bik ani dan bik ana yang melihatnya terkikik
"tuan perhatian juga"bisik bik ani,
rendi yang mendengar langsung berdiri dan menyerahkan mangkuk sub pada bik ana,
"bik...kamu yang suapi dia "katanya sambil duduk di sofa,
setelah sup habis,anin menyandarkan tubuhnya di tepian ranjang,
kepalanya masih terasa berat dan berputar...seakan semua melingkar-lingkar,dengan sedikit gemetar dan lemah...
"pak rendi...kenapa anda membantu merawat saya??"
tanyanya penasaran.
"apa kau bodoh hah!!!"
teriak rendi seketika,yang membuat kedua bibi kaget.
"kau tau...sedang hujan tapi kau tidak berteduh!
apa itu caramu menyeleseikan masalah?"
kata rendi dengan nada marah nya.
"apa pedulimu,"sahut anin dengan ketus nya namun masih dengan nada lemahnya."sudahlah percuma juga membahasnya sekarang,"
jawab rendi singkat.lalu pak totok mengetuk pintu,ia membawa dokter keluarga masuk ke dalam kamar,
"pak rendi...maaf saya sedikit terlambat datang,"
ucap dokter itu dengan sopannya.
"nggak apa apa dok silahkan..."ucap rendi,lalu dokter itu pun memeriksa tubuh lemah anin.setelah usai dokter itu menghampiri rendi yang duduk di sofa,
"pak rendi...sepertinya nona ini kekurangan zat gizi,"ucap dokter itu yang membuat mata rendi terbelalak tidak percaya.
"terimakasih dokter..."ucap rendi yang lalu dokter itu memohon diri,dan bi ani serta bi ana pun ikut memgantar kepergian pak dokter.
"tidurlah..."kata rendi pada anin.
"lalu anda tidur dimana?"tanya anin penasaran.."apa pedulimu,"
sahut rendi sambil melipat tangan di dadanya rendi tiduran di atas sofa,
anin menarik selimutnya lalu memejamkan matanya,baru sebentar lalu ia tertidur.
karena ranjang pak dosennya ini sangatlah nyaman...anin merasa seperti di dekap hingga benar-benar lelap.
tepat pukul satu dini hari,
masih terdengar guyuran hujan yang membuat hawa semakin dingin,rendi beringsut meringkuk di sofa,masih dingin...lalu berguling di lantai di atas karpet tebal,makin dingin,tanpa sadar rendi berpindah di ranjang masuk kedalam selimut,
"heemmzzz...hangaat begitu nyaman.."
pikir rendi sambil terlelap,ia masih belum sadar akan apa yang ia lakukan.
ke esokan paginya,
cuaca cerah...sinar mentari menusuk nusuk masuk ke dalam kamar,dari jendela besar kaca yang tirainya masih tertutup namun hanya sebagian saja.
anin sadar tengkuknya terlalu hangat(karena tiupan nafas rendi)anin sedikit beringsut melorot dari tempatnya baring,lalu di rasakannya sesak,dan anin membalikkan badannya,betapa terkejutnya ia saat tepat di depan wajahnya berhadapan wajah rendi yang masih terlelap dengan tampannya.sesaat anin menatap nya lekat seperti mimpi yang ia rasakan,lalu ia pun tersadar saat hembusan hangat nafas rendi menerpa wajahnya.
"aaaakhh...."
seketika anin berteriak dengan sangat lantangnya,yang membangunkan rendi dari tidurnya.
"apasih pagi-pagi triak-triak...aku tidak tuli,"
sahut rendi begitu saja dengan nada uring-uringannya karena ada yang mengganggu tidurnya.
"kenapa kau disini?,"tanya anin yang tak karuan,
dengan perasaan cemas nya.
"ini kamarku dan ini tempat tidurku,"
sahut rendi yang masih belum sadar akan kelakuannya.
"oh...astaga...""oh...astaga..."tiba-tiba mulut rendi menganga terkejut dengan apa yang di perbuatnya.
sontak rendi terperanjat melonjak bangun dari ranjang,
"oh...maaf maaf kan aku anin...aku tak bermaksud mesum...sungguh aku tak sadar semalam berpindah tempat."kata rendi dengan sungguh-sungguh.
anin hanya terdiam..
tiba-tiba hening sesaat sampai terdengar ponsel rendi bergetar lalu berbunyi,
"kakek.."ucap rendi langsung saja ia duduk di tepian ranjang memunggungi anin yang duduk di bekakangnya,
"halo kakek..."
jawab rendi yang tanpa sadar menerima video call kakeknya.
