[13] A Man with Knife || Minsung

|| 11 •

× Man With Knife || Minsung
× Act - 1

•
•
•
•

Jisung menatap woojin dengan beberapa rekan kerja lainnya di dalam sebuah Ballroom super mewah itu

Canggung . jisung tidak tau jika woojin sedang mengadakan rapat besar

Jangan lupakan pakaian yang sedang jisung pakai saat ini . pakaian hitam serba ketat dan jangan lupakan stocking hitam nya

Pakaiannya sangat kontras dengan para lelaki di dalam ruangan yang memakai kemeja mahal mereka

Sungguh memalukan

"U-um .."

'Siapa dia '

'Bagaimana lelaki itu bisa masuk ke dalam sini ?'

'Pakaiannya mini sekali-'

Kira-kira begitulah bisikan-bisikan para lelaki di dalam ruangan itu membicarakannya

"Jiji .. Kemari"

Beberapa pasang mata terkejut saat woojin malah memanggilnya mendekat . dengan langkah ragu jisung melangkah mendekat

"Dia ..bernama jiji , salah satu kenalan ku .seorang striptease yang lumayan untuk menghibur di saat bosan"

Beberapa dari mereka membulatkan bibirnya paham oleh ucapan woojin

Jisung tidak mengerti mengapa woojin memanggil nya kali ini .

"Karena dia ada di sini .. Bagaimana jika kita melihat sedikit penampilannya"

"Penampilan ? .. Maksud anda apa dia akan menampilkannya sekarang ... Di sini?"

Woojin menyeringai kecil dan mengangguk

"Hm. Apa kau keberatan.... Jiji ?"

Jisung ? Tentu saja tidak bisa menolak apa yang diperintah woojin . ia tidak ingin uang perjanjian antara dirinya dan minho dipotong begitu saja

"Aku tidak keberatan sama sekali"

Woojin tersenyum penuh kemenangan dan mempersilahkan jisung untuk naik ke atas meja panjang yang ada di depan nya

"Yahh mari kita lihat saja . semoga lelaki manis ini bisa menampilkan yang terbaik ya .. Karena sepertinya kenalan woojin itu semua nya sampah dan kurang bermutu kan ? Hahaha"

Sebagian besar dari mereka tertawa lantang . sangat lantang hingga memeka telinga , jisung merasa ada yang tidak beres dengan mereka semua

Jisung mengalihkan pandangannya menatap woojin di samping tubuh

Ia melihat woojin yang tersenyum namun detik berikutnya Senyum itu luntur terganti dengan tatapan dingin

"Ya... Tertawalah selagi kalian bisa" bisik lelaki berahang tegas itu