6.LAMARAN DADAKAN

1K 30 1
                                    

Lamaran dadakan

Rendi dan anin menghabiskan makanan mereka tanpa bicara sepatahpun.

Emmmm...pak rendi...apa aku bisa nambah lagi makanannya???’tanya anin sedikit malu malu,maklum ia seharian kemarin belum mengisi perutnya sama sekali,bukan ia lupa,melainkan kondisi yang tidak memungkinkannya,ia terlalu sibuk bekerja hingga melewatkan jam makan siangnya.

“boleh, sahut rendi dengan cepatnya dan terlihat senyum tampan yang menghiasi bibirnya.

Seketika anin pun memenuhi isi piringnya dengan makanan dan melahapnya,sesekali rendi meliriknya sambil tersenyum,

Kamu ini cewek tapi makan mu kaya kuli,“ ucap rendi yang kini sembari tertawa renyah.

Yang di maksud hanya nyengir sambil terus menikmati makanannya,

Setelah selesai makan,rendi duduk di kursi teras belakang dengan beberapa buku bisnis yang tertumpuk disampingnya,namun hanya satu yang ia baca,sedangkan anin membersihkan sisa makanan mereka,

Nona…biar kami yang melakukannya...nanti tuan muda marah “kata bi ana sambil membereskan makanan di meja,

Panggil aku anin aia bi... jawab anin namun masih terus membantu setelah selesai,lalu anin menghampiri rendi ikut duduk di teras belakang,di kursi kosong samping rendi.

Anin…apa aku boleh tanya? Kata rendi setelah anin sudah duduk di dekat nya.

“boleh pak... jawab anin langsung dan sambil terus menoleh menatap dosennya itu.

Kulihat kamu begitu sedih di pinggir kolam taman,hingga kamu tidak tahu hujan turun. Tanya rendi ingin tahu.

Kenapa bapak ingin tahu? Sahut anin,karena baru kali ini ada yang peduli terhadapnya.

“aku kan penyelamatmu...“jawab rendi dengan singkat nya.

Tapi aku tidak minta tuh…”timpal anin yang lagi lagi menyembunyikan kegetiran hidupnya,agar dosennya itu tidak khawatir dan tidak tahu apa yang sebenarnya ia alami.

Terserah deh, ucap rendi yang sudah mulai bosan,karena wanita semua selalu seperti itu dan memutar mutar saja,ia pun akan berlalu beranjak ingin pergi,kemudian anin mencegah rendi dengan menarik sedikit baju rendi di ujungnya.

Sebenarnya...aku bingung masalah ekonomi pak rend...tenagaku untuk bekerja sudah melampaui batas…aku tak tahu lagi harus berbuat apa…aku sudah capek pak...benar benar capek... tiba tiba raut waiah anin berubah sedih,air mata jatuh menetes di pipinya,ia benar benar sudah tidak bisa membendung perasaannya lebih lama lagi,ia terlalu lama menyimpannya seorang diri.

Hingga tanpa sadar,jemari rendi menyekanya,mengusap lelehan di pipi itu hingga anin tidak bisa menolaknya,tatapan tajam dosen nya itu dengan tubuh membungkuk di depannya.

‘apa kau mau menikah denganku??” kata-kata yang terlontar dari mulut rendi tiba-tiba,

Bahkan sama sekali belum di pikirkannya itu.entah apa yang merasukinya saat itu,apa ia merasa iba karena perkataan anin,atau entah ia ingin mengurangi beban wanita polos itu,hanya rendi dan tuhan lah yang tahu.

Seketika anin pun terperanjat hampir melonjak,Mendengan pengakuan dari dosennya itu sekaligus orang yang sudah menyelamatkannya.

“maksud anda apa pak rend??” Tanya anin pada dosennya itu seakan tak percaya pada apa yang di ucapkannya.

Begini...aku diberi waktu kakek satu bulan untuk mencari calon istri,kalo sampai batas waktu yang di tentukan kakek,aku tidak bisa menuhi...maka aku harus terima di jodohkan dengan cucu rekan bisnis kakek,yang entah siapa aku tidak tahu.jadi..jika kau setuju…aku yang akan melunasi semua hutangmu dan keluargamu,dan aku akan mencukupi semua kebutuhanmu,kau bisa memikirkannya,

Kata rendi mencoba menenangkan.