"hachuuuu...."
tiba tiba anin bersin dengan nyaringnya,yang sontak tangannya membekap mulutnya sendiri.
dan sekali lagi...
"haaachhu..."
seketika rendi tersadar lalu merubah posisi duduknya,namun kakeknya sudah mendengar siapa yang bersin-bersin,
dan melihat siapa yang berada di belakang punggung cucunya itu.
"anak nakal...kau tidur dengan gadis?coba aku lihat siapa itu?"pinta kakek memaksa,
"kek...bukan siapa siapa kek..."jawab rendi.
"ayo tunjukkan pada kakek,"
sahut kakek geram.
"baru saja kakek keluar kota kamu sudah dapat cucu mantuku rend,"ucap kakek sambil terkekeh senang.
"bukan kek...tidak seperti itu..."sahut rendi lagi.
"cepat berikan telephonenya,"
gertak kakek,dengan nada marah nya.
dengan terpaksa rendi menyerahkan ponsel nya pada anin.
"ini kakekku nin...dia ingin bicara padamu..."
kata rendi menerangkan.
lalu anin mengangguk sambil menerima telelephone rendi."kakek...saya anin...maaf...saya tidak bermaksud mengganggu cucu kakek.."jawab anin lemah,rendi yang melihatnya pun tidak tega,
"sudah nin...kamu istiraharlah lagi,kamu masih lemah,"
kata rendi sambil mengambil ponsel dari tangan anin.
"kakek...kapan kakek berkunjung lagi?nnti rendi jelaskan kek...sekarang rendi matikan telephone nya ya..."
lalu rendi pun mengakhiri panggilannya.
kakek hanya terpaku tak percaya,cucunya punya kekasih,
"syukurlah...akhirnya cucuku suka wanita juga,"
ucap kakek sambil tertawa-tawa...bahagia.
anin kembali memejamkan matanya,karena kepalanya masih pusing,
dan saat anin bangun...hari sudah pagi,
di lihatnya sekeliling,kemana pak rendi pergi,lalu anin berjalan menuju kamar mandi,lalu ia mencuci mukanya kemudian turun ke lantai bawah,
"nona sudah bangun..."sapa bi ani,"nona sudah baikan??"tanya bi ana,"sudah bi...pak rendi kemana?"tanya anin ingin tahu.
"biasa tuan jam segini joging keliling daerah sini non..."
"panggil saya anin saja bi...saya bukan non...atau nona.."
sahut anin sembari senyum.
di liriknya jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi,perutnya sudah mulai keroncongan.
"kenapa pak rendi lama sekali bi...?"tanya anin...
"biasa tuan sambil ngobrol sama tetangga non...eh anin..."
"apa kau mencariku...?"
sahut rendi dari depan...dengan tiba-tiba yang baru masuk dari pintu utama.dengan celana panjang dan kaos oblong putih polos nya.rambut terurai yang sangat lembut jatuh menutupi sebagian keningnya.sesaat anin pun terpesona menatap sosok tampan yang kini mendekat ke arah nya.
"tidak...aku tidak mencari anda kok,aku...hanya merasa lapar...kalau anda tidak cepat datang...aku bisa bisa mati kelaparan,"kata anin sambil menuju meja makan,karena perutnya sudah terlalu lapar,dan tanpa sungkan sama sekali.sungkannya sudah pergi dan terganti rasa lapar.
"ayok makan,"ajak rendi seketika karena ia mengerti.
lalu anin bergegas mengambilkan makanan untuk tuan rumah terlebih dahulu,itu lah etika yang ia fahami saat di meja makan saat keluarganya masih utuh dahulu.
"terimakasi... "ucap rendi.
sambil menerima piring yang penuh dengan makanan dari tangan anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
dosenku suamiku
RomanceAnin seorang mahasiswi semester akhir yang tanpa sengaja bertemu dengan rendi dosennya ia cucu pemilik fakultas tempat anin kuliah,anin yang kala itu terlilit hutang rela menikahi rendi yang mau melunasi semua hutang hutang nya.dan rendi yang kala i...