahinya berkerut,dan satu kaki nya yang terus ia hentakan menandakan bahawa Chanyeol sedang berfikir keras sekarang. Tak kunjung menemukan solusi yang ia cari, Chanyeol pun kembali melangkahkan kakinya untuk mencari Hyemi. Saat ini yang terlihat di matanya hanyalah sekumpulan anak kecil yang sedang bermain salju bersama keluarga mereka, beberapa pedangang makanan,permainan anak-anak dan satu tempat yang tak asing lagi baginya.

"Tunggu..."Kata Chanyeol. Dengan refleks Chanyeol menghentikan langkah kaki nya.

Ia kembali mengamati tempat yang ia pijak.Matanya seketika menyipit ketika mendapati dua benda yang sangat dibenci nya sekarang. Ya, dua buah permainan ayunan berwarna merah.

"Sial! Kenapa aku harus berada di tempat ini lagi?"

Chanyeol mulai menggerutu tak jelas,seperti sebuah labirin yang membutuhkan usaha extra untuk keluar dari sana, jika salah jalan maka orang yang ada di dalamnya akan kembali ke tempat yang sama. Ya mungkin tempat itu memang pantas jika diibaratkan seperti labirin. Berusaha untuk terus melupakan kenangan nya bersama gadis itu dengan cara tak kembali ke tempat awal,malah membuat Chanyeol seakan tertarik kembali ke tempat ini.

Seketika kenangannya saat 15 tahun silam kembali terputar dibenaknnya, Chanyeol kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya berusa untuk menepis ingatan nya agar tak berputar terlalu jauh.

"Agh...aku bisa gila jika terus berada di tempat ini!" Chanyeol mulai mengerang, dan sedikit menampar pipi nya seperti orang bodoh.

Tak mau mengingat gadis itu lagi, Chanyeol memustuskan kembali menuju mobilnya yang masih terparkir di sebrang jalan. Ia seakan lupa dengan Hyemi yang entah di mana sekarang, entahlah Chayeol tak mau ambil pusing. Yang jelas Chanyeol tak ingin dirinya terus mengingat gadis itu lagi,lagi,dan lagi.



#TBC#

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miracle In December (Exo Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang