10 Desember 2018

12 7 1
                                    

Jam tangan ku menunjukkan pukul 03.15 dimana waktunya aku pulang ke rumah lalu- Membaca buku?

Sekarang aku masih berada di koridor sekolah, menuju parkiran karena hari ini aku membawa motor.

Saat sampai di parkiran sekolah,

"udah gendut! Jerawatan! Kusam, dekil, idup lagi! Hahahaha" Ejek seseorang sambil tertawa.

Akupun hanya bisa menunduk sambil melanjutkan berjalan tanpa berani membalas ejekan orang tersebut.

Sudah terbiasa.

Ejekan seperti itu merupakan makanan sehari hari bagiku. Jika kalian bertanya mengapa aku tidak marah? Tidak kah kamu merasa sakit hati?

Awalnya aku memang marah. tetapi jika di pikir-pikir, untuk apa aku marah? memang benar kenyataannya begitu bukan? Aku memang jerawatan, gendut, kusam, dekil.

Untuk masalah sakit hati atau tidaknya, pastinya kalian tahu jawabannya bukan?

Tentu saja aku sakit hati. Hanya saja, aku tidak menunjukkan rasa sakit hatiku kepada orang lain. Maupun itu sahabatku.

Oh, maaf aku lupa! Aku tidak memiliki sahabat, hehe.

Aku lebih suka memendamnya sendiri. Karena aku tahu, mereka hanya penasaran, bukan peduli.

Sudahlah, kata kataku tidak penting bukan? Apakah kalian menyesal melihatnya?

Oh iya, aku lupa memberitahu karena terlalu asik bercerita, sekarang aku sudah sampai di halaman rumah.

Aku langsung memasukkan motorku ke dalam garasi yang didalamnya terdapat 1 sepeda antik, milik papa. Lalu masuk ke dalam rumah.

Rumahku sepi, seperti biasanya.

Lalu aku pun langsung berjalan ke kamarku, mengganti baju, setelah itu duduk di meja belajar sambil menulis di sebuah buku yang ku beri nama,

Davina's Diary.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Davina's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang