Pengunjung pertama

1 1 0
                                    

"Lo cuma bisa pulang ketika lo punya rumah"

Apa arti rumah buat lo?

Kalau gue, gak tau

Gue gak tau arti rumah.

Karena gue ga punya rumah.

Saat gue cuma punya baju yang gue kenakan dan tidur di semua sudut kota dan ditemani lampu jalanan yang kadang redup, gue seakan gak pantas untuk menceritakan apa itu rumah.

Gue cuma seonggok manusia yang gak punya tujuan, dan katanya rumah itu salah satu tujuan ketika lo letih sama hidup, katanya rumah satu-satunya tujuan yang bisa bikin raga lo membaik.

Apa iya?

Jangan tanya gue, karena gue cuma Jauza. Si sebatang kara.

Gue cuma salah satu anak jalanan yang gak tau apa arti rumah dan tujuan.

Gue dibesarkan dengan tamparan dan panas terik matahari. Sampai suatu hari matahari mengajak gue untuk lari, lari dari penjara yang membesarkan gue. Matahari terus mengatakan

"Udah saat nya Jauza bebas"

Sampai dimana keringat gue bercucuran, sampai dimana gue gak melihat unsur yang meneriaki gue untuk lari. Ternyata hilang. Matahari nya hilang, dan ada sesuatu yang menyambut gue.

Hah....

Tetesan air. Datang dari langit. Atau dari kedua mata gue?

Yang pasti mereka melebur. Gue dan hujan. Jadi satu dalam hembusan angin yang bikin kedua air yang jatuh itu semakin deras.

Lutut gue terasa lemas dan pandangan gue mengabur dan terus menjadi gelap.

Gelap dan kosong

Saat gue membuka mata, gue terlahir.

Sebagai Jauza yang bisa berdiri tegak dengan dirinya sendiri.

Satu per satu

Langkah demi langkah

Perubahan demi perubahan

Dan keringat pertanda usaha keras gue

Jauza terlahir wahai dunia.

Diri gue yang sebatang kara dan gak punya apa-apa. Tapi ternyata tuhan memberi gue jembatan yang harus gue sebrangi dan sampai di suatu tempat. Sepenggal. Tempat yang berhasil gue datangi karena sebuah jembatan kehidupan yang diberikan tuhan.

Gue cuma punya sepenggal, sebagai tujuan.

Sebagai orang yang gak punya tujuan hidup kaya gue, rasanya aneh memiliki suatu hal untuk dituju. Karena gue gak merasa harus punya tujuan untuk mengerti kehidupan. Gue hanya ingin berjalan pelan tanpa tau ternyata itu sebuah perjalanan.

Ada saat dimana gue selalu duduk di depan sepenggal dan melihat orang-orang berlari sampai letih karena mengejar sebuah tujuan dan gengsi akan kehidupan mereka yang gak bisa gue lakukan. Gue melihat banyak orang bekerja keras tanpa tau makna untuk berhenti sejenak.

Saat lo ingin menuju sebuah tempat, lo harus berjalan untuk sampai ke sana, gak perlu lari. Cukup jalan dan nikmati pemandangan nya dan ketika sampai, ada sebuah rasa senang sementara yang akan lo dapat dari sebuah perjalanan mencapai sebuah tujuan.

Sementara.

Persepsi dari waktu yang gak selamanya. Gue gak mau memiliki perasaan yang sementara. Karena setelah kata sementara perasaan itu akan hilang.

Tapi gue pun sadar. Semua ini memang sementara. Gue, elo, dunia ini dan sepenggal. Hanya sementara.

Gue bukan tuhan yang semua kalimatnya benar, maka maafkan gue ketika apa yang menjadi cerita gue memiliki makna salah untuk lo. Gue cuma manusia. Lo juga, kan?

Jadi....

Sebagai pengunjung pertama, gue Jauza memberikan lo sebuah cerita. Yang mungkin akan lo sadari dalam perjalanannya ada sebuah cermin besar yang menghadang lo.

Cerita gue cuma cerita sederhana, cerita tentang gue yang gak pernah berlari untuk sebuah tujuan.

Karena rasanya itu cape, walaupun saat sampai lo mendapat sesuatu yang lo perjuangkan. Kaya waktu lo sekolah lo berusaha jadi yang paling berprestasi dan paling pinter untuk bisa dipandang sebagai siswa teladan dan masuk ke sekolah lanjutan yang bergengsi atau favorit, dari yang gue lihat itu sebuah kebanggan. Atau sebuah kegengsian dalam menghadapi hidup, gue gak tau rasanya karena gue gak sekolah, saat dulu ada anak seumuran gue memakai seragam abu-abu yang mendatangi gue saat gue yang seharusnya memakai seragam seperti itu juga tapi gue gak bisa karena gak mampu, dan menanyakan kemana gue akan lanjut untuk kuliah. Gue bilang gue gak kuliah, dan dia tertawa meski gue gak tau apa yang ditawakanya, tapi rasanya sakit saat mendengar itu.

Hanya karena gue mengatakan "Gue gak kuliah" gue ditertawakan dan diabaikan oleh dunia dan orang-orang di dalamnya.

Tapi apa yang lo dapet setelah lo sampai di tujuan? Rasa bosan. Ketidakpuasan.

Karena itu, gue hanya ingin berjalan pelan tanpa ingin punya tujuan.

Karena saat punya sepenggal sebagai tujuan, gue kadang merasakanya.

Tapi doakan gue untuk bisa menjalani nya.

Karena setelahnya gue akan tau bahwa sepenggal tempat gue belajar, dari sebuah cerita dan pengalaman dari para pengunjung yang gak sengaja lewat dan menjadi bagian dari ini.

Karena sepenggal tempat mereka bercerita.

Atau rumah yang ternyata bisa membuat raga lo membaik?

Itu terserah jiwa dan persepsi lo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEPENGGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang