Orang lemah, orang lemah membutuhkan pendamaian dari Tuhan karena dosa telah membuat orang menjadi rentan terhadap dosa dan dampak-dampaknya yang merusak. Karena itu orang berdosa diibaratkan sebagai sebagai orang yang dilemahkan oleh kekuatan dosa dan akibat-aibatnya. Kepada manusia yang lemah dan kalah itulah Yesus Kristus mau (rela) berkorban. Ia memikul seluruh kelamahan manusia. Kematian Kristus bukanlah sebuah kekalahan terhadap dosa, tetapi sebuah cara Allah menggantikan semua kelemahan manusia di dalam diri-Nya. Dia rela menanggung segala kelemahan dan kekalahan manusia itu di dalam diri-Nya.
Orang durhaka, orang yang tidak percaya, yang tidak hidup kudus dan cenderung memberontak atau tidak taat kepada Allah. Sikap manusia durhaka membuat murka Allah sebab berlaku durhaka disamakan dengan penyembahan berhala (1 Sam 15 : 23). Atas orang-orang yang durhaka itulah Yesus Kristus telah rela menanggung murkaa Allah yang mengerikan. Pendamaian itu dilakukan Kristus dengan cara menggantikan posisi orang-orang yang dimurkai itu diatas salib. Dengan cara itulah Kristus memandamkan amarah Allah atas orang-orang durhaka. Kematian Kristus memberikan sebuah kesempatan bahwa keadilan Allah atas pemberontakan manusia telah dibayar dengan tindakan penuh belas kasih. Pendamaian Kristus telah memberikan kesempatan bagi manusia melihat Allah yang nyata.
Seteru, seteru Allah adalah manusia yang anti dan suka melawan perintah Tuhan. Seteru Allah selalu megambil posisi berseberangan dengan segala kebaikan, memihak kepada semua kejahatan. Perseteruan dengan Allah menyebabkan manusia saling membenci daan saling membinasakan. Pengurbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah sebuah tindakan kasih yang luar biasa bagi para pembenci nya. Dengan pendamaian itu, Kristus merangkul musuh-musuh-Nya menjadi sekutu Allah. Pendamaian Kristus itu telah menjadi kesempatan manusia berdamai lagi dengan Allah dan berdamai kembali dengan sesama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Tâm linhSiapakah Aku? Sebuah pertanyaan pertama kali yang muncul saat manusia lahir ke dunia. Namun, pertanyaan itu tak bisa kita jawab karna manusia belum mengetahui siapa dirinya dan apa tujuan ia lahir ke dunia. Manusia bagai sebuah kertas putih kosong t...