"Tatapnya masih saja menetap, tertancap tepat di hati yang jarang di kunjungi. Dengan mudahnya menjadi prioritas, karena memang sudah pantas. Sikapnya yang menenangkan dikala semua orang menekan. Dan lagi, aku menghayal terlalu tinggi. Tapi, nyatanya kau lebih sempurna di banding kata-kata ku tadi. Percayalah, kasih."*
Pertemuan tadi di kantor pak ihsan seperti mimpi yang belum selesai rasanya. Tapi, memang kenyataannya begitu. Gue, penta yang ceria, yang humoris, hari itu hanya bisa diam dan sesekali tersenyum sendiri mengingat kejadian-kejadian aneh sebelumnya. Rasanya gue pengen bolos sekolah, padahal jam masih menunjukan pukul 9.
((Di pojok kelas))
"Jal..." Ucap gue sambil menghilangkan fokus rizal ketika masih mendengarkan pelajaran matematika.
"Apa pen? Gue masih serius sama tuh rumus. Lo gausah ganggu konsentrasi lah" rizal yang masih terfokus dengan papan tulis, tak menghiraukan penta.
"Bolos yuk jal" nada datar dengan penuh pengharapan penuh dari gue :v
"Hah! Gila lo pen. Sekarang gue mau tanya lo, siapa tadi yang pagi-pagi katanya mau serius buat ujian. Kita kan udah kelas 9. Sadar woy!" Tolak rizal dan matanya masih menatap ke layar depan, papan tulis.
"Yaudah lah kalau lo gamau ikut. Gue solo aja, udah lama juga gak nyamperin tuh mbak mbak penjaga warnet. Kayaknya tambah bening aja tuh. Hehehe " goda penta
"Eh tunggu pen. Lo mau ke warnet? Gue ikut lah... Udah lama juga nih gak makan kuaci sambil nyantai di layar depan papan tv. Hehe"
"Lo gausah ikut gue jal. Lo kan mau fokus ujian :v udahh sono lu plototin aja pak budi yang nerangin rumus lingkaran yang gak ada ujungnya. Wkwkwk"
"Bukan gitu pen. Gue ini kan sahabat lo. Jadi, kita harus bareng terus. Ya nggak?"
"Cih, alibi."
"Terus rencana bolosnya mau gimana nih pen? Biar aman lah"
"Oke. Aku ada cara nih supaya aman."
"Gimana pen?""Hm... Jadi kita ke kantin dulu nunggu jam istirahat. Nah pas jam istirahat, kita umpetin tub absen kelas. Kalau gak ada absennya, guru gak bisa ngabsen jal. Gimana?"
"Bukannya cara itu udah sering pen? Yang lain lah."
"Hm... Ohh gini aja. Kalau bolos berdua kan beresiko tinggi. Gimana kalau satu kelas kita ajak bolos?"
"Wah, gila tuh. Gimana nih strateginya pen?"
"Gampang jal."
Gue yang belum selesai ngejelasin ke rizal, langsung berdiri menuju pak budi yang sudah duduk di kursinya.
"Mohon maaf pak, ini saya menyampaikan usulan seluruh siswa kelas 9 c ini pak." Dengan pelan tapi pasti, sekaligus menunjukan sopan santun ala penta yang membuat klepek klepek guru :v
"Iya nak penta, ada apa?"
"Eee jadi gini pak, kita kan udah kelas 9. Dan belum pernah ada acara doa bersama menjelang ujian. Nah kelas ini rencananya nanti sehabis pulang sekolah mau doa bersama pak. Acara ini kan belum pernah ada nih pak, menurut bapak gimana?"
"Wah bagus itu nak penta, silahkan aja. Dan saya sebagai wakil kepala sekolah disini, sangat setuju itu nak penta."
"Tapi ada satu masalahnya, pak budi"
"Apa itu masalahnya nak pen?
"Kelas 9 kan walaupun mau ujian, banyak tugas pak. Jadi waktu pulang sekolah kita itu dibuat untuk ngerjain semua tugas-tugas sekolah pak."
"Terus gimana nak pen?"
"Ini kan masih jamnya bapak, kurang satu jam. Kalau jam ini kita pake buat ke masjid aja gimana pak? Buat doa bersama tadi."
"Yaudah nak pen, silahkan."
Rencana gue berhasil. Setelah pembicaraan tadi, pak budi langsung ngumumin supaya kelas 9 c untuk ke masjid semua melakukan doa menjelang ujian.
"Gila lu pen. Pak budi aja kalah sama lo." Sambil geleng-geleng rizal menatap tajam gue.
"Udah jal. Kita siap-siap pulang aja. Tas kita tinggal di kelas. Supaya tidak ada yang curiga. Ketika semua ke masjid, kita cabut keluar."
"Oke siap bosku."
**
Jam 10.00 WIB. gue dan rizal akhirnya sudah ada di warnet. Sebenarnya, bolos ke warnet itu adalah sebagai pelampiasan diri gue. Entah kenapa wajah ayu selalu dalam ingatan. Dan tanpa sadar, gue ngetik di kolom google "cara nembak cewek". Gila! Baru ketemu udah langsung jatuh cinta. Tiba-tiba rizal yang duduk di sebelah gue ngelihat layar depan gue.
"Woy kramik masjid." Ucap rizal mengejutkan gue yang lagi gak sadar
"Lo mau nembak cewek pen?"
"Eh engga, ini tuh tadi. Ee. Anu. Oh iyaa, si iyan mau nembak rumi. Tapi bingung gimana caranya, makanya gue iseng tanya mbah google"
"Ohh gitu. Kirain lu mau nembak si ayu :v"
"Eh apaan sih lo jal. Gue kan udah bilang, gue gak suka sama tuh cewek, titik!."
"Santai aja kali pen. Eh iya, ngemeng-ngemeng tadi pagi gimana nih? Ada apa aja antara si penta, pak ihsal, dan si ayu?"
"Ohiya lupa belum cerita itu ya :v. Lo tau gak jal? Ternyata si ayu itu anaknya pak ihsan."
"Hah!!?? Anaknya pak ihsan? Serius?"
"Serius jal jalan tol."
"Terus apa lagi pen?"
"Pak ihsan nyuruh gue buat jadi temennya si ayu, dan ntar nanti pulang sekolah gue disuruh maen ke rumahnya"
"Emang gila lu pen. Pokoknya ntar lo harus kesana. Dan jangan lupa ajak gue. hehehe"
"Gamau ah males."
"Bego! Lo males ke rumah guru lo?
"Males kalau sama elo cuk! :V"
Jam 12.00 gue dan rizal pulang ke rumah masing-masing. Dan gue murung di kamar aja, bingung nanti mau kerumahnya si ayu atau enggak. Dan gue pikir-pikir, kayaknya ada manfaatnya juga kalau bisa berteman dengan anaknya guru. Ntarkan nilai bhs. Indonesia gue jadi bagus :v wkwkwk. Okelah, gue tidur aja dulu. Nanti jam 15.00 ke sana.
"Ada banyak sekali hal-hal baru yang perlahan datang di hidup manusia. Bagaimana ia berperan, tergantung bagaimana manusia itu meletakannya. Ingin jadi sebuah penyemangat, atau justru jadi batu terjal yang memperlambat gerak. Karena setiap sikap, akan melahirkan sebuah harapan yang ingin digapai di depannya."
Bersambung...
Oke para penta lovers :v silahkan bisa like, komen dan bagikan ke temen temennya ya. Biar bersemangat napasnya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Galau
Teen FictionJadi ini adalah kehidupan pria setelah lulus SMA. dengan nilai akademik yang pas pas an, tapi dapet nilai sempurna di prakteknya. yah, orang lain sering menyebut gue penta. walau nama aslinya Riza Pen kaff. karena gue se orang puitis, jadi sering ju...