Chapter 2

385 55 43
                                    

Kini Revan dan mamanya sudah keluar dari ruangan dokter,  dan benar saja kalau tangan Revan itu patah. Saat sedang menunggu mamanya yang menebus obat untuk dirinya, ia melihat gadis yang menabraknya tadi disekolah itu.

Saat Reina  lewat secepat kilat Revan menarik tanganya, sontak Reina berbalik dan langsung menabrak dada Revan. Keduanya diam dalam tatapan itu,  tak ada yang ingin memutuskannya sehingga Reina pun tersadar dan langsung memundurkan langkahnya.

"Hei.. Lo cewek yang tadi nabrak gue dilorong sekolah kan?,  ngaku lo kali ini lo gak bisa kabur lagi". Serbu Revan membuat Reina kembali mengingat kejadian tadi, saat ia terburu-buru menuju rumah sakit.

"Iya gue cewek yang nabrak lo, kenapa?!  gue kan udah minta maaf tadi". Ujar Reina merasa tidak bersalah, karna ia sudah meminta maaf tadi dan itu menurutnya urusan mereka telah usai.

"Maaf lo gak cukup, liat gara-gara kelakuan lo tangan gue jadi patah. Dan otomatis gue gak bisa ngapa-ngapain lagi, dan gue mau lo harus tanggung jawab sekarang!" ujar Revan yang merasa gadis ini harus bertanggung jawab padanya.

"Ok.. Gue bakal tanggung jawab, tapi dengan cara apa? " tanya Reina

"Dengan cara lo harus jadi asisten gue sampai tangan gue sembuh, lo anter jemput gue. Bawa barang barang gue, dan masih banyak banget kerjaan gue yang tertunda karna ulah lo yang ceroboh itu". Ujar Revan menampilkan smirk nya

"Gak bisa gitu dong, gue gak mau jadi babu lo! " kukuh Reina menolak permintaan Revan.

"Enak aja lo, setelah apa yang lo lakuin ke gue lo gak mau tanggung jawab?!"gerutu Revan.

"Pokoknya gue gak mau tau lo harus, tanggung jawab besok lo jemput gue dirumah gue, gue tunggu jangan lama gue gak mau telat". Lanjut Revan tidak memberikan celah untuk Reina menolaknya.

"Oke gue bakal tanggung jawab,  tapi gue jemput lo pakek apa? gue gak punya mobil atau pun motor". Jawab Reina

"Lo pergi kerumah gue naik taksi atau apalah, truss dirumah gue kita berangkat naik mobil gue. Dan lo yang nyetir, lo bisa kan nyetir mobil? " tanya Revan pada Reina.

"Ya bisalah cuma nyetir mobil doang mah,  oke mana alamat lo? " ujar Reina menanyakan alamat rumah Revan.

"Nanti gue kirim, btw nama lo siapa?  Dan mana nomor wa lo? ". Tanya Revan, yang baru sadar kalau dia belum mengetahui nama gadis dihadapannya ini.

"Nama gue Reina Maulidya Ariesta, kalok lo sendiri nama lo siapa? ". Tanyanya karna ia memang belum mengetahui nama lelaki yang berdiri didepannya ini.

"Nama gue Revan Febrio Mardhika, sini hp lo!" ujar Revan. Reina hanya pasrah saat Revan meminta handphone nya, jujur ia malas berdebat.

"Oke besok lo gue jemput jam 6 pagi, dan sekarang gue boleh pulangkan? " tanya Reina yang sudah malas meladeni Revan.

"Hm, sekarang lo boleh pulang. Ingat! besok jemput gue jangan sampe telat, gue gak suka orang yang lelet dan ceroboh kayak lo! ". Ujar Revan, Reina yang memang sudah sangat-sangat malas meladeninya hanya mengangukan kepalanya sebagai jawaban.

                         💦💦💦

Sesampainya dirumah, Reina langsung kekamarnya dan membersihkan diri.  Tak membutuhkan waktu lama ia sudah kembali dengan baju santainya, dan bersiap untuk kembali kerumah sakit menemani mamanya.

Saat menuruni tangga handphone Reina begetar, menampilkan sebuah panggilan.

Sherly is call...

Reina yang melihat nama Sherly, yang tertera dilayar ponselnya lantas menekan tombol hijau.

"Halo.. Kenapa Sher? "

"Lo lagi dimana ni? Gue boleh nginep dirumah lo gak Rei? "

"Lo mau nginep? Tumben, kenapa ada masalah? "

"Bokap nyokap gue pergi keluar kota, dan gue dirumah sendiri. Lo kan tau kalo gue penakut, jadi gue pengen nginep dirumah lo. Boleh ya Rei?  Pliss.. "

"Bukannya gue gak mau lo nginep, gue sih seneng. Tapi masalahnya gue gak ada dirumah,  gue harus kerumah sakit nemenin nyokap gue".

"Tante Sarah sakit Rei?! Kenapa lo gak kabarin gue sih?! "

"Sorry, tadi gue buru-buru banget jadi gak sempet kabarin lo".

"Yaudah, sekarang lo dimana?  Masih dirumahkan? "

"Iya gue masih dirumah, mau berangkat ke rumah sakit".

"Lo tunggu didepan rumah gue kesana sekarang, jangan berangkat dulu oke? "

"Hm, gue tunggu tapi jangan lama-lama ya"

"Iya gue gak bakal lama, yaudah bye.. "

Panggillan pun terputus, Reina segera mengunci pintu rumahnya dan berjalan menuju pintu gerbang rumahnya. Dan benar saja Sherly sudah tiba disana dengan mobilnya, Reina tanpa basa-basi langsung masuk kedalam mobil dan mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit.

TBC 🌈

Jangan lupa vote and comment

REVANREINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang