Trial pat 3

89 13 5
                                    


1% adalah jumlah nyaliku saat ini. 

Aku memandangi kopi yang siap disajikan ke pelanggan. Pada Raiden lebih tepatnya.  Kopi yang kubuat sepenuh hati untuk orang yang kusukai. Kuhela napas panjang untuk menenangkan debar jantungku yang berlompatan. Kuhembuskan napas dennen penuh tekad, Raiden ... aku siap.

Lima meter, sepuluh langkah menuju meja manusia jenaka di pojok sana ... Cuaca cerah dan sinar matahari yang hangat di luar tak bisa menembus jemariku yang rasanya mulai membeku. Jangan sampai aku menjatuhkan nampan yang kupegang.

Setelah sepuluh langkah yang melepaskan lututku, akhirnya aku sampai di hadapan Raiden. 

"Halo, Raiden--,"

"Hai Babe, sorry I'm late," itu bukan suaraku, dan jelas bukan suara Raiden.

Cewek berambut pirang tempo hari ... membuat Raiden berdiri lalu mereka saling cium pipi,  kiri dan kanan. Kehilangan kata, kuletakkan kopi di meja.

"Hai Flavia, English Breakfast for my girlfriend, please. Thanks," kata Raiden sopan, tapi meremukkan. Dia belum melihat kopiku--kopinya. Girlfriend

"Sure," sahutku sambil tersenyum lalu meninggalkan mereka.

Tunggu. Aku menyadari sesuatu. Raiden tahu namaku?

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang