Saat aku pertama kali melihatmu tertawa
☆☆☆
Awan sore di kota begitu indah dan cantik hari ini, sepertinya sangat menggambarkan suasana hati dua insan anak manusia yang sedang tertawa lepas diatas sepeda motornya. Entah apa yang mereka bahas, tetapi nampak jelas senyum cerah mengukir diwajah keduanya.
"Udah deh lu cit gausah halu deh, gak mungkin tuh Dean suka juga sama lu. Kebanyakan jadi fangirl si lu halu mulu jadinya."
"Apaansi Ri, kok lu jadi bawa bawa hobby gua! Tapi kalau bener Dean suka juga sama gua gimana."
"Nih ya cit lu aja cuma jadi penggagum rahasianya dia, ya mana dia tau lah perasaan lu."
"Gua yakin ko pasti Dean itu juga suka sama gua."
"Lagian ya cit kalau lu jatuh cinta diam-diam alias Cuma jadi pengagum rahasia lu harus siap juga untuk patah hati."
"Ih apaansi Ri."
"Ya gua si ngasih tau saja. Dari dulu juga sudah gua kasih tahu kan."
"Pengalam pribadi gua ini Cit." sambungnya...
"Ah itu si memang lunya aja jadi cowok pergerakannya sedikit lambat. Jadinya orang yang lu suka keburu di ambil orang kan."
"Pokonya ya ri gua mau banget pacaran sama Dean. Abis itu gua meracuni dia untuk suka dengan Day6 dan kita akan nonton konser bareng." Hahaha tawa lepas Citra yang begitu bahagia saat membayangkan sesuatu yang sudah ia impikan sejak lama. Menonton konser artis kesukannya bersama dengan seseorang yang spesial dalam hidupnya.
Mendengar ucapan itu membuat Ari tertawa dan ingin terus-terusan meledek Citra. "Itu gak mungkin terjadi cit. Serem deh cit halu lu semakin bertambah, mending ya cit saran gua kalau udah sampe rumah lu mandi deh biar pikiran lu seger. Gak halu kaya gini."
"Kenapa si ri lu tuh ngeledek gua mulu. Harusnya lu sebagai sahabat gua yang baik doain gua kek, malah bukannya ngomong kaya begitu"
"Lagian ya cit, pasti dia mikir lah mana mau dia suka sama cewe jele kaya lu. Udah gitu jarang mandi lagi. Gua juga sebagai cowok ogah"
Kesal dengan apa yang barusan diucapkan oleh Ari, Citra pun tanpa sepatah kata apapun langsung menggigit pundak Ari dengan gemas. Dan Ari pun meringis kesakitan tetapi ia tersenyum lebar dan merasa bahagia. Entah apa yang membuatnya bahagia, sepertinya kehadiran gadis yang di bonceng olehnya. Keduanya asyik mengobrol sepanjang perjalanan. Berbincang tentang banyak hal seru. Terlihat jelas dari ekspresi keduanya mereka sangat menikmati obrolan tersebut.
Ari dan Citra telah menjadi teman akrab sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas lebih tepatnya saat mereka masih kelas 10. Mereka menjadi dekat berkat wali kelas mereka yang memasangkan keduanya untuk menjadi teman sebangku. Awalnya ada rasa canggung diantara mereka sehingga membuat Citra tidak nyaman. Ditambah Citra sangat sebal dengan Ari yang memiliki sifat menyebalkan, suka mengganggu dan tidak pernah serius. Lama kelamaan Citra terbiasa dengan sikap Ari, begitupun Ari sangat terbiasa dengan sikap Citra yang sedikit raga gesrek.
Dari kelas 10 sampai sekarang mereka selalu berada dikelas yang sama. Dan itu semakin menambah kedekatan diantara mereka. Mungkin saking terlihat dekat dan terus-terusan bareng tidak sedikit orang-orang yang salah mengartikan akan kedekatan keduanya. Bahkan guru-guru disekolah pun salah mengartikan kedekatan diantara Ari dan Citra. Menurut mereka berdua, mereka hanya sepasang sahabat yang selalu berbagi keluh dan kesah tidak lebih dari itu. Padahal Ari dan Citra menjadi teman akrab sampai sekarang karena guru guru sekolahnya juga. Sebab mereka berdua selalu berada di kelas yang sama.
YOU ARE READING
Guardami
Teen Fiction"Aku benci, kita terlalu menikmati zona nyaman ini. Sehingga kita tidak pernah mau jujur terhadap perasaan masing-masing" Mungkin siapapun pasti pernah merasakan jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Dengan penuh perasaan campur aduk untuk menyampa...