Aku mau ,ucap anin tanpa pikir panjang,dan langsung di jawab nya seketika.

Kau jangan bercanda…! Sahut rendi.karena melihat wanita polos di sampingnya itu menjawab pertanyaannya dengan sangat mudahnya bahkan tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

Apa aku terlihat bercanda pak? Jawab anin.yang memang ia serius dengan jawabannya barusan,bahkan sangat sangat serius.

Lalu hening... “kau tahu...’ anin membuka percakapan.

“hari ini harusnya aku kerja,tapi aku lebih dari telat,pasti pemilik kedai akan memecatku,nanti sore hari terakhir aku harus bayar semesteran,namun sampai sekarang tidak ada uang sepeserpun yang aku miliki,dan kemarin...aku tidak berani pulang,karena batas akhir aku harus bayar hutang hutang keluargaku pada rentenir…iika aku terlihat di rumah bibi,pasti mereka akan mengubrak abrik rumah paman dan bibi,itu lah mengapa aku memilih diam di taman itu hingga tanpa sadar guyuran air hujan semakin deras membasahiku.aku sudah tidak punya pilihan lain…aku pun tak mampu memikirkan hal lain,”ucap jujur  anin.dan lagi lagi genangan itu mulai akan jatuh meleleh.

“bahkan kemarin...aku bilang pada diriKu sendiri…kalau ada yang membantuku melunasi hutang-hutangku...apapun akan ku lakukan untuknya.”

Ucap anin serius,yang entah mengapa perkataan anin dan ekspresi wajahnya membuat rendi terenyuh dan ingin meraih dan memeluknya saat itu juga.

“baik lah…kita sepakat…kita akan menikah,”sahut rendi dengan tegas nya.tapi ia belum berani melakukan keinginnannya itu,ia hanya bisa mengurungkan niatnya.

“oke???”katanya lagi.

“tapi anda belum tahu berapa nominal semua hutang hutangku,sergah anin.dan wajahnya sudah sedikit cerah tidak se sendu tadi.

“itu tak masalah buat ku...’ sahut rendi dengan bangganya.

“oke…nanti kamu lunasi biaya kuliahmu,lalu besok…aku Akan mengantarmu menemui Rentenir membayar lunas hutang keluargamu.’ucap rendi lagi yang membuat anin menyunggingkan senyum senang di bibirnya.

Dan anin dengan lelehannya mengangguk mantap.isyarat ia mau dan ia baiagia.

“baiklah...aku mandi dulu semua badanku lengket,” Kata rendi lagi sambil berlalu pergi berjalan meninggalkan tempatnya semula,menuju kamarnya.

Tanpa ia sadari senyum mengembang di bibir rendi,

Kriiing...“

Tiba-tiba telepon rumah berbunyi,

Anin yang mendengar dari tadi tidak ada yang mengangkat,lalu bergegas beranjak berjalan mendekat kemeja telephone rumah itu dan mengangkat panggilan telephone nya.

“halo...”ucapan yang pertama ia lontarkan pada panggilan itu.

‘aniiin...’ kata kakek di seberang telephone.

Kamu masih betah disana nak?? Tanya kakek lagi lagi.

“tentu kek...anin tak tahu harus kemana lagi kek…anin ingin jadi cucu mantu kakek…apa kakek merestuinya??”

Dengan semangat kakek langsung menjawab

Tentu nak kakek merestui...kakek akan segera pulang nak...kalian akan segera menikah..” ucap kakek karena ia tahu cucunya sudah berbagi ranjang dengannya dan itu sangat langka dan bahkan baru pertama kalinya menurut pengamatan kakek selama ini,karena rendi yang tanpa skandal bahkan tidak pernah menyentuh yang namanya wanita.

Lalu kakek menyudahi panggilan telephone nya,

Anin pun menghela nafas dalam...dalam. hatinya sangat lega,bercampur dengan detakan yang keras di sana,ia memang memberanikan diri berucap seperti itu,ia tidak punya pilihan lain.selain kata berani.

“maaf kakek…anin tidak ada cara lain...anin akan mengabdika diri anin untuk suami anin kek...untuk cucu kakek. Ucap dalam hati anin.

Dengan air mata menggenang di pelupuk matanya,Sedangkan rendi senyam senyum yang dari tadi menguping pembicaraan anin dan kakek dari telepone yang ada di kamarnya,


dosenku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang