Ayu el rima, adek kelas yang paling di incer semua siswa, bahkan guru. Entah kenapa di saat orang lain merebutkan dia, gue sama sekali gak peduli. Bahkan..."Heh, penta. Lihat tuh si ayu. Lagi makan di kantin, cantik banget yaa..." (Rizal. dia adalah sahabat gue dari bayi. Tampan, baik, sombong, dan gila.)
"Apaan sih jal. Biasa aja tuh. Lagian, dia jutek. Lama-lama gue jadi benci sama tuh cewek."
"Ah gawaras lo pen. Dia semenjak pindah dari sekolah lamanya ke sekolah kita, semua siswa pada ngejar dia. Bahkan kabarnya pak iwan guru olah raga juga naksir dia pen." Si rizal yang masih saja memandang ayu sampai sampai gak kerasa kalau si penta udah pergi meninggalkan kantin.
**
Sebelum Jam istirahat habis. Gue masuk ke kelas duluan, karena males ngelihat cewek sok cantik itu. Gue iseng nulis di papan tulis...
"Cepat atau lambat, kisah kita akan menyatu dalam ingatan setiap orang yang memikirkan kisah cinta yang sempurna. Kasih."
Entah sadar atau tidak. Memang kebiasaan gue menulis di papan tulis. Tapi hari itu, gue lupa menghapus dan langsung duduk di meja gue. Meja paling pojok belakang. Ketika bel masuk berbunyi...
"Selamat siang anak-anak." Sapa guru bahasa indonesia. ( Pak ihsan. Guru paruh baya yang kalau ngajar hanya menulis, menulis, dan menulis.)
"Mati gue jal. Matiiii..." Panik seribu panik, jantung ber-DJ kencang.
"Kenapa lo pen? Tenang..Tenang..." Rizal yang kebingungan, akhirnya paham ketika pak ihsan tiba tiba...
"Tulisan siapa ini? Yang ngerasa nulis, silahkan maju ke depan!."
Perkataan pak ihsan seperti panah yang menancap ke dada burung beo. Suasana hening... Dan akhirnya, gue maju ke depan dengan pandangan kebawah dan rasa takut.
"Oh kamu, coba bacakan tulisanmu itu yang keras. Bapak mau dengar." Perintah pak ihsan dengan tegas.
"Maaf pak, saya gak sengaja nulis itu. Soalnyaaa..." Belum selesai menjelaskan, si rizal berteriak dari pojok belakang dengan keras.
"Penta lagi jatuh cinta sama si ayu pak :v" teriak rizal yang di sambut teman sekelasku yang membenarkan itu.
"Apa itu benar, penta?" Tanya pak ihsan
"Benar pak!!!" Satu kelas kompak.
(Kurang ajar. Awas saja kalian. Tapi mau gimana lagi, pasrah ajalah. Ucapku dalam hati.)
"Pintar juga ya kamu penta, bisa merangkai kata-kata seperti itu. Kalau saya jadi si ayu, pasti klepek-klepek sama kamu." Pak ihsan yang menggoda gue dan di sambut tawa satu kelas.
Huhh.... Apes banget hari itu. Dan apesnya lagi, pak ihsan juga nyuruh gue besok buat ke kantornya. Dan dia juga mau manggil si ayu. Gila! Apa sih yang dipikirkan si pak tua itu. Kesel amat gue..
((Bersambung))
Oke bosku. Silahkan di like, komen, dan bagikan yah. Biar semangat nerusin cerita nya. :V
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Galau
Teen FictionJadi ini adalah kehidupan pria setelah lulus SMA. dengan nilai akademik yang pas pas an, tapi dapet nilai sempurna di prakteknya. yah, orang lain sering menyebut gue penta. walau nama aslinya Riza Pen kaff. karena gue se orang puitis, jadi sering ju...